01 - Papan Quest

1.1K 216 61
                                    

Jangan lupa vote
Jangan lupa comment
Jangan lupa follow
Jangan lupa masukin perpus
Bantu 255 followers

!!Note!!

"Blah..blah.." = Ini maksudnya si MC ngomong, tapi kalau manusia dengarnya malah gonggongan anjing

⚠️Warn!⚠️
Baku non baku, toxic!

Happy Reading

Dahi terlipat, alis bertaut. Kedua manik hijau Lea terpaku pada papan biru yang tiba-tiba muncul di depannya. Ia hampir saja terkena serangan jantung gara-gara benda ini.

Papan Quest: Maaf mengejutkanmu! Saya adalah Papan Quest yang siap memandumu.

Kedua maniknya menyipit. Memandu? Dipikir Lea anak TK yang butuh dipandu?

Lagian hidup jadi anjing menurutnya nggak susah, deh. Hanya perlu berlari, makan, dan sok melas ke manusia.

"Gue nggak butuh dipandu dan lo nyambutnya telat..!" katanya sambil menuding papan biru di depannya.

Papan Quest: Hehehe, maaflah. Sistem eror tadi. Jadinya, diperbaiki dulu.

Lea merotasi bola matanya malas. Ini papan quest berasa orang receh. Dia jadi keinget Rini, temannya.

Bagaimana keadaan gadis itu ya. Apakah dia menangis karena kehilangan Lea? Atau justru berdisko.

Apapun yang gadis itu rasakan, Lea nggak peduli. Asalkan Rini menghapus daftar bacaan wattpadnya yang kebanyakan femdom 21++. Apalagi daftar pencarian YouTube dan Googlenya.

Pokoknya Rini harus membersihkan segala jejak minusnya itu. Lea nggak mau dianggap aneh-aneh hanya karena seleranya. Apalagi keadaan ia sudah mati.

Papan Quest: Kamu belum mati kok.

Lea mengerjapkan kedua matanya. Lalu menatap papan quest dengan penuh harap. "Serius lo?" tanyanya.

Papan Quest: Iya.

"YUHUUUU GUE NGGAK MATI.. AZEKKK!!!" serunya girang.

Gguk.. gguk.. guk.. GUK.

Ah, sial. Lea lupa kalau dia wujudnya masih anjing. Pasti orang-orang bakal beranggapan miring.

Ia menghela napas. Kemudian duduk tenang sembari menatap papan biru yang tampak tertawa melihat kekonyolannya. Menjengkelkan, tapi berkat benda itu dia bisa hidup. Meskipun sebagai anjing.

Papan Quest: Sudah nggak jingkrak-jingkrak lagi? Lanjutin aja, nggak papa.

Lea memandang datar. Wajahnya sudah kaya baju kusut yang nggak pernah disetrika sedikitpun.

Papan quest sedang meledeknya. Dia tahu itu, pengen dipukul. Tapi, ia yakin kalau benda tersebut tembus pandang.

Semisal dia tendang, terus tembus. Akhirnya ia juga diledek karena tersungkur ke tanah akibat mau menendang papan ghaib yang entah muncul dari mana. Sekarang cuman bisa sabar sebagai kuncinya.

"Lo bisa jelasin nggak apa yang terjadi sama gue?" Lea bertanya dengan nada setenang mungkin.

Tak mau kelihatan jengkel. Meskipun air mukanya mengatakan hal itu. Tapi, sepertinya papan quest di depannya tak peduli dengan guratnya dan justru menjelaskan apa yang dipertanyakannya.

Papan Quest: Kamu bertransmigrasi menjadi anjing. Karena sebenarnya kamu sudah mati. Tapi, aku—

"Kata lo, gue belum mati, anjing!" sela Lea berapi-api.

Papan Quest: MAKANYA DENGERIN DULU, ANJING!

Lea bungkam. Enggan berkomentar lagi melihat papan biru yang berubah merah. Ternyata benda canggih bin ghaib ini bisa emosi juga.

Kucing Antagonis {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang