CHAPTER 31

1.6K 47 10
                                    

•Ku Mohon Kembali lah•

"Tidak Gil!" Keisha langsung menatap tajam Aldrich yang nampak puas membuat Gilbert kehabisan kata-kata.

"Dia berbohong Gil!"

"Maafkan aku Chelsea." Gilbert langsung pergi dari sana meninggalkan Keisha dan Aldrich di sana.

"Uncle Gil kenapa Mami?" tanya Aliza bingung.

Tiba-tiba saja Aldrich berlutut di hadapannya menggenggam erat jemari Keisha membuat nya langsung terperanjat kaget. Di mana Aldrich yang angkuh dan sombong itu hilang?

"Maafkan aku Keisha," lirih nya.

"A---apa yang anda lakukan tuan?" Keisha melihat ke arah sekitar nampak dirinya mulai menjadi pusat perhatian.

"Tolong maafkan aku Keisha, maafkan aku yang dulu pernah menyakitimu," lirih nya kali ini bahu Aldrich mulai bergetar tak kuasa menahan tangisnya lagi di depan wanita yang begitu dirinya rindukan ini.

"Mami?" Aliza menatap Keisha yang nampak kebingungan. Gadis itu pasti tidak mengerti dengan situasi sekarang ini. Dirinya hanya tahu bahwa pria yang tengah bersimpuh di depannya ini adalah Ayahnya.

"Tolong jangan lakukan ini tuan," ucap Keisha tak enak. Lagi pula masa bod0h lah, Keisha tidak begitu pede menjadi pusat perhatian sekarang.

"Kalau begitu maafkan lah aku," balas Aldrich yang membuat Keisha sekali lagi menunduk dan menatap mata pria itu. Ada keseriusan dan penyesalan di sana, Keisha takut jika dirinya lagi-lagi akan salah langkah. Keisha sangat takut akan hal itu.

"Aku---aku tidak bisa," kata Keisha sembari terus menahan air matanya. Melihat Aldrich membuat lukanya kembali terbuka, lukanya yang tak kunjung sembuh itu. Luka yang membuatnya trauma akan sebuah cinta.

"Why? Kenapa Kei, tolong maafkan aku. Aku mohon kembali lah, kembali lah dalam dekapan ku seperti itu. Aku berjanji tidak akan pernah mengecewakan dan mu lagi. Aku berjanji tidak akan membuat mu terluka lagi Kei," ungkap Aldrich yang semakin menggenggam kuat jemari Keisha.

Wanita itu menggeleng dengan lemah. "Aku takut kau berkhianat lagi, aku takut kau ingkar! Aku takut luka yang ada di hatiku semakin besar, aku takut masa lalu itu kembali terulang," jawab Keisha.

"Nggak akan Kei, aku janji! Aku bahkan bisa berjanji atas nyawaku sendiri. Ku mohon Kei, aku bisa m4ti jika kau pergi lagi dariku Kei, aku benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi pada diriku kedepannya jika kau pergi dan menghilang dari pandang ku Kei!" jelas Aldrich.

"Kita sama-sama terluka, namun bukan berarti dengan kata maaf mu semuanya akan kembali. Itu sulit bahkan sangat sulit, memulai kembali hubungan yang awalnya hanya sebuah kesalahan," ucap Keisha.

"Aku tidak mengerti maksud mu Kei, tolong lihat aku Kei. Apakah di mataku ada kebohongan?" tanya Aldrich yang membuat Keisha menggeleng.

"Memang tidak ada, tetapi aku benar-benar tidak bisa, ini---terlalu sakit," ujar Keisha.

"Lagi pula kita sudah bercerai, biarkan kami hidup dengan tenang dan belajar lah menerima kenyataan," balas Keisha yang membuat Aldrich menggeleng dengan cepat.

"Tidak Kei, selama 3 tahun ini aku bahkan tidak pernah menandatangani surat perceraian kita!" ungkap Aldrich yang Keisha terdiam seketika. Tiba-tiba saja air matanya langsung meleleh dirinya terisak di sana. Sedangkan Aliza segera memeluk Ibunya itu dengan erat berharap jika pelukan nya dapat menguatkan Keisha.

"Ja---di kau kembali hanya---"

"Aku kembali karena aku sadar Kei, aku mencintaimu mu bahkan sangat mencintai mu Kei! Ku mohon kembali lah demi anak kita!" ujar Aldrich yang membuat Keisha menggeleng dengan lemah dana masih terisak di sana.

"Dia bukan anakmu! Dia hanya anakku. Aliza hanya anak ku," tekan Keisha.

