Part 23 Awal Kebahagian

199 29 0
                                    

Sudah 5 hari Nadi dirawat di rumah sakit, setelah melakukan pemeriksaan terakhir Nadi diperbolehkan untuk pulang. Walaupun bekas jahitan yang ada di kepala Nadi masih ditutupi oleh perban. Hari ini Jehan yang membantu Nadi untuk menyiapkan segala keperluaan Nadi untuk kembali ke rumah. Setelah kejadian yang terjadi kemarin, Jehan memutuskan untuk reschedule keberangkatannya ke US. Jehan merasa harus menemani adiknya selama pemulihan dan memastikan sang Mama juga baik baik saja.

Tentang Mama Sinta sendiri, keadaannya sudah mulai membaik. Emosinya sudah bisa stabil dan terkendali. Apalagi selama masa perawatan Mama Sinta ditemani langsung oleh Papa Agung. Papa Agung sendiri memang sengaja untuk tinggal lebih lama di rumah menemani sang istri dan memantau keadaan si bungsu.

Atas kejadian kemarin, membuat keluarga Brataditya sedikit gaduh. Terutama untuk kepala keluarga, Papa Agung. Ia tak menyangka jika istrinya akan berperilaku nekad dengan anaknya sendiri. Papa Agung merasa miris melihat keluarganya jadi begini. Sejak kepergian si sulung, Papa Agung mengakui jika keluarganya tak seperti dulu lagi. Bahkan jauh berubah. Apalagi rasa marahnya kepada si bungsu waktu itu. Namun, bagaimana lagi keluarga yang dulu selalu terlihat harmonis bagi orang lain kini sudah tak utuh lagi. Sudah terlalu banyak rasa sakit yang dirasakan semua anggota Brataditya. Tapi, dilubuk hati seorang kepala keluarga, Papa Agung masih punya keinginan untuk mengembalikan lagi keharmonisan keluarga nya dulu dan ia masih mencoba berusaha untuk berdamai dengan keadaan ini.

Ketika Papa Agung mengetahui jika Nadi sudah boleh pulang, ia sampai rela menunggu di ruang tamu untuk menyambut sang anak. Selama Nadi di rawat di rumah sakit, Papa Agung memang belum sempat menjenguk karena ia sendiri harus menjaga Mama Sinta. Dan disinilah, duduk dengan rasa was was menunggu kembalinya sang bungsu Brataditya.

Pintu besar itu terbuka. Menampilkan pemuda yang wajahnya masih terlihat sedikit pucat dan kepalanya masih berbalut perban.

Papa Agung langsung menghampiri dan memeluk Nadi tanpa berbicara sedikitpun. Nadi yang tiba tiba dipeluk oleh Papa nya sedikit terhenyak. Papa Agung memeluknya dengan erat dan Nadi pun membalasnya. Ada sebuah kehangatan yang Nadi rasakan.

Tiba tiba Nadi mendengar tepat di telinga suara rintihan lirih. Dia tau Papa nya sedang menangis sambil memeluknya.

"Pa..."

"Sebentar, izinin Papa peluk kamu dulu" ucap Papa Agung yang enggan melepaskan pelukannya

Nadi mengangguk sebagai jawaban dan mengelus punggung hangat Papa Agung.

"Nadi udah gak papa kok Pa"

Papa Agung melepaskan pelukannya.

Sembari masih memegang bahu Nadi," Papa minta maaf, maafin Papa Nadi" ucap Papa Agung menunduk.

"Maafin Nadi juga Pa, Nadi gak bisa jagain Mama dengan baik"

Papa Agung tak menjawab tapi malah memeluk kembali Nadi.

"Kita benahi keluarga kita seperti dulu lagi ya, Papa Mama Jehan sama kamu. Papa juga ingin Kakakmu tenang disana"

"Iya Pa, semoga Kak Killa tenang disana"

Jehan yang sedari tadi hanya diam dan menyaksikan interaksi Papa dan adiknya itu, tersenyum lega. Bagi Jehan sudah lama ia tak melihat interaksi hangat keduanya membuat hati Jehan menghangat.

"Lo lihat kan Kak, Papa sama bungsu kita udah baikan. Lo tenang aja mulai saat ini gue akan berusaha buat keluarga kita utuh lagi walau tanpa Lo. Doain juga buat kesembuhan Mama ya Kak" batin Jehan

Sehabis pertemuan Nadi dan Papa Agung di ruang tamu tadi, Nadi disuruh Jehan langsung ke kamarnya. Sebenarnya Nadi ingin melihat Mama nya terlebih dahulu, tapi Jehan melarang. Karena, Nadi masih butuh istirahat sedangkan Mama Sinta juga sedang menjalani pemeriksaan oleh dokter Ilham.

Melody untuk Nadi [Jaeminju Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang