•Belanda•
Keisha kembali membawa Aliza yang nampak sedang asik memakan sebuah permen lolipop di tangan kanannya sedangkan tangan kirinya di genggam erat oleh Keisha.
Gilbert nampak senang melihat kedatangan Keisha bersama dengan Aliza. Segera pria itu membuka kan mereka pintu.
"Selamat pagi Aliza," sapa Gilbert dikarenakan waktu memang menunjukkan pukul 9 pagi.
"Pagi juga Uncle Gil," balas Aliza yang nampak tersenyum manis.
"Aliza sini, buka mantel mu dulu sayang," tutur Keisha yang segera mengangkat tubuh kecil putri nya itu duduk di kursi dan segera membuka mantel tebal yang menutupi tubuhnya.
"Terima kasih Mami, apakah Mami ingin pelmen? Liza punya satu di tas Liza," tawar Aliza yang segera mendapatkan gelengan dari Keisha.
"Tidak sayang, makanlah dan Mami minta mulai sekarang kurangi hobi mu memakan makanan manis Mami takut kau bisa terkena sakit gigi jika terus begini," nasehat Keisha yang mengelus surai milik putri nya itu.
"Baik Mami." Seperti biasa, gadis penurut sama seperti ibunya dulu.
Gilbert hanya bisa memerhatikan interaksi keduanya membuat Gilbert berpikiran bagaimana jika mereka menjadi keluarga suatu saat nanti, pasti akan sangat menyenangkan dan seru.
"Gil? Apakah tadi ada pelanggan?" tanya Keisha yang segera pergi ke kasir.
Gilbert yang mendengar itu langsung tersadar dari lamunannya. "Ah ada satu orang, dan kau harus mendengar ini Chelsea! Kau tahu pria itu mengatakan jika Aliza mirip dengan Kakaknya," ungkap Gilbert yang membuat Keisha langsung menatap Gilbert yang nampak antusias menceritakan hal itu.
"Pasti Kakak nya secantik Aliza," ucap Keisha yang berusaha positif thingking. Tidak mungkin dia bukan.
"Kau salah Chelsea, awalnya aku kira Kakaknya perempuan ternyata laki-laki! Wow, sekarang aku percaya jika di dunia ini kita di dunia ini kita memiliki kembar 7 orang! Hahaha!" Gilbert nampak tertawa senang sedangkan Keisha wajahnya langsung berubah menjadi pucat bahkan sekarang keringat dingin sudah mengucur dari dahinya.
"Mami!" panggil Aliza yang melihat Keisha nampak terkejut.
"Mami?!" panggil Aliza yang membuat Gilbert menghentikan tawanya dan beralih melihat Keisha yang nampak diam cukup lama.
"Chelsea? Kamu kenapa?" tanya Gilbert yang hendak mendekat untuk melihat lebih dekat dengan apa yang terjadi dengan Keisha.
"Jangan mendekat Gil," ujar Keisha yang membuat Gilbert mengurungkan niatnya mendekat ke arah Keisha.
"Kamu kenapa? Kamu nggak papakan Chel?" tanya Gilbert.
"Aku baik-baik aja. Kamu bisa kan meninggalkan aku dan Aliza dulu. Maaf aku bukan bermaksud mengusir mu hanya saja ada sesuatu yang harus aku bicara dengan Aliza," ungkap Keisha yang merasa tak enak dengan Gilbert.
"Baik lah, maafkan aku jika perkataan---"
"Tak apa Gil, aku sama sekali tidak tersinggung dengan apapun yang kau katakan tadi," potong Keisha cepat.
"Baiklah, kalau begitu aku pamit Chelsea. Uncle pergi dulu Liza," pamit Gilbert yang langsung pergi dari sana.
Kini tinggal mereka berdua. Keisha langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kursi memegangi dadanya dan merasakan jika detak jantungnya kini berpacu lebih cepat.
"Tidak mungkin itu Elvano," gumam Keisha.
Semua itu tidak terlepas dari tatapan mata Aliza yang menangkap ibunya tengah begitu khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN, sudahkah kau mencintaiku? [SELESAI]
Roman d'amour[GANTI JUDUL DARI THE PACHINKO KE TUAN, sudahkah kau mencintaiku?] Sebuah cerita dalam perjodohan dengan lelaki lumpuh dengan gadis biasa. Menerima mu dan mencintai mu adalah pilihan salah yang ku buat ~Keisha~ Kau datang saat hati ini masih menjad...