Berhubung Sore ini acara mengaji sedang libur, Ilma mengajak Khilwi keluar pondok untuk mencari makanan di sekitar Darusalam. Khilwi mengiyakan ajakan Ilma karena dia juga merasa bosan karena selama dua bulan dia berada disini, dia belum pernah jalan jalan di sekitar Darussalam
Setelah mendapat izin dari bagian keamanan, Khilwi dan Ilma pun keluar pondok. Namun baru sampai gerbang pesantren tiba tiba Ilma kebelet buang air jadi Khilwi harus menunggu Ilma di dekat gerbang
"Mau kemana?" Tanya gus Irza dari dalam mobil, sepertinya baru saja kembali dari luar
"Mau jajan" jawab Khilwi setelah memastikan tidak ada orang disana
"Sendiri?" Khilwi menggeleng
"Sama Ilma"
Gus Irza mengambil lima lembar uang seratus ribu dari dompetnya lalu menyerahkan pada Khilwi "Nih buat jajan"
"Khilwi masih ada gus" tolak Khilwi, ini kedua kalinya gus Irza memberikan uang pada Khilwi padahal uang yang gus Irza kasih saat Khilwi akan ke pondok putri pertama kalinya masih sisa banyak
"Tidak apa apa, belikan juga makanan buat teman sekamar kamu" ucap gus Irza, akhirnya Khilwi menerima uang itu
"Terimakasih gus" gus Irza mengangguk
"Kalau boleh saya titip belikan bakso lava di dekat toko baju, nanti antar ke ndalem"
"Nggeh gus"
"Hati hati, sebelum magrib harus sudah pulang" Khilwi mengangguk, setelah itu gus Irza melajukan mobilnya meninggalkan Khilwi sendiri. Tak selang berapa lama Ilma datang dengan sedikit berlari
"Maaf lama" ucapnya
"Iya nggak papa"
Mereka berjalan menyusuri jalanan, ternyata setiap sore di sekitar Darusallam banyak penjual makanan dari yang berat seperti ayam geprek sampai jajanan anak anak seperti telur gulung
"Kamu mau beli apa Khil?" Tanya Ilma
Khilwi mengitarkan pandangannya, menatap beberapa penjual yang ada di sana "Bingung Il, semuanya kelihatan enak" ucap Khilwi
"Dasar, yaudah yuk kita keliling dulu"
Karena sudah lama tidak jajan seperti ini Khilwi jadi kalap, dia membeli banyak jajanan dari seblak, telur gulung, cireng, sempol ayam, sosis bakar, batagor, dan boba. Khilwi juga membeli martabak manis untuk teman teman kamarnya, tidak lupa dia juga membeli bakso lava untuk gus Irza
"Banyak banget Khil, emang kamu habis semua?" Tanya Ilma
"Insyaallah habis, kalau nggak habis kan ada yang lain"
Ilma geleng geleng kepala melihat makanan yang Shafa beli "Kamu juga beli bakso lava?" Tanyanya saat melihat bakso lava yang Khilwi bawa
"Oh ini pesenan gus Irza Il, tadi papasan di gerbang jadi minta titip pas tau aku mau beli jajan" jelas Khilwi
Mereka kembali ke Darussalam dengan kedua tangan yang penuh dengan makanan. Saat berada di pertigaan menuju pondok putri keduanya berpisah karena Khilwi mau mengantarkan pesanan gus Irza sedangkan Ilma membawa martabak manis untuk teman teman
"Jangan lama lama Khil, nanti nggak ke bagian martabaknya" canda Ilma
"Haha iya, nggak papa habisin aja aku juga nggak terlalu suka martabak manis"
"Waaaah rezeki anak sholehah ini, makasih ya Khil" ucap Ilma lalu pergi ke pondok putri
Seperti biasanya, Khilwi masuk ke ndalem lewat pintu dapur kotor. Dia langsung masuk ke dalam karena tidak ada orang di dapur, sebelumnya Khilwi sudah memindahkan bakso milik gus Irza ke dalam mangkuk sebelum di berikan pada gus Irza
Karena tidak menemukan gus Irza di ruang tengah, Khilwi langsung pergi ke kamar gus Irza "assalamualaikum gus" ucap Khilwi dari luar kamar, dirinya tidak bisa membuka pintu kamar sendiri karena tangannya sedang membawa mangkuk
Pintu kamar terbuka menampilkan gus Irza dari dalam kamar "ini gus pesanannya" Khilwi menyodorkan mangkuk bakso yang sedang di bawanya
"Bisa temani saya makan"
"Tap-" belum selesai Khilwi bicara, gus Irza sudah memotongnya
"Saya tidak terima penolakan" mau tak mau Khilwi harus menemani gus Irza
Mereka berdua duduk di ruang tengah, Khilwi menunggu gus Irza menghabiskan makanannya sambil menonton televisi. Orang orang ndalem sedang tindakan semua jadi hanya ada mereka berdua yang ada di ndalem
"Kamu mau?" Tawar gus Irza
"Mboten gus" meskipun Khilwi sudah menolak tapi gus Irza masih tetap keukeh ingin menyuapi Khilwi bakso yang tadi Khilwi belikan
"Sedikit saja" paksa gus Irza, karena malas berdebat akhirnya Khilwi mau menerima suapan dari gus Irza
"Enak?" Tanya gus Irza yang di balas anggukan oleh Khilwi
"Ayo makan bareng, saya sepertinya tidak akan habis jika makan sendirian" Khilwi ingin menolak tapi gus Irza sudah lebih dulu menyuapkan potongan bakso lagi ke mulut Khilwi
Khilwi baru bisa kembali dari ndalem setelah suara adzan magrib dari masjid pondok berkumandang. Gara gara gus Irza yang minta di temani menonton setelah menghabiskan makanannya, Khilwi harus kembali ke pondok putri dengan mengendap endap agar tidak ketahuan pengurus keamanan karena masih berkeliaran di luar pondok saat adzan magrib
"Dari mana kamu?! Habis mojok ya kamu!!"
Dan ketakutan Khilwi benar benar terjadi, di hadapannya sekarang berdiri salah satu pengurus keamanan pondok putri yang terkenal kegalakannya dan kadang suka semena mena pada santri bawah seperti Khilwi
"Setelah mengaji temui saya di kantor" putusnya karena Khilwi tidak juga menjawab pertanyaannya. Khilwi hanya bisa menghela nafas pasrah, dia harus siap menerima ta'dziran yang nanti di tentukan oleh pengurus tadi. Khilwi berharap ta'dziran yang dia terima tidak terlalu berat
Terimakasih yang sudah vote dan komen.. jika ada kesalahan tolong di beri tahu yaaa terimakasih😄 happy reading❤
KAMU SEDANG MEMBACA
suamiku seorang gus
ChickLitKhiwi Fatiya tidak pernah berfikir akan nikah muda, bahkan Khilwi pernah berfikir untuk tidak menikah seumur hidup dan ingin mondok seumur hidup setelah dia lulus SMA, tapi semua tinggal angan angan karena sekarang Khilwi harus menikah bahkan disaat...