Semua kondisi sudah kembali normal dan tenang, Aiko masih belum sadarkan diri dari pingsan nya karena emosi berlebih, Cici merasa lebih tenang walaupun masih terkejut atas serangan yang Aiko lakukan.
"Dok, gimana keadaannya Aiko?" tanya Adis.
"Dia gapapa, kondisinya baik dan mungkin dia seperti ini karena kelelahan saja sebentar lagi dia sadar, kalau begitu saya tinggal ya" kata Dokter yang memeriksa keadaan Aiko.
"Iya Dok terima kasih" kata Bagus.
Tak lama kemudian Aiko sadar dari pingsan nya, dia membuka perlahan kedua matanya serta sambil merasakan pusing kepala nya "A-apa yang terjadi kepadaku dan dimana aku?" kata Aiko suaranya terdengar masih lemas.
"Kamu pingsan tadi, dan kamu di ruang pemeriksaan" kata Adis.
"Kakak? Dimana Kak Lian?!" kata Aiko dengan panik.
"Tenang saja, Lian sudah sadar kok dia dikamar sebelah kita" kata Bagus.
"Iya dia sedang bersama Decka, Rafi, dan Cici Ehh!" kata Adis langsung reflek menutup mulut dan Bagus juga kaget Adis menyebut nama Cici karena takut Aiko lepas kendali lagi.
"Aku mau liat keadaannya Kak Lian" kata Aiko yang terlihat sudah melupakan kejadian yang terjadi sebelumnya kepada dirinya sendiri saat melihat Cici.
Aiko bergegas ke ruangan nya Lian lagi, Bagus dan Adis menyusul Aiko karena takut hal yang sama akan terjadi lagi. Aiko masuk ke ruangan nya Lian dan melihatnya sudah sadar, melihatnya yang sudah sadar Aiko menghampiri Lian perlahan wajahnya sangat senang dan memeluknya. Kedatangan Aiko membuat Cici merasa takut, dan Decka juga Rafi terkejut dengan kedatangan nya Aiko yang cepat padahal baru saja pingsan dan sekarang sudah bisa bergerak. Bagus dan Adis mengikutinya tapi untung saja tidak ada hal yang terjadi lagi semuanya sudah kembali lagi seperti semula.
"Aiko kamu kenapa, memelukku?" tanya Lian seperti kebingungan.
"Aku sangat senang Kakak sudah sadar, aku takut kakak kenapa-napa" kata Aiko melepaskan pelukannya dan mengusap matanya karna sedih juga merasa khawatir dengan keadaan kakak nya.
Aiko benar-benar lupa akan kejadian beberapa jam lalu dan langsung bersikap seperti tidak terjadi apa-apa padahal dia sudah melihat dan tau kalau Lian sudah sadar, karena Lian lah yang membuat Aiko kembali seperti semula.
"Ya, aku sudah membaik Aiko, sudah tidak terlalu sakit lagi," kata Lian sambil tersenyum ke Aiko.
"Bagaimana keadaan mu, Aiko?" tanya Lian yang"Syukurlah, aku merasa lega" kata Aiko sambil tersenyum suasana hatinya sudah tenang dan tidak merasa khawatir lagi.
"Aku? Aku tidak apa-apa sih kak, tapi aku bingung kenapa aku bisa diruangan sebelah dan kepala ku sakit, tapi tenang kak aku sudah baik baik saja sekarang" kata Aiko."Syukur deh, tapi kamu beneran gak ingat kejadian yang beberapa jam lalu?" tanya Lian mengetes ingatan nya Aiko.
"Kejadian barusan? Apa yang kakak maksud itu, aku tidak mengerti" kata Aiko yang sangat kebingungan apa maksud dari pertanyaan nya Lian.
Lian melihat Cici yang terlihat tegang saat Aiko kembali keruangan Lian lagi, dan Lian memberi petunjuk lagi kepada Aiko "Aiko, coba lihat Kak Cici" kata Lian. Cici yang mendengar Lian menyebut nama nya terkejut dan merasa takut akan terulang lagi kejadian itu. Aiko melihat Cici dengan tatapan seperti biasa tidak terjadi apa apa, bahkan Aiko hanya merasa bingung saja.
"Eh? Kak Cici? Kakak kenapa kok merasa tegang gitu liat aku, ada apa?" tanya Aiko pada Cici dengan netral.
"I-iyah aku gapapa kok, Aiko" kata Cici dengan gugup menjawab pertanyaan dari Aiko seperti ada masih takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir
Teen FictionSeorang kakak adik yang tinggal di suatu kota yang padat penduduk dan tinggal bersama ibu dan ayah nya. Mereka berkuliah di tempat yang terfavorit di kota tersebut dan mereka berdua terdaftar dalam nama tersebut. Mereka berdua baru pindah dari tempa...