Jangan lupa vote
Jangan lupa comment.40 Vote, 50 comment
Mau update cepat, kan? Penuhin okay? Dikit ini mah. Kalau nggak penuh ya nggak update.Sider, belajar menghargai karya orang.
Jangan lupa follow
Jangan lupa masukin perpus
Bantu 265 followers yuk biar cepat up⚠️Warn!⚠️
Baku non baku, toxic!Happy Reading
Woof.. Woof
Gonggongan anjing terdengar dari balik pintu. Mengundang atensi seorang wanita paruh baya yang tengah sibuk menyajikan makanan. Ia pun melangkah, mendekat ke arah pintu guna menilik seekor anjing yang menggonggong di depan rumahnya.
Ceklek.
Pintu terbuka. Menampilkan seekor anjing berbulu hitam, putih, dan abu-abu yang tampak mengais-ngais makanan dalam tanah. Lalu hewan itu mengadah, mengibaskan ekor kecilnya sembari menurunkan kedua telinga.
"Lucunya. Kamu belum makan ya anak manis?" Wanita itu tersenyum pada anjing cantik di depannya. Lalu berjongkok, menatap mata hijau si anjing yang tampak berbinar.
Woof.
"Baiklah, tunggu sebentar ya.." Ia berdiri lalu masuk ke dalam rumah. Meninggalkan si anjing yang tiba-tiba menunduk lesu sembari menggelengkan kepalanya.
'Gila.. gue gila..' batin Lea sambil menepuk jidatnya.
Tak berselang lama, wanita paruh baya itu keluar dari rumahnya dengan sepotong ayam. "Ini ya anak manis.." katanya sambil berjongkok di depan Lea yang tengah menjulurkan lidahnya, berlagak seperti anjing sungguhan.
Lea pun menggigit tulang ayam tersebut lalu menduselkan kepalanya ke tangan wanita itu. Dia ingin berterimakasih dalam bentuk ucapan. Lamun apa daya, ia hanyalah seekor anjing.
Terlebih lagi. Dia hanya bisa menggonggong bukan berkata. Jadi, ia menunjukkan rasa terimakasih dengan usapan.
Hal itu disambut baik oleh wanita itu. "Sama-sama.." kata si pemilik rumah yang seolah mengerti bahasa tubuhnya.
Lea mengibaskan ekornya kemudian berlari meninggalkan wanita paruh baya itu. Dia harus cepat-cepat ke tempat persembunyian. Karena ia yakin, Rafael sedang menunggunya di sana. Sekaligus melihat reward yang ia dapat dari quest pertamanya.
Flashback.
"Lo bisa nggak?" tanya Rafael sambil menatap tajam.
"Nggak~ gue bukan anjing huhu.." Lea menangis bawang. Lalu meringkuk di dekat dinding sembari mengais-ngais tanah.
Rafael pun berdecak. Bingung dengan perangai si asu yang kaya bukan anjing.
Kenapa Lea terus-terusan bilang kalau dia bukan anjing? Padahal secara wujud, dia memang asu.
Rafael pusing. Mau makan saja dipersulit. Seandainya dia nggak mager, ogah juga nyuruh anjing stress buat cari makan.
"Gue nggak bisa kek gitu.. gue bukan anjing hiks.. sroott.." Lea terus meracau tanpa menghentikan tangis palsunya.
Papan Quest: Sring.. sring.. TADA!!!!!
"Eh monyet lompat!" latah Lea saat papan biru itu muncul di dinding.
"Lo kenapa?" Mata Rafael memicing, menatap tajam si gadis anjing yang terperanjat kaget.
Lea menggeleng. Lalu memandang papan biru yang menertawakan dirinya. Dasar papan sinting! Setiap hari selalu mengejutkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing Antagonis {Fem!Dom}
FantasyLea Alfilista tiba-tiba bertransmigrasi ke tubuh seekor anjing. Masih berada di dunia yang sama, tapi berbeda wujud. Di matanya semua hewan berwujud seperti orang biasa dengan ekor dan telinga. Tapi, di mata manusia, mereka tetaplah hewan. Rumit. Le...