50 Vote, 35 comment
Sider, belajar menghargai karya orang.
Jangan lupa follow
Jangan lupa masukin perpus
Bantu 285 followers yuk⚠️Warn!⚠️
Baku non baku, toxic!!!Note!!
"Blah..blah.." = Ini maksudnya si MC ngomong, tapi kalau manusia dengarnya malah gonggongan anjing
Maaf ya semisal kurang feel!
Happy Reading
Lea berlari kencang, menyelinap di kerumunan massa yang memadati jalan. Ia harus segera sampai ke lokasi yang ditunjukkan Telaga tadi. Karena ini menyangkut hidup si kucing gemoy, Teo.
'Ini ngapa pada kumpul di jalanan sih?!' gerunyamnya dalam hati tatkala melihat lautan manusia yang tak ada habisnya.
Jeng. Jeng.. Jeng... Jeng..Jeng.
'Oh pantas ada ondel-ondel..'
Lea manggut-manggut sambil terus berlari. Lalu ia merasa ada sesuatu yang janggal.
'Kok ondel-ondel sih?'
Ia membatin sambil mengingat nama kegiatan yang menampilkan monster unyu-unyu berwarna terang. Lalu dia melompat tatkala sebuah naga turun dari atasnya. Memacu jantung yang sedari tadi berjalan dengan tenang.
'Sial, jantungku mau copot rasanya..'
Lea membatin sambil menatap naga-nagaan yang dibawa menari oleh beberapa orang. Selepas itu ia berlari menjauh dari kerumunan, menyelamatkan kesehatan jantungnya yang sempoyongan.
Telaga: Hei, kenapa lama?!
Papan biru tiba-tiba muncul di sebelahnya. Melayangkan protes yang membuat emosinya sedikit terpancing. Dipikir keluar dari kerumunan manusia itu gampang. Apalagi jarak antara dia dan Rafael cukup jauh jika ditempuh dengan keempat kakinya.
Telaga: Kamu itu anjing, larinya kok lambat.
Papan itu berucap seolah mengejeknya. Lagi pula dia bukan anjing sungguhan. Jadi, wajarlah ia nggak bisa berlari secepat anjing pada umumnya.
Soalnya dia ini langka. Mana ada anjing yang bisa melangkah slay dan mandi tiga kali sehari kaya Lea.
"Lebih baik lo diam, deh. Gue lagi usaha.." ujar Lea sambil menatap Telaga yang mengikuti langkah kakinya dari samping.
Woof.. woof
"Ma, lihat! Anjingnya cantik..!"
Lea menggerling malas lalu memandang anak kecil yang meniliknya kagum. Ia jadi merasa sedikit tersanjung karena tatapannya. Membuatnya dia tidak segan untuk mengedipkan sebelah matanya guna berterimakasih pada bocah itu.
"MA, LIHAT! Anjingnya nge-wink!"
Bocah itu menarik celana ibunya lalu mengadu tentang keanehan anjing yang kini berlari menjauhinya. Salah Lea juga sih karena nge-wink sembarangan. Seharusnya dia pura-pura marah dengan menggonggong bukan malah genit kaya anjing betina.
'Ini kan ya tempatnya..'
Ia membatin setelah sampai di lokasi kontruksi yang tampak sepi di hari raya Imlek. Tapi ini memang wajar sih karena tanggal merah. Yang nggak wajar cuma sosok berkepala buntung di dekat gundukan pasir.
Ini kenapa Lea jadi bisa melihat hantu? Padahal dia bukan keturunan cenayang atau punya indra ke-enam seperti anak indigo pada umumnya.
Telaga: Kalau kamu kaget sama hantu yang kamu lihat, maklumi. Kamu anjing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing Antagonis {Fem!Dom}
FantasyLea Alfilista tiba-tiba bertransmigrasi ke tubuh seekor anjing. Masih berada di dunia yang sama, tapi berbeda wujud. Di matanya semua hewan berwujud seperti orang biasa dengan ekor dan telinga. Tapi, di mata manusia, mereka tetaplah hewan. Rumit. Le...