Jangan lupa vote
Jangan lupa comment, satu orang sebiji doang nggak papa. Anggap sesajen buat aku biar update cepat.25 komen baru lanjut
Jangan lupa follow
Jangan lupa masukin perpus
Bantu 260 followers yuk⚠️Warn!⚠️
Baku non baku, toxic!Happy Reading
Lea bimbang. Tercatuk fakta nan misi yang harus ia segera laksanakan. Ditambah quest yang perlu dia selesaikan sebagai tambahan.
Hidup menjadi anjing juga butuh makan dan minum. Belum lagi tempat tinggal. Untung benda biru itu bilang kalau ia bisa mendapatkan apapun jika menyelesaikan satu quest.
Namun masalahnya. Dia bingung harus memulai misi darimana. Apalagi mood Rafael sering berubah-ubah.
Lea kan takut kena cakar. Soalnya kucing terkenal galak. Kasta mereka pun berbeda.
Kalau anjing, menjaga pemilik. Kalau kucing, memerintah babu. Rafael bos. Dia kacung.
Lagi pula aneh aja ini misi. Masa seekor anjing harus memikat kucing jantan. Udah beda spesies, beda kasta, beda bahasa pula.
Nggak kebayang anaknya bakalan jadi apa. Lea sampai merinding membayangkan malam pertama kucing dan anjing yang pasti bakalan miskomunikasi. Si kucing minta dipercepat, anjingnya malah ngelambat.
Lagi enaknya nangkring di atas pohon. Tiba-tiba ada sebuah batu yang terlayang ke pelipis kanannya.
Bugh.
"Asu, sakit!" umpatnya sambil memegang pelipis.
Lalu ia mengedarkan pandangan, mencari si pelaku yang mungkin menyerok. Lamun dia tak menemukan siapapun di sekitarnya. "Kok nggak ada orang?" gumamnya.
"Nunduk, njir. Gue di bawah!" titah sebuah suara yang masuk ke kupingnya.
Lea menunduk, menatap gerun seorang kucing laki-laki yang mendongak di bawahnya. Dia pun bertanya, menanyakan perihal kedatangan Rafael kepadanya.
"Lo harus balas budi!"
Lea mengerutkan dahi. Balas budi? Dia ada hutang apa sampai harus balas budi ke kucing ini?
"Gue keknya nggak ada hutang sama lo.." katanya.
Rafael berdecih. Lantas mengingatkan Lea tentang jasanya kemarin. Gadis anjing itupun berdecak kemudian melompat turun di samping di si kucing.
"Nggak ikhlas lo," sungutnya. Setelah itu berjalan mengekori Rafael yang sudah melangkah lebih dulu.
"Lo mau gue balas budi pakai apa? Gue ini anjing.." ucap Lea sambil menyamakan langkah. Lalu melongok, menatap wajah manis si kucing.
Rafael menoleh sekilas kemudian menunjuk salah satu anjing yang sedang memelas di depan rumah. Tak berselang lama, sang pemilik rumah muncul dan memberikan sepotong ayam untuk hewan tersebut.
Lea dan Rafael yang melihat hal itu lantas menjilat bibir. Mereka tergiur dengan sepotong ayam yang didapat oleh anjing tersebut.
"Anjir, enak bet jadi anjing.." ungkap Lea sambil mengusap saliva yang menetes dari mulutnya.
"Lah.. lo kan emang anjing.." sahut Rafael sambil menilik Lea.
Gadis anjing itu membisu lantas manggut-manggut. Lea lupa, dia memang asu. Ngapain iri sama anjing lain ya. Tapi kan, ia dulu manusia bukan binatang.
Pantas kah Lea iri sama anjing? Soalnya dulu dia melas ke abangnya malah ditatap tajam. Lalu diusir karena ia sudah punya jatah makan sendiri.
"Terus gunanya kita natap tuh anjing, apa?" tanyanya dengan menekan kata anjing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing Antagonis {Fem!Dom}
FantasyLea Alfilista tiba-tiba bertransmigrasi ke tubuh seekor anjing. Masih berada di dunia yang sama, tapi berbeda wujud. Di matanya semua hewan berwujud seperti orang biasa dengan ekor dan telinga. Tapi, di mata manusia, mereka tetaplah hewan. Rumit. Le...