Gara gara masalah minggu lalu banyak santriwati yang menatap Khilwi dengan tatapan cemooh, ada juga yang terang terangan membicarakan Khilwi langsung di depannya. Tapi dia hanya bisa menerima karena semua memang salah Khilwi meski bukan sepenuhnya
Gus Irza dan keluarga ndalem belum ada yang tahu dengan masalah yang sedang menimpa Khilwi, karena yang memberikan ta'dziran kemarin adalah pengurus keamanan. Khilwi di minta membersihkan halaman pondok selama seminggu dan membayar uang denda sebanyak dua ratus ribu. Hari ini hari terakhir masa ta'dziran yang Khilwi jalankan
"Kelihatannya aja pendiam tapi berani mojok sama santri putra" sindir Linda saat melihat Khilwi sedang duduk bersama teman teman sekamarnya di depan kantor pondok putri, dia adalah pengurus yang bertemu Khilwi dan memberikan hukuman pada Khilwi seminggu yang lalu
"Udah lah lin, dia kan udah dapet ta'dziran pasti udah kapok kok" balas teman linda
"Halah paling ya kapoknya cuma sebentar, nanti juga bakal mojok lagi udah hafal aku"
"Hus nggak boleh seudzon" linda malah berdecak kesal saat di tegur temannya dan memilih pergi dari kantor
"Khil kamu nggak papa?" Tanya Ilma khawatir, Khilwi tersenyum ke arah Ilma
"Aku nggak papa kok" balas Khilwi, meskipun di hatinya ada sedikit rasa sakit
"Emang waktu itu kamu kemana? Kok nggak balik bareng Ilma?" Kali ini Sekar yang bertanya
"Emm itu eee-"
"Udah lah jangan di bahas lagi, kasihan Khilwi kalau di bahas terus" ujar Arin, dia tidak tega melihat Khilwi yang terlihat gugup saat di tanyai seperti itu oleh Sekar
"Maafin aku ya Khil" ucap Sekar dengan wajah bersalah
"Ah iya nggak papa"
"Mending sekarang kita cari makanan di luar yuk. Katanya kamu pengin makan rujak buah Wi" ajak Ilma, kemarin Khilwi memang bilang pada Ilma jika dirinya sangat ingin makan rujak buah apalagi membayangkan asamnya buah kedongdong dan pedasnya sambel rujak membuat liur Khilwi mau menetes
"Ide bagus, minggu lalu aku sama Arin juga nggak ikut kulineran" sahut Sekar dengan wajah berbinar
Akhir nya mereka berempat pergi untuk mencari jajan seperti minggu lalu Khilwi dan Ilma lakukan. Kali ini Khilwi hanya membeli rujak buah, cireng dan seblak saja tidak sebanyak minggu lalu
🐥🐥🐥
Malam ini jadwalnya Khilwi tidur di ndalem bersama gus Irza, semua teman satu kamarnya sudah tidur karena hari sudah sangat malam, jarum jam di dinding menunjukan pukul sebelas malam
Kini Khilwi sudah sampai di samping ndalem, lebih tepatnya di samping jendela kamar milik gus Irza. Khilwi mengetuk jendela kamar agar gus Irza membukakan pintu untuknya, ini semua ide dari gus Irza jika Khilwi akan bermalam di ndalem agar tidak perlu mengganggu keluarga ndalem yang lain
"Kok malam sekali?" Tanya gus Irza setelah mereka sudah berada di kamar gus Irza
"Nunggu pondok sepi" gus Irza menghela nafas, lama lama rasanya menyebalkan jika terus seperti ini. Dia ingin semua orang tahu jika Khilwi adalah istrinya jadi dia tidak perlu menunggu agar bisa tidur dengan istrinya itu, tapi dia juga tidak bisa memaksa Khilwi untuk mengumumkan pernikahan mereka
"Ada yang ingin di bicarakan?" Tanya gus Irza saat melihat gelagat Khilwi yang tidak biasa
Khilwi menarik nafas panjang, dia sedang mengumpulkan keberanian untuk mengatakan apa yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya. Khilwi berharap suaminya mau mengambulkan permintaannya
"Kamu mau bilang apa?" Tanya gus Irza lagi karena Khilwi tak juga buka suara
"Ceraikan saya gus" ucap Khilwi dalam satu tarikan nafas
"Maksud kamu apa?!" Kini gus Irza sudah berdiri di hadapan Khilwi, menatap wajah Khilwi dengan tatapan kesal
"Lebih baik kita akhiri semuanya, saya tidak ingin membuat gus Irza tersiksa terlalu lama karena pernikahan ini, saya juga tidak bisa menjadi istri yang baik untuk gus Irza maka lebih baik gus Irza ceraikan saja saya dan gus Irza bisa mencari istri yang jauh lebih baik dari saya" ini adalah kalimat terpanjang yang Khilwi katakan pada gus Irza sekaligus kalimat yang membuat gus Irza sakit hati
"Bukankah sudah saya bilang dari awal jika saya tidak akan melepaskan kamu apapun yang terjadi"
"Tapi gus Irza tidak bahagia dengan saya!" gus Irza mendengus mendengar ucapan dari istrinya
"Omong kosong macam apa itu, apa saya pernah bilang jika saya tidak bahagia dengan kamu?!"
"Tapi jika kita berpisah mungkin gus Irza bisa mendapatkan istri yang jauh lebih bisa membuat gus Irza bahagia"
"Tapi saya hanya ingin kamu yang menjadi istri saya"
"Saya tidak bisa gus"
"Aku tidak akan pernah menceraikan kamu meskipun kamu bersujud di hadapan saya" setelah mengatakan itu gus Irza pergi dari kamar meninggalkan Khilwi yang sudah menangis sesenggukan seorang diri
Khilwi pikir jauh lebih baik jika mereka berpisah. Gus Irza bisa mencari istri yang jauh lebih baik dari Khilwi yang hanya gadis lulusan SMA dan masih cetek ilmu agamanya, tidak seperti Selly yang sudah Hafidzoh dan menjadi ustadzah di salah satu pondok di kota ini atau ustadzah Fatma salah satu pengajar di pondok Darussalam yang terkenal ke alimannya
Malam ini Khilwi habiskan untuk menangis sendiri di kamar gus Irza sampai dia tertidur karena sudah lelah menangis
Assalamu'alaikum pembacaku, sehat semuanya? Semoga selalu di beri kesehatan aamiin.. bagaimana pendapat kalian setelah membaca cerita ku ini? Tolong masukannya ya mungkin banyak kesalahan dalam tulisan ku.. aku juga mau tanya kalian suka nggak sama ceritanya? Kalau suka insyaallah aku akan up lebih sering, terimakasih yang sudah kasih binta, satu bintang semangat untuk ku hehe😁😅
KAMU SEDANG MEMBACA
suamiku seorang gus
ChickLitKhiwi Fatiya tidak pernah berfikir akan nikah muda, bahkan Khilwi pernah berfikir untuk tidak menikah seumur hidup dan ingin mondok seumur hidup setelah dia lulus SMA, tapi semua tinggal angan angan karena sekarang Khilwi harus menikah bahkan disaat...