P R O L O G

2.9K 128 11
                                    

Book Trailer

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Ditengah halaman depan sebuah rumah mewah berbaris beberapa laki laki bersenjata api, satu laki laki berlutut takut dengan tubuh bergetar. Disisi lain berdiri seorang gadis berusia delapan tahun memusatkan perhatiannya pada apa yang sedang terjadi dihalaman rumahnya.

"Sir," ucap seorang laki laki dengan tubuh yang cukup besar dan berotot mengenakan setelan rapi memberikan sebuah senjata api pada pria setengah baya yang juga bersetelan rapi yang baru saja datang bergabung dihalaman depan.

"Fokus, princess, lihat bagaimana aku melakukannya," kata laki laki setengah baya itu.

"Yes, Father," ujar gadis kecil itu seolah sudah tahu apa yang akan terjadi berikutnya.

Pria setengah baya itu menarik pelatuk senjata api yang ada ditangannya. "Kinston, kau yakin tidak mencuri?" tanyanya.

"Tidak, sir," jawab laki laki yang terduduk lemas dihadapan mereka.

Belum sampai kehitungannya yang ketiga, suara keras dari senjata api itu melengking nyaring ditelinga gadis kecil itu. Peluru menembus tepat dikepala laki laki yang tadinya berlutut dihadapan mereka.

"Kau ingin mencoba?" tanya laki laki setengah baya itu pada anak perempuannya, menyerahkan senjata api yang ada ditangannya pada gadis kecil itu.

"Father?" ucap gadis kecil itu pelan sambil menggelengkan kepalanya ragu.

"Sudah saatnya, princess," kata laki laki setengah baya itu meyakinkan putrinya. "We do not give mercy to traitor," imbuhnya.

Gadis kecil itu menerima senjata api yang diberikan ayahnya. Ia menarik triger senjata api itu dengan tangan yang bergetar, mengarahkannya pada laki laki dihadapannya yang sudah tak bernyawa.

"Maju jika kau tidak yakin." Laki laki setengah baya itu mendorong pelan punggung putrinya untuk maju beberapa langkah.

Tangan gadis kecil itu tak lagi bergetar. Telunjuknya bertumpu pada pemicu senjata api yang dipegangnya. Ia itu menghitung didalam hatinya. Saat hitungan ketiga, peluru melesat dari selongsong menghasilkan suara yang nyaring ditelinganya.

Darah dari tubuh laki laki itu menyembur kewajah gadis kecil itu. "You're doing great, princess," ujar laki laki setengah baya itu menarik kembali putrinya.

Sejak hari itu, gadis kecil berambut hitam dan bermata hijau itu tak bisa merasakan apapun. Sedih? Marah? Kasihan?

Gadis itu tak tahu apa arti kata itu.


















































ini yg maksud gue cerita baru, baca prolog nya dulu kalo suka komen nanti dilanjut

Defouted  || Mattheo RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang