Ekspresi Lexie kemudian berganti keheranan...
"Apa maksud dad?"
Melihat sang ayah menggelengkan kepala ketika Lexie membahas tabungan dan aset perusahaan.
"Kakekmu, menjual sebagian aset Findex dan Artcortex usai dilarikan ke rumah sakit"
"Apa?" Gumam Lexie tak percaya
"Ayah sudah sadar?" Kini ibunya Lexie bersuara.
Kemudian Alexaro Finneas, ayah Lexie mengangguk kecil. "Aku pulang untuk memberitahu kalian secara langsung. Ayah sudah siuman meskipun keadaannya belum begitu stabil. Dan beliau memberitahu bahwa sebagian aset Findex dan Artcortex telah beliau jual seminggu yang lalu. Kita sebenarnya masih punya lebih dari 2,7 Miliar, tapi jika kita bayarkan, maka sisanya akan sangat riskan untuk menutupi kebocoran dana yang terjadi di kemudian hari, maka itu ayahku terpaksa menjual beberapa asetnya. Sepertinya beliau sudah memperhitungkan akan terjadi hal seperti ini"
Lexie tertegun, dia memisahkan diri dari sana dan duduk merenung. Dia tak tahu bahwasannya keadaan di perusahaan seburuk ini.
"Sayang, lalu bagaimana?" Ujar Zuriama, ibunya Lexie pada suaminya.
"Aku nanti subuh akan berangkat ke Perancis untuk bertemu pihak Port Antolin, dan membicarakan segalanya agar mendapat titik temu"
"Bagaimana dengan ZurLex?" Suara Lexie seketika membuat Zuriama dan Alexaro menatapnya.
"Kita bisa, kan menutupinya dengan aset atau tabungan dari ZurLex? Itu perusahaan independen kalian yang tak terikat dengan Findex Co."
Zuriama dan Alexaro kemudian saling tatap.
"Tuan muda, bisa ikut saya?" Tiba-tiba Luke, sekretaris sang ibu menghampirinya. Lexie menatapnya mengernyitkan dahi, kemudian menatap ayah ibunya yang setelah itu mengalihkan pandangan masing-masing. Mereka juga tampak gundah. Tanpa pikir panjang, Lexie kemudian mengangguk setuju, dan berlalu mengekor di belakang Luke ke luar dari ruang meeting keluarga dan menuju ke halaman belakang.
"Ada apa, Luke? Kenapa mengajakku ke sini?" Tanyanya, kemudian Luke membalikkan tubuhnya menghadap Lexie.
"Ada sesuatu yang harus tuan muda ketahui" ujar Luke, Lexie tak banyak bereaksi, dia masih mendengarkan Luke melanjutkan pembicaraannya. "Apakah anda tahu, mengapa Nyonya sangat bersikeras menjodohkan anda dengan nona Cherry Leanne?" Tanyanya.
Lexie tak menjawab dengan kata-kata, dia hanya menjebikan bibir sambil mengangkat bahu, kemudian menggelengkan kepalanya.
"Baiklah, saya akan ambilkan sesuatu, mohon tuan muda tunggu sebentar" ujar Luke kemudian berlalu ke dalam rumah.
Lexie menghela, dia kemudian duduk di kursi taman. Membuka ponselnya dan mendapati pesan dari Sydney sekitar 15 menit yang lalu.
"You can do it! I believe in you, Lex! Jangan khawatirkan aku, aku akan menunggumu selalu. Omong-omong... Aku akan segera tidur karena besok ada meeting juga di kantor bersama atasanku. Jika urusanmu sudah selesai, lekaslah istirahat, jangan begadang, Okay? I Love You more than you can imagine ♡"
Lexie hanya bisa mesem-mesem membaca pesan dari kekasihnya, dia menekan tombol telepon untuk mengecek Sydney... Nada sambung terus terdengar hingga beberapa kali, namun Sydney tak menjawabnya. Jadi Lexie segera mematikan teleponnya, dia berpikir mungkin Sydney memang sudah tidur. Jadi Lexie akan menuliskan pesan balasan saja untuk Sydney, namun sayangnya Luke keburu datang membawa sebuah map berkas berwarna maroon dan terbuat dari kulit sintetis.
"Maaf membuat tuan muda menunggu lama" katanya.
Kemudian Lexie segera mendongak menatapnya, memasukkan ponselnya ke dalam kantung celana, mengurungkan niat untuk membalas pesan dari Sydney.
"Anda bisa baca ini, tuan muda" Luke menyodorkan berkas itu yang segera Lexie ambil.
Ternyata itu adalah berkas kepemilikan / sertifikat saham milik ZurLex dan terdapat beberapa perjanjian tertulis dari dua buah perusahaan...
Yang pertama adalah ZurLex dan satunya...
"Leather Inc.?" Gumam Lexie masih sambil membaca berkas itu, "Luke, bukankah ini berkas saham milik ZurLex? Mengapa ada surat perjanjian dan nama perusahaan lain yang ikut dicantumkan?"
"Sebelumnya, biar saya beritahu tuan muda, Leather Inc. adalah perusahaan milik keluarga nona Cherry"
"Lalu?"
"Kebetulan, baru-baru ini perusahaan mereka berencana akan membeli 85% saham ZurLex untuk membantu"
"Membantu? Apa maksudmu? Kupikir ZurLex baik-baik saja di bawah kepemimpinan mom?"
"Ada kesalahan teknis external yang baru-baru ini merugikan ZurLex, tuan muda. Sistem enkripsi keamanan kita sepertinya diretas oleh orang tak bertanggung jawab, jadi beberapa nama Klien yang sudah pernah bekerja sama memakai jasa kami tersebar di situs pasar gelap untuk dijual dengan harga tinggi. Kemudian sebagian dari para korban yang merasa dirugikan dan namanya tertera di sana menuntut ZurLex untuk segera bertindak, kasusnya hampir sama seperti Port Antolin, karena mereka juga berencana akan menggugat ZurLex jika data mereka benar-benar dijual dan dipakai untuk hal-hal yang merugikan"
"Gila! Lalu hubungannya dengan Leather Inc.?"
"Mereka berupaya membantu menyelamatkan ZurLex dengan membeli 85% saham ZurLex agar mereka bisa menangani secara penuh permasalahan ini, tuan muda. Supaya reputasi ZurLex aman. Namun alih-alih menyerahkan 85% saham tersebut kepada mereka, Nyonya Zuriama justru memberikan kesepakatan pada mereka agar menjalin hubungan lebih erat dengan Leather Inc. Dengan cara melakukan perjodohan antara nona Cherry dan tuan muda, jika tuan muda menerimanya..."
"Jika aku menerimanya maka mereka tidak jadi membeli 85% saham ZurLex?" Selak Lexie.
Luke mengangguk, "Benar tuan muda. Sebagai gantinya, nyonya memberi kesepakatan akan memberikan 28% saham ZurLex secara cuma-cuma kepada nona Cherry jika tuan muda menikah dengannya. Dengan begitu, ZurLex dan Leather Inc. Bisa bekerja sama secara dominan"
"Tch! Dia menjualku hanya karena reputasi perusahaan" gumam Lexie yang masih cukup besar suaranya untuk bisa didengar oleh Luke.
Luke kemudian berdehem untuk melanjutkan lagi, "Ehem, tuan muda" dan Lexie menolehkan pandangannya lagi pada Luke. "Nyonya berpikir, memberi 28% saham ZurLex kepada nona Cherry melalui perjodohan ini adalah supaya ZurLex bisa tetap di bawah kendali keluarga ini. Sebab, jika Leather Inc. Memiliki 85% saham ZurLex, maka keluarga ini tak akan lagi punya kendali penuh untuk menjalankan perusahaan yang telah dibangun orang tua tuan muda. Nyonya berusaha mempertahankan ZurLex demi tuan muda. Agar tuan muda tak kesulitan di masa depan soal pekerjaan, agar kehidupan tuan muda bisa tetap stabil seperti sekarang dan keluarga ini tak kehilangan ZurLex" ujar Luke.
Lexie tertegun, mengalihkan tatapannya dari Luke. Dia merenungkan semua yang telah diberitahu oleh Luke soal alasan mengapa sang ibu begitu keukeuh menjodohkannya dengan Cherry Leanne.
Dia juga berpikir bagaimana dia memberitahu Sydney tentang hal ini? Bagaimana perasaannya jika Sydney mengetahui hal ini? Untuk yang satu ini, Sydney tak mungkin mendukungnya, kan?
"Nyonya bilang, semua keputusan saat ini ada di tangan tuan muda. Nyonya hanya perlu berbesar hati jika saja tuan masih menolak pertunangan itu"
"Aku belum bisa pastikan, Luke. Aku juga masih ada urusan pribadi" katanya
"Baiklah, saya mengerti. Tapi jika sekiranya tuan muda sudah memiliki jawabannya, tuan muda bisa segera hubungi saya atau nyonya secara langsung" Lexie hanya diam, dan mengangguk kecil. "Kalau begitu saya permisi, tuan muda" Luke berlalu
Sementara Lexie masih duduk di sana dengan perasaan berkecamuk. Dia memejamkan matanya dengan helaan dan embusan napas yang gelisah.
"Ya Tuhan" gumam Lexie kemudian kedua telapak tangannya menggosok wajah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tale as Old as Time
Любовные романыAlexio Finneas, anak laki-laki dari keluarga konglomerat, pengusaha besar pemilik Findex Co. Dan ZurLex Group tengah memiliki dilemma karena pertunangan tiba-tiba yang diajukan oleh keluarganya dengan putri dari klien sang ibu. Tentu saja Alexio yan...