Bab 2 : Keiza Eunomia Indrawiguna
"Cuma orang lemah yang diem aja ketika ditindas!"
- Keiza.
ʕ'•ᴥ•'ʔ
Gadis dengan rambut yang dicepol mulai memasuki rumahnya. Dengan langkah yang ringan ia berjalan melewati ruang keluarga dimana sang ibu tengah menonton acara televisi.
"Dapet 100 lagi kan, dek?" Celetuk Tanezha saat mendapati Keiza tengah berjalan menuju anak tangga.
"Iyalah, kalau Mama gak percaya tanya aja pak Tono." Dengan tanpa dihiraukannya gadis itu tetap meneruskan langkahnya.
Jawaban dari Keiza membuat Tanezha langsung tersenyum sumringah.
Keiza sampai pada anakan tangga yang terakhir, ia menatap pintu kamar berwarna hitam di sebelah pintu kamarnya yang berwarna putih.
Ditatapnya seseorang yang berdiri dihadapannya itu. Disanalah kembarannya berdiri sambil saling menatap.
Alis Keiza terangkat, seolah bertanya apa ada yang salah dengan dirinya.
"Baru pulang?" Tanya Leiza dengan nada rendah.
Kepala Keiza miring ke kanan, menatap Leiza dari atas kebawah kemudian ia menyilang kan kedua tangannya didepan dada.
"Maksud Lo kenapa gue gak dimarahin kan?" Keiza malah balik bertanya, gadis itu kembali mengambil langkah hingga ia tiba didepan pintu kamarnya sendiri.
"Ya mikir aja, Lei, kapan Mama atau Papa marahin gue? Gue kan anak kebanggan mereka, anak yang nurut, anak pinter, gak kaya Lo. Lo anak pembangkang, bodoh dan lemah." Ujar Keiza dengan penekanan kata diakhir kalimatnya.
Leiza hanya terdiam setelah mendengarkan perkataan adik kembarnya itu. Sedangkan Keiza dengan tak berdosanya memasuki kamar.
ʕ'•ᴥ•'ʔ
Alarm pada ponsel gadis itu tidak membuat sang empunya terbangun.
Hingga lima belas menit kemudian suara ketukan di pintu membuatnya dengan terpaksa menyingkap selimut dari badannya.Keiza dengan kesadaran yang masih belum terkumpul itu mencari remot AC untuk mematikan alat tersebut. Setelahnya ia bergegas membuka pintu kamar.
"Aduh, anak Mama baru bangun. Mandi sana nanti telat loh. Papa udah nungguin di meja makan." Tanezha mengusap kepala Keiza dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hahaha : Izinkan aku menangis
Teen Fiction- Ketika ikhlas adalah bohong - Apa perempuan gila seperti aku pantas untuk dicintai? -Leiza Aku mencintai kamu sederas hujan, tapi kamu malah berteduh untuk menghindar. -Naoki Aku tidak ingin melihat dunia yang didalamnya tidak ada kamu. -Keiza Ora...