02 - Misi

924 200 39
                                    

Jangan lupa vote
Jangan lupa comment
Jangan lupa follow
Jangan lupa masukin perpus
Bantu 260 followers yuk

!!Note!!

"Blah..blah.." = Ini maksudnya si MC ngomong, tapi kalau manusia dengarnya malah gonggongan anjing

⚠️Warn!⚠️
Baku non baku, toxic!

Btw ini ceritanya enak dibuat sampai 15 part atau 30++? Sama bagus gak alurnya sejauh ini?

Happy Reading

Lea menyipitkan kedua mata. Menatap jeli sepasang kucing yang tengah dimabuk asmara. Mereka tampak saling menempel dan bertukar sayang. Lalu mengecup pelan yang pasti terlihat seperti sedang menjilat bagi manusia.

"Mereka tokoh utamanya?" tanyanya yang dijawab 'iya' oleh papan quest.

Ternyata pemeran utamanya cantik dan ganteng. Sayangnya yang jantan lebih pantas disebut sub. Karena penampilannya yang gemoy abis. Dia  punya sepasang telinga putih dengan ikat lonceng di lehernya. Matanya berwarna biru terang, cantik seperti langit.

Ditambah ekor putih lebat yang pasti terasa seperti sutra. Lea jadi pengen pegang terus remes-remes manja. Lamun dia nggak boleh begitu, masa mesumin kucing jantan sampai segitunya.

Lea berasa jadi cewek anjing kalau kelakuan mesumnya nggak kekontrol. Tapi, dia memang anjing, gimana dong?

Apalagi betinanya kaya femme. Manja nan gemoy. Rambutnya kuning kaya tai ngambang. Matanya hijau daun, hampir persis sama miliknya.

Pasangan yang amazing. Mirip kaya drama korea. Cuman beda wujud saja.

"Mereka terlalu uwu buat gue yang hatinya kaya mochi! Jadi nggak tega buat ngerebut doi. TAPI GUE MAU, ANJING!" Cerocosnya sambil masang mupeng, muka pengen.

Papan quest sampai speechless gara-gara ucapannya yang terdengar labil nan frustasi.

"Tapi.. wait! Kalau gue ngegebet male leadnya, nanti dramanya ancur nggak, sih? Kasian bener.." Lea bergumam sembari menatap melas pasangan kucing di depan sana.

Papan Quest: Siapa suruh kamu gebet karakter utama?

Lea mengernyit. "Kalau bukan MC-nya, terus saha?" tanyanya.

Papan Quest: Coba lihat seseorang yang ada di dekat rumah kayu itu.

Benda itu memberi perintah pada Lea yang melongo. Gadis itupun menurut, lantas memandang seorang kucing bertelinga hitam keabu-abuan yang tampak mengintip pasangan tersebut.

Lea yakin. Kucing itu adalah tokoh antagonisnya. Dilihat dari air mukanya yang tampak tak senang melihat keakraban pemeran utamanya.

"Pasti dia antagonisnya. Gue yakin seribu persen!" ujaenya pada benda ghaib di sebelahnya.

Papan Quest: Nah, itu misi kamu yaitu harus memikat tokoh antagonisnya.

Lea melotot. Lantas melongok, memandang sangsi pada ucapan benda itu.

Memikat tokoh antagonis? Papan quest ini bercanda ya? Lea mana mau menarik perhatian kucing itu. Meskipun sekilas, wajahnya amat manis nan uwu.

"Ihh, anjing! Nggak mau! Lo aja yang memikat dia," suruhnya.

Papan Quest: MAU HIDUP LAGI NGGAK?

"Ya, mau, anjing!"

Papan Quest: Nggak usah nyebut diri kamu sendiri bisa?

Lea merenggut. Menggerutu dalam hati tatkala melihat rona dari benda itu. Merah, ia tahu ini artinya marah. Jadi, dia memilih bungkam dibanding mematik api.

Kucing Antagonis {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang