1.

326 9 0
                                    

Rumah milik mbah Subardjo ramai di penuhi para tetangga dan keluarga besar dari mbah Subardjo karena esok salah satu cucu mbah Subardjo akan melangsungkan pernikahannya. Selly Armila putri kedua Pakde Ahmad akan menikah dengan salah satu putra dari pengasuh pesantren Darussalam

"Khil itu piring di belakang udah numpuk, kamu cuci ya" ucap Bude Farida, ibu dari Selly

"Iya bude" Khilwi berjalan ke belakang rumah ke tempat yang di buat khusus untuk mencuci piring dan perkakas dapur yang kotor. Khilwi menghela nafas saat melihat banyaknya piring yang harus dicucinya, padahal dirinya baru saja kembali dari pasar setelah diminta Bude Farida untuk belanja keperluan besok, niatnya Khilwi mau mengisi perutnya yang dari pagi hanya terisi teh hangat dan roti warung dua ribuan sisa kemarin

Setelah menyelesaikan tugasnya, khilwi pergi ke dapur untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Saat Khilwi berniat mengambil daging ayam, seseorang dengan cepat melarangnya membuat tangan Khilwi tertahan di udara

"Itu jangan di makan takutnya besok kurang, kalau mau makan, itu ada sisa sayur sop sama bacem telur" Khilwi langsung menarik tangannya kembali

"Maaf Bude khilwi nggak tahu" ucap Khilwi setelah itu melangkah ke tempat sop dan semur telur berada. Khilwi rasa Itu sudah lebih dari cukup dari pada tidak makan sama sekali

Bukan hal baru jika Khilwi di perlakukan seperti itu oleh Bude Farida. Dari kecil Khilwi tinggal dengan mbah Subardjo yang rumahnya bersampingan dengan rumah Bude Farida dan Pakde Ahmad yang otomatis kedua orang tersebut ikut adil dalam mengasuh Khilwi

Khilwi sudah tidak memiliki orang tua. Sebulan setelah melahirkannya, Ibu Khilwi yang juga merupakan adik kandung Pakde Ahmad berpulang ke pangkuan ilahi sedangkan ayah Khilwi pergi dengan perempuan lain saat Khilwi masih dalam kandungan dan sampai saat ini Khilwi tidak pernah tahu keberadaannya. Itu alasan Khilwi tidak bisa menolak perintah dari keluarga pakde Ahmad, karena mereka sudah merawat Khilwi dari kecil

"Mbak Wi udah lihat calonnya mba Selly?" Tanya Nisa antusias, Khilwi menggelengkan kepala tanpa mengalihkan pandangan dari pekerjaannya memotong bawang merah

"Aku udah dong mba" pamernya dengan senyum bangga "ganteng banget tau mba calonnya mba Selly ini, kayak vokalis hadroh yang terkenal itu loh mba" lanjutnya

"Ih mba kok diam aja sih!" Protes Nisa karena Khilwi terus diam tidak berniat menanggapi ucapan sepupunya itu

"Ya terus mba harus gimana? Mba lagi sibuk Nis, kalau mba nanggapi kamu yang ada pekerjaan mba nggak selesai selesai"

"Ah mba Khilwi nggak asik!" Setelah mengucapkan itu Nisa pergi meninggalkan Khilwi yang kembali sibuk dengan pekerjaanya

🐥🐥🐥

Pagi pagi sekali kediaman Pakde Ahmad di buat geger karena Selly tiba tiba tidak ada di kamarnya saat akan di rias, di dalam kamar hanya ada secarik kertas yang mengatakan bahwa Selly belum siap untuk menikah

"Ini gimana pak? Ibu harus bilang apa sama bu Nyai Hasna" ucap Farida pada suaminya

"Bapak juga nggak tahu bu" ruangan itu terasa mencekam karena ketegangan yang terjadi saat ini

Pernikahan hari ini memang hasil dari perjodohan. Dulu mbah Subardjo mempunyai teman semasa mondok, sebelum temam mbah Subardjo meninggal dia berpesan untuk menjodohkan cucu mereka agar tali persaudaraan tidak terputus. Dua belah keluarga sudah sepakat untuk mengabulkan permintaan teman mbah Subardjo hingga akhirnya terjadilah pernikahan ini. Tapi tidak di sangka cucu mbah Subardjo kabur dari rumah padahal dari awal dia sudah setuju tanpa paksaan dari siapapun karena mbah Subardjo tidak ingin memaksakan kehendak jika salah satu calon tidak suka

"Khil sini" panggil Farida saat melihat Khilwi yang baru saja melintas

"Pripun bude?" Tanya Khilwi saat sampai di hadapan Farida

"Kamu gantikan mbakmu ya" ucapnya membuat semua orang yang di sana menatap Farida terkejut

"Maksud mu opo Da?" Tanya mbah Subardjo dengan tatapan tak suka

"Pak kita nggak ada waktu lagi, kita nggak mungkin membiarkan acara ini batal dan membuat keluarga kita malu"

"Maaf bude tapi Khilwi nggak bisa" sela Khilwi lirih, semua mata tertuju pada Khilwi

"Maksud kamu apa?! Kamu nggak mau gantiin mbak mu dan buat keluarga ini malu!" Ucap Farida dengan wajah marah

"Tapi kan ini bukan salah Khilwi bude, kenapa harus Khilwi yang nanggung?" Entah keberanian dari mana yang membuat Khilwi bisa membalas perkataan Farida

"Udah berani melawan kamu?! Heh harusnya kamu harusnya sadar diri, kamu bisa hidup enak sampai saat ini gara gara siapa?! Kalau dulu saya dan suami tidak merawat kamu mungkin saat ini kamu sudah ikut ibumu!!"

"FARIDA!! JOGONEN OMONGAN MU!!" Pekik mbah Subardjo dengan wajah merah karena tersulut amarah

"Khilwi tidak pernah meminta untuk di rawat, harusnya dulu bude biarkan Khilwi ikut ibu saja jadi Khilwi tidak harus membebani bude dan keluarga yang lain" tutur Khilwi yang membuat orang yang ada di ruangan itu menatap Khilwi tak percaya

"Khilwi!!" Tegur Ahmad karena tidak suka dengan ucapan keponakannya pada istrinya

"Dasar anak nggak tau di untung, susah payah saya membesarkan kamu dan ini balasannya!!" Ujar Farida sembari menunjuk wajah Khilwi

"Balasan apa yang bude mau? Apa nyawa Khilwi sudah cukup untuk membalas hutang budi Khilwi pada bude dan keluarga?"

PLAAAK
Tamparan yang cukup keras mendarat di pipi Khilwi sampai membuat wajah Khilwi menoleh ke samping karena kerasnya tamparan yang Farida berikan

"Lakukan apapun yang bude inginkan, Khilwi akan melakukannya jika itu bisa membayar hutang budi Khilwi pada bude dan keluarga?"

Setelah mengucapkan itu Khilwi langsung pergi meninggalkan semua keluarga yang masih mematung setelah kejadian barusan


Bismillah semoga suka❤

suamiku seorang gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang