khawatir

544 41 1
                                    

Di kantor sekolah🐾

"Putra tolong jelaskan" Tekan pak dimas (kepala sekolah).

"......"

"Kamu tau kan apa yang kamu lakukan"

Gw hanya mengangguk.

"Terus kenapa kamu ngelakuin hal seperti ini"

"Gak usah di ambil pusing pak, mending di keluarin aja ni murid biar gak membuat nama sekolah kita hancur" Ujar bu Sinta (wakil kepala sekolah).

Gw langsung keringat dingin.

Pengen hilang dari muka bumi ini rasanya.

"Enak aja keluarin orang sembarangan" Saut Farel dari ambang pintu.

Farel menatap bu Sinta tajam.

"Farel keluar dulu" Pinta dimas.

"Tapi pah" Ucapan Farel terpotong karena teguran dimas.

"Gak ada tapi tapi, keluar dulu"

Farel menutup pintu dengan keras, ya sekarang Farel kelihatan kesal.

Di kelas 🐾

BRAKK..!

Farel menggebrak meja, yang membuat seisi kelas heran kenapa Farel begitu marah kali ini.

"PUAS LO!" Seru Farel kesal.

"Apaan sih, gak jelas banget" Mila acuh tak acuh pada seruan Farel.

"Gara-gara elo putra mau di keluarin dari sekolah tolol" Maki Farel. Sekarang seisi kelas pada ketakutan.

Gak seperti biasanya Farel yang ceria setiap hari, sekarang berubah menjadi orang yang emosional.

"ya bagus dong" Jawab Mila ogeb.

"BAGUS PALA LO!"

"ya bagus kan kalau putra di keluarin dari sekolah ini, supaya nama sekolah ini gak jelek" Ucap Mila berkacak pinggang.

"Idih sok iye lo"

"Lah emang iya"

"Nyeh,lo pikir gw bodoh" Farel tersenyum miring.

Wildan yang belum pernah melihat Farel seperti ini malah menjadi ngeri, ya walaupun aura botinya menambah.

Mila ngeri melihat senyuman kopet milik Farel.

"Ma-maksud lo?" Tanya Mila gugup.

Farel berjalan mendekat Mila, dan berbisik di telinga Mila.

"Gw punya rahasia elo waktu di lab sekolah" Setelah membisikkan perkataan tersebut, Farel tersenyum lebar.

"Dada mau ke kantor lagi bebey" Farel langsung melesat ke kantor.

"Pah plisss jangan keluarin putra ya pliss" Pinta Farel sambil memohon mohon.

"Gak bakalan papa keluarin tenang aja, lagian kamu juga gitu kan" Dimas tersenyum ke anak satu satunya.

"Yeee, kayak papa gak aja" Ejek Farel.

"Gak lah"

"Awas aja ,aku aduin ke ayah kalau papa mabuk-mabukan tadi malam"

"Eh jangan dong"

"Gimana? " Tanya farhan.

"Alhamdulillah gak di keluarin dari sekolah" Jawab gw lega.

"Bagus dong" Ucap Wildan.

Farhan ikutan lega.

"Eh kalian tadi liat Farel gak, dari tadi gw cariin kok gak ketemu temu" Wildan bingung karena tidak melihat pacarnya di sekitar sekolah.

"Ya mana saya tau lo pikir gw dukun" Ucap gw sambil berkacak pinggang.

"Yaudah, gw mao cari ayang gw bye" Wildan pergi sebelum gw ama farhan negur dulu.

"Eh han, kok gw takut ya"

"Takut apa? " Tanya farhan sambil

"Kalau bokap lo tau soal ini, takutnya kita gak bisa ketemu lagi" Jawab gw.

"Soal itu biar aku yang urus, gak perlu di pikirin, kalau emang udah jodoh gak bakalan bisa di pisah wlaupun dengan cara apapun" Farhan tersenyum dan mengelus kepala gw.

"Tapi-"

"Saya tau, biarin apa kata orang yang hina kita, lagian kita makan gak minta mereka kan"

Ya yang di ucapin farhan ada benarnya, tapi yang bikin kepikiran adalah soal bokapnya si abi beh bisa berabe kalau tau.

Gw terus berjalan ke kelas walau sesekali di lirik ama mata gaib.


4/2/23
--------------------------

Ba cie kena PHP.

sorry gess ada masalah Dikit soalna.

CalON ImamKu(BxB) OngoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang