Part 5

1 1 0
                                    

Saat ini dinda masuk kerumah Alan,rumahnya lumayan besar walaupun tidak sebesar rumah dinda,tapi sangat nyaman saat dinda memasuki rumah tersebut.

“ini rumah kamu?” dinda menyapu sekeliling rumah itu,dan berdecak kagum

“ini rumah bunda” alan membawa dinda masuk dan memberikan dinda minum

“eh ada tamu” wanita paruhbaya itu menyapa dinda sangat ramah dan memberikan sebuah kue,wanita itu ibunya alan namanya siska.

Dari pertama siska melihat dinda,siska tidak bisa lepas dari mata dinda dia terus memperhatikan matanya dinda tentu dinda jadi canggung

“nama kamu siapa?” siska duduk disamping dinda,dan dinda langsung mengulurkan tanganya

“nama saya dinda tante..” dinda menjabat tangan siska,siska langsung tersentak karena melihat bayangan warna biru di iris coklatnya dinda. “kamu.. kamu…”

“kenapa bun?” alan melihat ekspresi yang terbiasa pada ibunya itu
Siska menyuruh dinda menutup mata dan,melihat dinda secara seksama,ada tanda bulan sabit didahi dinda yang hanya bisa dilihat oleh orang tertentu,darah didalam tubuhnya dinda tercium siska,sangat harum dan siska menyentuh mata dinda,saat itu dinda memejamkan matanya sangat rapat dan saat dia membukanya,

“Queen! Alan kamu gak tau siapa gadis yang kamu bawa ini” siska melihat dinda dengan tatapan kagum,mata dinda berubah menjadi sebening es,warnanya biru muda dan sangat terang.

“dinda..” alan melihat mataa dinda, “bunda sebenarnya apa ini?”

Dinda hanya terdiam,dia melihat matanya dicermin,dia jadi makin takut,sebenarnya dia ini apa? Seperti penyihir? Atau apa ini

“Dinda ini gadis yang istimewa,dia akan memiliki kemampuan sepiritual yang kuat dan tinggi,semakin bertambah usia dia semakin tinggi pula ilmunya” dinda masih tidak mengerti dengan ucapan tante siska itu dia masih terus bercermin.

“wahh..kamu hebat dinda” alan masih memperhatikan dinda seksama

“tapi kamu juga harus berlatih dinda,jika tidak ini akan berbahaya untuk dirimu sendiri” siska menarik tangan dinda dengan lembut “saya akan bantu kamu”

“tapi tante,dinda-..”

“gak usah panggil tante,panggil saya bunda aja!” siska membelai rambut dinda,alan yang melihat kejadian itu hanya terkekeh,ibunya memang penyayang tapi baru kali ini siska sangat ramah.

“bunda..dinda takut,kenapa matanya jadi kaya gini?”dinda masih bercermin dan dia khawatir jika matanya akan terus seperti itu,pasti orang-orang akan melihatnya makin aneh.

“apa ini bisa dirubah seperti biasa lagi”

Siska melihat dinda seksama,mata dinda begitu indah,tapi dinda tidak mau menunjukanya depan orang banyak,dinda hanya ingin terlihat seperti gadis biasa,dan siska mencoba mengembalikan mata Dinda seperti semula

“ini tidak akan mudah dinda,” siska menggelengkan kepalanya pelan “hanya kamu yang bisa merubahnya,setelah kamu bisa menggendalikan dirimu sendiri.”

“dan tanda bulan sabit didahi dinda??” dinda pun mungusap keningnya,tanda itu hilang seketika,dinda mencoba mengusap matanya namun tidak berhasil “ini susah bunda!” dinda menatap dirinya frustasi

“semuanya pasti baik-baik saja dinda,percaya sama bunda!”

***

Gadis cantik berdarah china itu sedang menikmati sebuah salad buah didapur,dinda memang suka salad buah,dulu ibunya sering membuatkan salad untuknya setiap hari,adiknya ayu sedang nonton tv bersama ayahnya,dinda belum bertemu mereka semenjak pulang dari rumah Alan,karena dinda takut,jika ayah dan adiknya melihat mata dinda,makannya dinda lebih memilih menyendiri didapur

“dinda..”

“mamah..” dinda menghentikan aktivitas makannya “mamah apa yang terjadi pada dinda mah..lihat mata dinda!” dinda pun melihat ibunya,dia sangat merindukan sosok itu yang sudah 3 hari tidak muncul menemuinya

“kamu akan tahu,waktu yang akan menjawabnya”

“mamah..” dinda panic ketika melihat roh ibunya yang mulai memudar.

“tugas mamah sudah selesai dinda”

“mamah! Jangan tinggalin dinda!” air mata mulai jatuh dari kelopak mata dinda,ibunya tersenyum

“jadilah anak yang baik dinda”

Ibunya menghilang,dinda tahu dia tidak akan bertemu ibunya lagi setelah hari ini,dinda menangis meraung,dinda belum siap untuk ditinggalkan sosok wanita yang paling dia sayang

“mamah!!!” dinda berteriak sambil menangis,dia memukul dadanya sendiri karena tak kuat melihat ibunya benar-benar pergi sekarang

“dinda kamu kenapa?” hendra yang mendengar tangisan anaknya segera menghampirinya untuk memastikan tidak ada hal buruk lain yang menimpa putrinya

“mamah..mamah pergi yah” dinda masih menunduk sambil menangis

“mamah kamu memang sudah  pergi dinda” hendra mengelus rambut putrinya itu “biar kan dia tenang yah”

“ayah gak ngerti,mamah sekarang beneran pergi ninggalin kita semua!” dinda nangis makin histeris

“hentikan dinda! Sampai kapan kamu mau nyiksa saya!” hendra pun geram dengan putrinya itu yang tidak bisa merelakan kepergian ibunya “jika kamu masih seperti ini! Besok ayah akan membawa mu ke psikiater!” hendra memang tidak pernah percaya dengan apa yang dinda katakana

“terserah! Terserah ayah saja!” dinda menggebrag meja dan disaat yang bersamaan hendra melihat mata dinda yang sebening es itu
Dinda pergi kekamarnya,hendra sempat terkejut melihat mata anaknya yang tidak biasa itu di benak hendra hanya ada pertanyaan

“sejak kapan dinda memakai soflens?”

Memang sakit,sakit sekali jika kita tidak bisa dipercaya oleh orang tua kita,hendra menganggap dinda gangguan jiwa atau selalu berhalusinasi berlebihan,dinda bingung apa yang harus dia lakukan? Berapa banayak orang lagi yang akan menganggap dia gila? Apa dia harus berhenti memberitahu apa yang dia lihat ? tapi dinda terlalu takut jika harus memikulnya sendirian.

“jika ayah dan yang lain tidak percaya dengan apa yang aku lihat..setidaknya aku percaya dengan diriku sendiri” dinda menyemangati dirinya sendiri agar tidak down lagi.

INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang