Part 22 Lekas Pulih

237 41 0
                                    

"...Bang"

Suara lirih menginterupsi Jehan yang sedang fokus pada ponselnya.

"Udah bangun? Bentar gue panggilin dokter"

Setelah kejadian kemarin di kamar sang Mama, Nadi segera dirujuk ke rumah sakit. Hilangnya kesadaran Nadi dan darah yang terus keluar dari dahinya membuat orang yang menyaksikan kejadian itu panik termasuk Melody. Saat Nadi di bawa ke rumah sakit, Melody lah yang menemani Nadi yang diantar oleh Pak Herman selaku supir pribadi keluarga Brataditya. Jehan masih mengurus Mama Sinta yang waktu itu masih belum bisa tenang. Jehan juga meminta Melody untuk menemani Nadi sebentar di rumah sakit sebelum dia bisa pergi ke sana.

Dokter memeriksa keadaan Nadi setelah mendapatkan beberapa jahitan di kepalanya. Syukurnya, kepala Nadi tak terluka parah.

"Gimana Nadi apa yang sekarang dirasakan?" Tanya dokter yang menangani Nadi

"Masih pusing dok.."

"Itu wajar kok, tapi kalo sampai besok kamu masih ngerasa pusing banget. Mungkin kita perlu pemeriksaan lebih ya.."

"Dok, tapi gak ada yang perlu dikhawatirin kan dok?" sela Jehan

"Untuk saat ini, yang dirasakan Nadi wajar saja tak perlu di khawatirkan. Tapi seperti apa yang saya katakan tadi, jadi masih butuh pemantauan sampai besok.."

"Baik dok, terimakasih"

Selepas kepergian dokter dan ners yang menangani Nadi. Saat ini di ruang perawatan itu hanya ada seorang abang dan adik yang sedikit merasa canggung satu sama lain. Nadi yang melihat sendiri sang kakak khawatir dengan keadaannya membuat hatinya menghangat.

"Bang.."

"Kenapa ada yang sakit?"

Nadi menggeleng

"Mama, gimana Bang?" Nadi sebenarnya juga merasa lebih khawatir pada Mama nya terlepas dari apa yang dilakukan Mama Sinta pada nya.

"Mama udah dirawat sama dokter Ilham, waktu lo di bawa ke rumah sakit, gue gak tau lagi gimana caranya nenangin Mama terus gue nyuruh suster Tika buat ngehubungin dokter Ilham"

"Lo gak usah khawatir, tadi gue udah nelfon dokter Ilham katanya Mama udah stabil" lanjutnya

Nadi memejamkan matanya mendengar apa yang dikatakan Jehan membuat dirinya sedikit lebih tenang.
"Bang.. makasih ya.."

"Ini udah jadi tugas gue Nad, harusnya gue yang bilang maaf ke lo. Gue gak tau kalo Mama bakalan sampe kayak gini. Harusnya gue juga ikut jagain Mama" ucap Jehan merasa bersalah

"Bang, Mama baru kali ini kok kayak gitu, waktu lo gak ada Mama masih bisa dikendaliin. Mungkin Mama emang lagi kangen banget sama Kak Killa.."

Jehan menatap mata adiknya, "Nad, ini semua udah terjadi gimana pun kita berusaha gak bisa balikin Kak Killa, gue cuma mau bilang jangan salahin diri lo lagi ya"

Nadi mengangguk," Iya Bang, makasih bang udah ngertiin gue.."

"Terus Papa tau gak Bang?" lanjutnya

"Tau, gue yang ngasih tau ke Papa. Kayaknya Papa sekarang juga udah sampe rumah"
"Btw, Nad.. cewek kemarin yang di hotel itu ya?" Tanya Jehan

"Iya, namanya Melody"

"Gue kemarin nyuruh dia buat nganterin lo ke rumah sakit waktu gue nenangin Mama. Kelihatannya dia khawatir banget sampe nangis"

Nadi tersenyum tipis," Oh iya terus Melody gimana Bang pulangnya?"

"Gue nyuruh Pak Herman buat anter dia. Emang lo sama dia udah jadian?" Tanya iseng Jehan

Melody untuk Nadi [Jaeminju Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang