11. Diantara Dua Hati

49 0 0
                                    

Millie melayangkan tatapannya keluar jendela mobil yang khusus disediakan Sanders beserta sopir untuk mengantar jemputnya. Sanders tidak mau ada orang lain yang mengantarkan Millie.
Millie benar benar kaget dengan pernyataan cinta Bram, ada sedikit sesal di hati Millie, kenapa Bram tidak pernah jujur padanya, atau ia yg terlalu bodoh tidak dapat menangkap sinyal cinta dari Bram? Air mata Millie tidak terasa menetes, dulu ia selalu mendamba pernyataan cinta Bram, ia selalu menolak semua lelaki yang mendekati dirinya, tapi tidak kunjung terucap pernyataan cinta dari Bram, ternyata Bram selama ini menyimpan beban cinta yang sama padanya, hanya menahan diri untuk tidak mengucapkan cinta karena Bram sadar bahwa dirinya sudah dijodohkan.
Tapi semuanya sudah tidak ada gunanya dipikirkan, ia sudah terlanjur menikah dengan Kak Sanders, bahkan ia sudah menyerahkan dirinya pada Sanders. Millie merasa Sanders cukup baik dan perhatian, meski sedikit posesif dan kaku.

ting..

"Dek... lagi dimana?"

"Aku otw pulang, Kak."

"Mampir ke kantorku ya, aku tunggu sekarang."

Millie mengisyaratkan pada sopirnya untuk menuju kantor Sanders.

***

Asisten Sanders sudah menunggunya di lobby, dan mengajaknya naik lewat lift khusus.
Begitu Millie di depan ruangan Sanders, pintu langsung terbuka dan Sanders langsung menariknya masuk, menutup pintu dengan satu kakinya dengan tergesa. Sanders langsung menarik Millie kedalam pelukannya, bahkan sebelum Millie mengucap sepatah kata, Sanders langsung melumat bibir Millie menjejalkan lidahnya, dan baru melepas pagutannya saat Millie mulai kehabisan nafas.
"I miss you baby... " bisik Sanders ke telinga Millie.
Wajah Millie memerah, "Loh Kak, kan baru tadi pagi kita.. ke.. awwww"
Millie berteriak kaget saat Sanders menggendongnya dan membaringkan nya di meja kerjanya. Sanders membuka kaki Millie dan berdiri ditengahnya, meremas payudara Millie sementara lidahnya memberi jejak basah di sekitar lehernya. Millie hanya bisa pasrah melawan gairah Sanders, Millie tidak bisa menolak ketika Sanders membuka blouse nya dengan tidak sabaran dan membuat kancing kancing Millie copot berjatuhan ke lantai, bahkan ketika Sanders menyatukan dirinya, Millie hanya bisa pasrah, menikmati setiap sodokan Sanders yang begitu menuntut.

Sanders begitu tidak sabar menunggu Millie datang, sedari pagi ia hanya memikirkan bibir Millie di bibirnya, payudara Millie memenuhi kepalan tangannya, dan kewanitaan Millie membungkus kejantanannya, suara lirih desahan Millie pun memenuhi pikirannya. Ia begitu tidak sabar menunggu Millie datang dan membaringkannya diatas meja kerjanya dan memacunya kencang.

Pelepasan yang didapatnya begitu nikmat, Sanders langsung mengecup kening Millie dan mengusap peluhnya, melepas penyatuan mereka perlahan. Menelungkup diatas tubuh Millie yang kelelahan

"Dek, kamu sudah bicara dengan Bram? Kapan kamu resign?"
Millie mengangguk.
"Lalu.."
"Mas Bram kaget sih, aku sudah menyampaikan juga soal keputusan resign, tapi mas Bram minta waktu."

"Hmm, oke.. segera bereskan pekerjaanmu, dan cari pengganti, aku ingin kau resign, aku yakin Bram itu ada hati sama kamu."

"Iya kak, Millie mau ke kamar mandi kak."

Sanders tersenyum dan menggendong Millie ke toilet dan membantunya membersihkan diri. Memakaikan celana dalam dan membenahi baju Millie.
"Kak.. kancingku... ini gimana aku gak mungkin turun ke bawah dengan baju terbuka begini?"
Sanders tersenyum mesum, "Pakai jaketku aja gimana?"
"Iih kak, panas panas begini pakai jaket, kelihatan banget kita abis ngapain."
Sanders terbahak...Millie memukul lengan Sanders sambil cemberut.
"Oke.. jangan khawatir, aku jahit kancingnya gimana?" Sanders tersenyum
"Ah.. kakak bisa jahit? lagian kancingnya entah dimana, kakak nihh... gimana sih napsuan banget."
Kembali Sanders tergelak,"Napsuan kan sama istri sendiri, wajar dong. Ya sudah kamu yg jahit, aku yg cari kancingnya, hmm lain kali taruh baju ganti ya disini."
"Maksud kakak kita akan bercinta lagi di kantor?" Wajah Millie tersipu malu.
Sanders berbisik,"Aku kan napsuan sama kamu, siap2 selalu ya"
Sanders kembali mencumbu Millie dan membopongnya ke sofa, mengulangi kembali percintaan panas mereka.

***

Bram sangat marah dan kecewa menyadari Millie sudah menikah, ia menyuruh orang untuk mencari tahu segala hal tentang Sanders dan keluarganya, juga bagaimana kondisi ayah Millie sekarang.

Bram tidak ingin kehilangan Millie, seandainya dari awal ia tidak menerima perjodohan bisnis dari orang tuanya, ia sudah menikahi Millie, Sam dan ibunya pun tidak akan menderita.

Bram akan mencari cari agar Millie bisa menjadi miliknya.

tbc

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 19, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Impossible loveWhere stories live. Discover now