"Kalau begitu kembali lah karena cintaku Kei! Ku mohon Kei," harap Aldrich.

"Apakah hanya dengan cinta dan penyesalan yang kau bawa akan membuat luka ku ini sembuh begitu saja? Tidak! Bahkan kau kembali membuka luka yang selama ini berusaha aku sembuhkan!" pekik Keisha.

"Maaf, tetapi biarkan aku dan anakku pergi." Setelahnya Keisha melepaskan genggaman jemari Aldrich dan berjalan pergi dari sana.

Lagi dan lagi, ini kedua kalinya Aldrich di tolak mentah-mentah oleh Keisha. Aldrich kini paham akan penderitaan wanitanya itu.

Aldrich kini putus asa, dirinya benar-benar buntu sekarang ini. Tidak ada lagi jalan yang bisa dirinya pikirkan untuk membuat Keisha kembali kepadanya.

Aldrich menunduk lemah di sana, dirinya hanya memandang dari belakang bagaimana wanita nya itu pergi.

•••

"Maafkan Mami nak, lagi-lagi Mami membuat terpisah dengan Papi mu Liza. Mami memang ibu yang sangat buruk," ungkap Keisha yang memandangi Aliza yang nampak ikut bersedih setelah menyaksikan bagaimana Ibu nya begitu terluka akibat ulah dari Ayahnya sendiri.

Aliza menggeleng cepat, gadis kecil itu mengangkat tangan mungilnya menghapus air mata Keisha. "Mami adalah ibu yang hebat yang pernah Aliza lihat, Mami itu Mami Aliza yang sangat-sangat hebat!" puji Aliza.

"Liza tidak akan menuntut apa-apa dari Mami, Liza sudah melasa sangat cukup dengan apa yang Mami belikan sekarang ini. Meskipun Liza terkadang melasa sangat ili dengan teman-teman Liza. Tetapi Liza benar-benar sudah bahagia hidup dengan Mami!" akunya. Gadis kecil yang baik.

"Maafkan Mami Liza, pasti kau sangat ingin memeluk Papi mu kan nak? Karena keegoisan Mami kau jadi tidak bisa melakukan nya," lirih Keisha.

"Tidak Mami, Liza benar-benar bahagia bisa hidup bersama Mami meskipun tanpa adanya Papi di sini," balas Aliza.

Malam yang sangat panjang, di lalui Keisha dengan Aliza terasa begitu sangat lama. Beberapa Keisha akan terbangun ketika dirinya bermimpi bertemu dengan Aldrich yang terus saja memintanya untuk kembali.

Keisha akui jika dirinya ini egois, bahkan terbilang sebagai ibu yang tidak memikirkan perasaan anaknya sendiri. Menurut beberapa orang mungkin iya tetapi mereka belum merasakan jadi Keisha pada saat itu. Bagaimana dulunya perempuan itu begitu sangat terluka, bagaimana dirinya hampir saja mengakhiri hidupnya di dalam keadaan mengandung darah daging Aldrich.

Jika saja pada saat itu Keisha tidak di sadarkan oleh Aliza yang masih berada di dalam kandungnya mungkin saja wanita itu benar-benar sudah berada di surga sekarang ini. Beberapa kali pula Keisha harus berurusan dengan psikiater hanya gara-gara tidak sengaja menemukan berita tentang Aldrich.

Jadi kalian mengerti sedikit bukan? Bagaimana sulitnya Keisha hidup, bagaimana sulitnya wanita itu menutupi lukanya yang bahkan tidak kunjung sembuh.

Pada akhir nya mereka kembali di pertemukan oleh takdir, takdir kembali mempermainkan Keisha dengan membawa kembali Aldrich.

Keisha juga tidak bisa pungkiri jika hatinya masih milik Aldrich. Yah selama 3 tahun itu juga wanita itu masih setia mencintai seorang pria yang hampir merenggut nyawanya. Pria yang memberi nya puluhan luka dan juga puluhan perasaan cinta. Hingga kedua rasa itu saling melengkapi bukti jika Keisha berada di ambang kebimbangan.

Hingga Keisha tersadar saat bel di apartemen nya berbunyi nyaring dengan seseorang yang terus memencetinya.

"Siapa lagi yang bertamu sepagi ini?" tanya Keisha yang segera turun dari ranjangnya dan berjalan keluar kamarnya untuk segera membuka pintu tersebut.

"Apakah kau tidak---"

"Dia meninggal nona!"

'Deg!'



Jangan lupa vote dan komentar yah, jangan jadi silent pembaca yah) ntar saya santet lho)

TUAN, sudahkah kau mencintaiku? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang