8.

141 7 1
                                    

Khilwi tidak tahu bagaimana kondisi pernikahannya saat ini, karena sampai saat ini Khilwi belum bertemu lagi dengan gus Irza setelah malam itu

Apalagi dengan adanya haflah akhirusanah yang akan di adakan beberapa hari lagi di Darussalam membuat Khilwi menjadi sibuk karena harus menyiapkan perlombaan yang di buat oleh panitia untuk memeriahkan haflah tahun ini, seperti membersihkan kamar dan menata kembali kamar pondok agar terlihat lebih bersih dan rapi karena itu salah satu yang di perlombakan. Untungnya Khilwi tidak di tunjuk untuk menjadi perwakilan kamar dalam perlombaan lainnya jadi Khilwi tidak perlu repot repot berlatih

"Khil temenin aku buang sampah yuk" Khilwi yang sedang sibuk mengelap kaca langsung menghentikan kegiatannya dan menghampiri Sekar

"Yuk, sini aku bantuin bawa"

"Wah baik sekali teman ku ini, nih kamu bawa yang ini" Sekar menyerahkan kantung kresek yang ada di tangan kanan nya kepada Khilwi sedangkan tangan kirinya memegang kantung kresek yang lain

Keduanya berjalan menuju tempat pembuangan sampah yang ada di belakang pondok putra. Saat Khilwi sedang asik bergurau dengan Sekar, tidak sengaja dirinya melihat gus Irza sedang mengobrol dengan ustadzah Fatma dan ustadzah Uli, gus Irza terlihat sangat cocok dengan ustadzah Fatma mungkin jika mereka menjadi suami istri akan terlihat serasi

"Heh jangan ngelamun nanti ada yang masuk" tegur Sekar

"Eh iya"

"Kamu lagi ngelamunin apa sih emangnya?" Tanya Sekar penasaran

"Hah enggak, tadi aku cuma lagi lihat gus Irza sama ustadzah Fatma mereka kelihatan serasi ya" Sekar menoleh ke arah gus Irza dan ustadzah Fatma berada

"Bener banget kamu Khil mereka kelihatan sangat serasi ya, dulu juga pernah ada kabar katanya gus Irza tuh suka sama ustadzah Fatma loh" ucap Sekar

"Masa sih?"

"Ya nggak tahu juga sih bener apa nggak soalnya cuma kabar simpang siur doang, tapi keduanya pernah dapet nominasi pengajar terfavorit tau pas acara haflah tahun kemarin"

"Oh ya?"

"Iya, mereka naik ke panggung berdua huuuh romantisnya" Khilwi terkekeh melihat ekspresi Sekar saat bercerita

Karena asik bercerita mereka tak sadar sudah sampai di tempat pembuangan sampah, keduanya langsung membuang plastik kresek yang dibawanya setelah itu mereka kembali ke pondok putri

"Menurut kamu gus Irza orangnya gimana?" Tanya Khilwi saat di perjalanan

"Emmm gus Irza ya, beliau tuh orangnya disiplin banget dan tegas apalagi kalau pas kajian, kita harus datang tepat waktu kalau tidak yaudah kita nggak bakal boleh ikut kajiannya selama sebulan tapi kalau udah masuk kita harus menjelaskan materi yang kita lewatkan ngeri ngeri sedep gak tuh" jelas Sekar

"Menurut aku beliau juga cuek dan dingin sama lawan jenis, aku nggak pernah lihat beliau berduaan dengan lawan jenis kecuali keluarga ndalem. Aku juga nggak terlalu percaya sama kabar gus Irza suka sama ustadzah Fatma menurut ku itu hanya karangan para santri aja"

"Kenapa kamu berfikir gitu?"

"Nggak tahu sih tapi aku memang nggak terlalu percaya sama kabar itu" Khilwi mengangguk paham

"Terus gus Irza itu baik hati, meskipun beliau cuek dan dingin tapi beliau suka sekali membantu para santri yang sedang terkena musibah Khil. Waktu aku kelas dua tsanawiyah aku pernah di antar pulang ke rumah sama gus Irza pas dapet kabar kalau adik ku meninggal. Beliau tuh baik banget tau Khil, beruntung banget yang jadi istrinya"

Mendengar cerita dari Sekar, Khilwi jadi lebih yakin dengan keputusan nya untuk berpisah dengan gus Irza, Khilwi ingin gus Irza mendapatkan istri yang lebih layak berdamping dengannya, bukan seperti dirinya yang malah meminta merahasiakan pernikahan

🐯🐯🐯

Karena sibuk dengan acara haflah, Khilwi jadi sedikit melupakan masalah yang sedang terjadi pada pernikahannya, dia terlalu larut dengan euforia acara haflah akhirusanah yang membahagiakan

Menikmati setiap perlombaan yang di adakan oleh panitia seperti malam ini, Khilwi duduk bersisian dengan teman sekamarnya melihat lomba hadroh antar santri putra di depan halaman masjid

"Eh itu vokalisnya ganteng banget masyaallah" pekik Sekar yang duduk disebelah Khilwi

"Kamu mah semuanya aja di bilang ganteng Kar" sungut Arin yang juga duduk disebelah Khilwi

"Tapi emang ganteng semua Rin, gimana dong?" Arin berdecak mendengar balasan dari Sekar sedangkan Khilwi dan Ilma hanya tertawa melihat perdebatan keduanya

"Udah nggak usah ribut, malu di lihatin santri lain" ujar Ilma melerai, kalau tidak cepat cepat di lerai pasti keduanya akan terus berdebat

"Nanti di marahin yang lain loh gara gara berisik" tambah Khilwi, akhirnya keduanya berhenti berdebat dan kembali fokus melihat perlombaan

Semua perlombaan telah selesai, kyai Musthofa dan bu Nyai Hasna sudah kembali ke ndalem. Acara selanjutnya memang di adakan hanya untuk senang senang saja, pembacaan nominasi untuk para pengajar Darusalam dari tergalak, terbaik, terasik, dan terakhir terfavorit

Para santri bersorak heboh saat nama nama pemenang nominasi di panggil ke atas panggung untuk mendapat salempang dari panitia

"Aku yakin yang jadi terfavorit pasti gus Irza sama ustadzah Fatma lagi kayak tahun lalu" ucap Sekar mencondongkan badannya ke arah Khilwi

"Alah Sok tahu kamu" sahut Arin

"Heh nggak percaya kamu Rin sama aku"

"Musyrik percaya sama kamu" balas Arin tak mau kalah

"Lihat aja ya nanti kalau ucapan aku benar kamu harus beliin aku jajan di kantin" tantang Sekar

"Nggak mau aku, dosa" Sekar berdecak atas jawaban yang Arin berikan

"Takut kalah kan kamu"

"Nggak"

"Alah udah bilang aja"

"Hust udah diem nanti kena marah sama yang lain" tegur Ilma, keduanya langsung melengoskan kepalanya membuat Ilma dan Khilwi geleng geleng denga kelakuan keduanya

Terakhir pembacaan nominasi terfavorit dan ucapan Sekar tadi memang benar, gus Irza dan ustadzah Fatma yang mendapat nominasi tersebut. Semua santri bersorak saat keduanya naik ke atas panggung

"Tuh kan aku bilang apa, nggak percaya sih kamu Rin" ujar Sekar yang di balas dengusan oleh Arin

"Udah jangan ribut lagi" ucap Ilma sebelum keduanya kembali berdebat

Khilwi bisa melihat Gus Irza yang sedang mengitarkan pandangannya seperti mencari seseorang, dan saat tatapan mereka betemu gus Irza langsung memberikan satu senyuman tipis, sangat tipis

"Huaaaa gus Irza senyum sama aku" teriak Sekar membuat Khilwi langsung memutuskan tatapan mereka

"Geer kamu, gus Irza tuh senyum sama aku" sahut santri yang ada di sebelah Sekar

"Nggak ya, beliau tuh senyum sama aku" balas Sekar tak terima

"Udah Kar jangan ribut" Khilwi cepat cepat melerai sebelum Sekar dan santri di sampingnya jadi berdebat lebih panjang, untung saja Sekar langsung menurut

Khilwi kembali menatap ke arah panggung, disana gus Irza dan ustadzah Fatma sedang di beri salempang yang bertuliskan pengajar terfavorit, Khilwi berfikir seandainya gus Irza dan ustadzah Fatma menikah pasti mereka menjadi pasangan yang serasi seperti yang di lihat di atas panggung sana

Terimakasih yang udah vote cerita ini, gimana menurut kalian ceritanya? Jika ada kata kata yang kurang tepat atau apa tolong kasih tahu yaa biar bisa cepat cepat di perbaiki. Happy reading manteman❤

suamiku seorang gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang