Bab 6 : Luka Ini Milikku
"Ada hal yang selama ini aku tutupi, yaitu luka."
-Leiza.
ʕ'•ᴥ•'ʔ
Gadis berponi itu tengah melangkah masuk kedalam ruang kelas dengan sebuah senyuman manis di wajahnya. Bel masuk berbunyi sesaat setelah ia mendaratkan tubuhnya pada kursi sekolah.
Gabriella menghilangkan senyum bulan sabitnya kala melihat teman sebangkunya yang masih tertidur nyenyak."Lei," gadis itu menggoyangkan lengan Leiza yang terlipat dengan hati-hati.
"Hm?" gumam Leiza.
Leiza yang mulai mendapat kesadaran itu segera membuka matanya, ia menegakkan tubuhnya secara perlahan. Gadis itu juga menoleh pada Gabriella yang sudah membangunkannya dan kemudian menatap keadaan ruang kelas yang sudah ramai.
Tidak ada yang berbicara diantara mereka berdua. Gabriella yang dengan tatapan penasarannya menatap Leiza yang sibuk mengucek kedua matanya untuk mendapatkan kesadaran sepenuhnya.
"Pipi Lo kenapa lebam?" tanya Gabriella menghentikan gerak tangan Leiza.
Awalnya gadis berhoodie itu linglung, namun dengan segera ia menarik rambutnya dari belakang agar menutupi sebagian wajahnya. Gadis itu juga dengan gelagapan bangkit dari duduknya. Semua pergerakan Leiza tidak luput dari perhatian Gabriella.
"Mau kemana? Jawab dulu." Gabriella menarik lengan Leiza saat gadis itu hendak melangkah.
"Gak apa-apa." Gadis itu kembali hendak melangkah dan lagi-lagi dihentikan oleh Gabriella.
"Bohong, kasih tau gue siapa yang ngelakuin?"
Hal yang lebih mengejutkan bagi Gabriella adalah Leiza yang dengan kasar menepis tangannya dan pergi meninggalkan ruang kelas begitu saja juga meninggalkan gadis berponi itu dengan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran.
Gabriella hendak mengejar Leiza, namun terhenti kala guru mata pelajaran matematika masuk kedalam kelas. Iya, guru matematika memang selalu tepat waktu jika mengajar tapi hal itu malah membuat banyak siswa yang protes.
"Mau kemana kamu?" tanya Bu Ani sambil menatap Gabriella dari atas hingga bawah.
"Itu-"
"Duduk. Pelajaran dimulai." Sanggah Bu Ani.
Mau tidak mau Gabriella kembali ke tempat duduknya. Perasaannya cemas, ia juga tidak fokus selama pelajaran berlangsung hingga jam istirahat tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hahaha : Izinkan aku menangis
Novela Juvenil- Ketika ikhlas adalah bohong - Apa perempuan gila seperti aku pantas untuk dicintai? -Leiza Aku mencintai kamu sederas hujan, tapi kamu malah berteduh untuk menghindar. -Naoki Aku tidak ingin melihat dunia yang didalamnya tidak ada kamu. -Keiza Ora...