Part 1 Luka Nadi

556 49 3
                                    


"Praangg!!!!"

Suara benda jatuh membangunkan Nadi yang tadinya masih terlelap dalam tidurnya. Pagi ini Nadi dikejutkan lagi dengan suara yang ia sudah tau darimana asal suara itu.

Nadi pun bergegas bangun dan langsung menuju ke kamar Mamanya. Setelah sampai di kamar Mama nya, Nadi melihat sebuah nampan yang berisi roti dan obat-obatan sudah berserakan di lantai kamar.

Nadi mendekati Mamanya yang masih berdiri
"Mama gak papa kan?" tanya Nadi cemas memegang tangan Mamanya yang tanpa berekspresi dan hanya diam.

Nadi sudah tau kalau pertanyaannya pasti tidak akan pernah dijawab oleh sang Mama.

"Mama, tiduran aja ya" ucap Nadi sambil menuntun Mama nya ke tempat tidur

"... Killa...Killa" tutur Mama lirih masih dengan tatapan kosongnya dan dengan mata yang berkaca kaca

Mendengar nama sang Kakak diucapkan oleh sang Mama dengan perasaan sendu membuat hati Nadi menjadi sesak. Sudah beberapa kali Mama nya selalu memanggil nama itu, tapi sampai saat ini Nadi belum bisa mengatasinya.

"Iya Ma. Nanti kita ke tempatnya Kakak ya . Kalo Mama udah sembuh" kata Nadi sembari menggenggam tangan Mamanya.

"Ya ampun" ucap Suster Tika terkejut melihat kamar yang sudah berantakan
"Maaf Mas udah ninggalin Ibu. Tadi saya ke belakang dulu"

"Iya, gak papa Sus"
"Tolong beresin ya Sus" perintah Nadi pada Suster Tika
"Mama udah minum obat kan?"

"Baik Mas nanti biar saya yang beresin"
"Untungnya tadi ibu udah minum obatnya"

"Makasih Sus"
"Kayaknya Mama juga udah tenang sekarang"
"Hari ini aku ada kuliah Sus. Nanti tolong jagain Mama dulu ya"

"Baik Mas" jawab Mbak Tika

"Ma, Nadi siap siap mau ke kampus dulu ya" Nadi mencium punggung tangan sang Mama

Di rumah sebesar ini Nadi tinggal dengan Mama, Suster Tika sebagai perawat Mama nya, beberapa ART, sopir dan satpam. Rumah ini sudah tak seperti dulu lagi yang penuh kehangatan di dalamnya. Saat ini hanya ada sebuah kekosongan yang menyambut saat Nadi pulang.

Papa nya jarang pulang dengan alasan bisnis yang harus diurusi di dalam maupun di luar negeri. Abangnya juga memilih untuk tinggal sendiri di luar kota dengan alasan menempuh pendidikannya. Tapi, bagi Nadi bukan itu alasan mereka meninggalkan Nadi dan sang Mama.

Nadi tau jika Papa dan Abangnya itu memilih untuk tidak tinggal bersama dia dan Mamanya karena Papa dan Abangnya belum bisa memaafkan dirinya. Papa dan Abangnya masih berusaha menghindar dari dirinya supaya tidak lagi ada kekacauan yang membuat semua orang tau jika keluarga Brataditya memang sudah tidak seperti dulu lagi.

RoomChat

Nadi
Bang, kalo ada waktu sempetin pulang ke rumah
Mama kangen sama Lo
Kalo lo mau pulang
Kabarin gue,
Biar gue gak pulang dulu
(read)

Nadi sudah tau jika pesannya hanya akan dibaca tanpa ada balasan dari Abangnya. Walaupun begitu, Nadi masih bersyukur setidaknya ia masih bisa berkomunikasi dengan Abangnya walau tak berbalas. Di fikiran Nadi, setidaknya nomornya masih disimpan oleh sang Abang dan tidak di blokir.

**
Nadi sudah melewati 4 semester dalam perkuliahannya. Jurusan yang diambil Nadi sebenarnya merupakan paksaan dari sang Papa yang menginginkan anak bungsunya untuk kuliah di Manajemen Bisnis. Dulu Nadi sempat menolak karena memang minat nya bukan pada hal yang berbau bisnis. Nadi dulunya ingin berkuliah yang berkaitan dengan hobinya yaitu fotografi. Tapi apa daya, amarah Papa nya yang membuat Nadi harus terpaksa menuruti kemauan Papa nya.

Melody untuk Nadi [Jaeminju Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang