Berdirinya pondok pesantren Al-kahfi yang terletak di lokasi pegunungan. Luasnya dasar-dasar pegunungan yang tak terkisaran itu penuh menghiasi keindahan pondok pesantren.
Dusun-dusun pekampungan dengan rindang pepohonan menggambarkan keelokan, disertai suasana asrinya.
Selain keindahannya dengan pegunungan yang luas mengelilingi, ada pun lahan-lahan pertanian yang luas bersusun tingkat. Ada beberapa bagian lahan pertanian yang murni milik pesantren Al-Kahfi. Sungguh menakjubkan, inikah yang di namakan surganya dunia?
Pagi ini menyapa, dengan cruitan burung-burung liar menyambut dunia pagi.
Taman-taman indah dengan lingkungan khalis.
Suatu kebersihan adalah bagian utamanya anak santri.
Deretan rumah panggung nampak bersusun-susun karena terdapat dataran tinggi, bangunan asrama santri. Diantara bangunan asrama terdapat bangunan lawas berlantai dua beralaskan dinding kayu jati, dengan seisi pondasi di dalamnya menggunakan bahan kayu jati yang sudah terlapisi dengan cat kayu, bangunan yang bisa di sebut rumah ndalem atau tempat bersinggahnya para pengasuh pondok pesantren.
Di dalam rumah tersebut terdapat kehidupan berkeluarga, di antaranya Meira. Meira yang hanya hidup bersama om dan tantenya beserta dua saudara sepupunya.
Dzai dan Sarah, keduanya adalah om dan tantenya Meira sekaligus orang tua Meira saat ini, keduanya yang telah membesarkan Meira sejak kecil dulu. Keduanya begitu menyayangi Meira layaknya putri kandungnya sendiri.
Sarah adalah adik dari almarhum ayah Meira pemilik pondok pesantren Al-kahfi sementara Dzai suami Sarah, kini menjadi penerus pengasuh pondok pesantren, menggantikan posisi mendiang kedua orang tua Meira.
Keduanya hanya menjalankan tugas yang di amanahkan oleh kedua orang tua Meira sebelum kepergiannya.
*****
"Jadi ning akan menikah?"
"Dengan siapa?"
"Gus?"
~~~~~~~~~
Meira, Gadis itu tengah muram durja berdiam diri dalam ruangan kamarnya yang di hadiri suasana tamaram. Diam melamun menangkup kebimbangannya.
Laki-laki itu benar mau menikahiku? Apa yang ia inginkan dariku? Ia benar tulus menikahiku dengan kekuranganku?
Hatinya begitu tak meyakini akan suatu hal yang dilaluinya nanti.Meira hanya khawatir akan kenyataan yang terjadi setelahnya. Ia cemas. Pernikahannya akan berlangsung besok, ini bukan hitungan hari ataupun bulan apa lagi tahun melainkan hitungan jam.
Ya Allah, di saat takdir ini akan datang menjemput hamba, mengapa perasaan hamba seolah tak meyakininya? Maafkan hamba jika hamba meragukan atas takdirmu, mohonkan hamba, yakinkanlah hamba jika ini adalah takdir terbaik hamba.
Damai berkeluh kesah pada sang pencipta. Mengungkit keresahan dalam relungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)
General Fiction⚠️Wajib folow dulu sebelum baca⚠️ 'Sebelumnya saya sudah memiliki kekasih, hubungan sudah berjalan tiga tahun lamanya, dia wanita setia yang telah menemani perjuangan saya dari nol hingga berada di titik yang sekarang ini. Tidak mudah meninggalkann...