Chapter 1

3.1K 422 1
                                    

"bagaimana para saksi?"

"Sah!"

~~~~~~~~

Triiing ...!!

Bel asrama santri nyaring berbunyi, membisingi gendang telinga.

"KUMPUL KUMPUL! DITUNGGU DI AULA!"

"TELAT HITUNGAN LIMA, SIAP-SIAP JALAN JONGKOK!"

"SATU... DUA... TII ....!"

Seruan tegas seorang wanita terdengar dari pelataran asrama santri. Mengumandang para santri yang masih berhimpun di area asrama.

Jika seruannya yang sudah terdengar, tentunya bereaksi cepat membuat para santri bangkit kelabakan. Paniknya mereka yang dirasakan setelahnya.

"Tunggu-tunggu lagi pakai hijab!"

"Lagi mandi dulu sebentar!"

"Duh, hijabku mana!?"

"Mana sarungku!?"

"Mbak ngantri!"

Gemuruh dan kerusuhannya para santri di dalam asrama.

Ramai para santri bersimpang-siur, berlarian-larian menuju tempat pengumuman.





******

Berdirinya pengurus pondok pesantren di tengah luasnya aula, menghadap tegap ke seluruh pengguna asrama. Tatapan tegasnya mengatensikan pada tiap orang di sekelilingnya.

Lihatlah ia, sesosok Wanita  bertubuh besar, dengan kaca mata minusnya, identik dengan wajah garangnya yang menjadikan ciri khasnya sebagai pengurus pondok.

Tatapan yang mengamati ke seluruhan, memastikan bahwa setiap santri sudah berhimpun di tempat.

Para santri duduk melingkar, mengelilingi pengurus pondok tersebut. Kompaknya saling menunduk dan hanya ada keheningan yang tercipta.





*****

Pengumuman.

"PENGUMUMAN-PENGUMUMAN! PESAN DARI BU NYAI, TERUNTUK MBAK SANTRI DI WAJIBKAN PAKAI GAMIS PUTIH JILBAB PUTIH SERAGAM DAN DIKHUSUSKAN UNTUK PENGURUS PAKAI GAMIS HITAM JILBAB HITAM SERAGAM!"

"NANTI KUMPUL DI TENDA ACARA. JAM TUJUH SUDAH HARUS SIAP, KARENA ACARA IJABAN AKAN DIMULAI SEKITAR JAM DELAPAN!"

Informasi yang di umumkan dengan tegas di hadapan para santri yang berkumpul di aula pondok.

"Faham sampai sini?"

'Faham' Jawab mereka serempak.

Walau nampakanya begitu, tapi di belakang masih banyak santri yang saling menggrutu tidak setuju. Tak perlu khawatir, hal ini biasa dialami umumnya setiap orang, ketika mengalami perbedaan pendapat.












*****

Acara akad pernikahan putri kyai pondok pesantren Al-kahfi akan di adakan di masjid pondok pesantren Al-kahfi.

WELCOME

To our wedding

Meira & Fahmi

Ukiran kalimat pada papan selamat datang yang terletak di pintu masuk acara.

Semua para hadirin dan saksi keluarga pun sudah berhimpun di ruang acara, untuk menyaksikan ijab kobul.

Pengantin pria yang sudah duduk bersedia di hadapan wali nikah, untuk melafalkan ijab kobul.

Sementara pengantin wanita disinggahkan di dalam kamarnya sebagai tempat khususnya sebelum ia dipertemukan dengan sang suami.

Seorang gadis dengan ikatan nama Meira yang kini sedang menjadi calon pengantin sekaligus calon istri.

Di sepanjang waktu sebelum berakhirnya akad dan sahnya ia menjadi seorang istri. Gadis itu tak lupa untuk terus mengutarakan dzikir dan do'anya pada sang pencipta.

Banyak wanita-wanita lain yang menemaninya di dalam.

"Masyaallah cantiknya," Puji seorang wanita yang baru datang memasuki ruangan. Datangnya sembari membopong gadis kecil.

Wanita yang datang dan memujinya barusan adalah sepupunya Meira yang sudah berkepala tiga, Dira namanya.

Meira tersenyum dengan wajah gugup dan sikap gelisahnya,"Mbak, takut ...," Lirihnya dengan mata berkaca-kaca.

"Hssst ...! Jangan begitu. Ayok, bismillah. Semangat," Sanggah Dira tegas menyemangati.

"Jangan nangis, ingat makeupnya mahal," Tegur Dira dengan guyonnya, alih-alih menghilangkan ketegangannya.

Ucapannya puguh berhasil membuat Meira tertawa walau sedikit menahannya, karena tertahan dempulan makeup.

Sementara beberapa orang di sekitarnya pun ikut tertawa.

"Tante Ila tantik," Ucap gadis kecil dengan kalimat cadelnya memuji kecantikan tante kesayangannya, gadis kecil itu ialah Sifa anak dari Dira keponakan Meira.

"Masyaallah. Makacih cayang," Balas Meira sembari memiringkan kepalanya layaknya gadis kecil.

Setelahnya ia bercengkrama asik dengannya.

Gadis kecil itu pun tertawa girang memeluk gemas ibunya dalam bopongannya.







*****

"Tes tes tes!"

Suara sepiker masjid mendengung hingga tembus memasuki ruang pengantin, membuat Meira sampai bergidik tegang mendengarnya. Baru kalimat 'tes' yang ia dengar rasanya sudah lebih dulu membuatnya jantungan.

Bagaimana ia bisa tenang? Semua hal terasa menegangkan.

Ketegangan hal yang umum biasa dirasakan para calon pengantin saat melaksanakan acara pernikahan.

Duh gusti Allah kuatkan dan tenangkan hambamu ini, berkahi dan ridhoi selalu atas pernikahan ini, tumbuhkan cinta dan kebahagiaan dalam pernikahan kami, jadikanlah ini sebagai pilihan terbaiku ya Allah, renung Meira dalam hati, selama penantian ijab kabul.

Janlup mampir ig @cici_ai_ai

Janlup follow wp VellaAprilianadefinu


Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang