Ruang (Hammin x Yejun)

329 19 2
                                    

Enjoy.
.
.
.
...........................................................

Yejun menatap pesta kecil-kecilan yang ia datangi bersama dengan kedua orang tuanya. Pesta BBQ an itu dilakukan oleh salah seorang teman kerja sang ibu di halamn belakang rumah.

Yejun duduk menatap orang-orang dewasa yang saling bertukar cerita dengan asik dan juga beberapa anak kecil yang berlarian dengan gembira. Yejun senang tapi, sayangnya tidak ada yang seumuran dengannya di sini.

"Hai rambut biru!" sapa seseorang berambut blonde sedikit panjang dan langsung duduk di sebelah Yejun. "Oh, Hai juga."

"Namaku Noah, ku pikir tidak ada yang seumuran denganku, tapi sepertinya tidak ya, namamu siapa?" -Noah

"Aku, aku Yejun."-Yejun

"Kelas?"-Noah

"2 SMP."-Yejun

"Wah! Selisih setahun kita, aku kelas 3 ini, tapi entah kenapa orang tuaku masih menganggapku bocah makanya aku ikut ke sini."-Noah

"Hahahaha...sama sih, tapi justru enak ikut karena bisa makan daging banyak-banyak."-Yejun

"Kau benar!"-Noah

Mereka mulai bercerita banyak hal. Yejun bersyukur bisa bertemu Noah yanh notabenya sedikit seumuranlaj dari pada anak-anak lain yang masih TK atau SD.
Noah mengambilkan beberapa potong daging panggang dan menyantap bersama dengan Yejun. Ketika asik makan daging sambil mengobrol, tiba-tiba seorang anak kecil yang kira-kira masih berumur 9 tahun dengan rambut hitam legam mendekati Yejun dan memberinya setangkai bunga tulip yang ia cabut dari pot hias di sana.

"Aku Hamin Kak! Kakak nikah ama aku ya!"

"Eh?!"
Ucapan yang cukup mengejutkan banyak orang dari bocah SD kepada anak SMP.
Ucapan yang menjadi janji untuk salah satu pihak dari keduanya.

***

Beberapa tahun kemudian.

Yejun menatap ke arah Noah yang sedang tertawa keras. "Haduh-haduh, masa itu beneran lucu banget dah."

"Lucu buat situ, buat aku enggak sama sekali." ujar Yejun sebelum menegak minuman miliknya. Yejun dan Noah berteman baik sejak pertemuan mereka di pesta itu hingga keduanya bekerja di satu perusahaan yang sama. Saat ini keduanya berada di sebuah kedai toppoki untuk makan bersama dan sedikit minum soju setelah pulang bekerja.

"Yejun, aku penasaran apa anak bernama Hammin itu masih ingat apa yang dia lakuin ke kamu dulu?"

"Entahlah, aku tak peduli dan lagi pula aku yakin anak itu pasti sudah lupa dan punya pacar mungkin."

"Kau benar, tapi takdir itu gak ada yang tau."

Noah kembali menegak sojunya dan memakan kimbab dengan lahap.
Setelah keduanya puas, mereka pun berpisah untuk pulang ke apartemen masing-masing dengan berjalan kaki.

Yejun menguap beberapa kali karena mulai mengantuk dan langkah kakinya sedikit goyah dari biasanya. Yejun tidak mabuk, ia hanya mengantuk saja dan karena hal tersebut ia tidak sengaja menginjak sebuah batu yang membuat dirinya kehilangan keseimbangan.

"Huwaahhhh!" tubuh Yejun memang jatuh, namun tidak menyentuh tanah. Ia bisa merasakan ada seseorang yang menahannya agar tidak jatuh di trotoar.

"Kau tidak apa-apa, Hyung?!" ujar sosok yang menahan dirinya dengan tubuh tegap, tinggi serta berambut hitam legam. Seulas senyuman kelegaan terlihat dari wajah tersebut membuat Yejun cukup bingung dengan orang asing ini.

"Aku baik, terimakasih...dan maaf apa kita pernah bertemu sampai kau memanggilku Hyung?" tanya Yejun pada sosok tersebut. "Ah, Hyung lupa ya, aku Hamin, bocah SD yang pernah menembak Hyung dulu." ujar sosok tersebut dengan wajah sedikit merona karena malu.

"Ah! Itu...ya." entah mengapa Yejun jadi ikut gagap dan malu ketika mengetahui identitas sosok yang menolongnya malam ini.

"Hyung mau pulang kan? Aku antar ya, kebetulan kita ada di apartemen yang sama."

"Benarkah?"

"Iya, aku baru lulus SMA dan mencari tempat tinggal sendiri, kebetulan saja kita satu apartemen karena aku sering melihat Hyung, cuman aku malu saja menyapa Hyung."

Hamin terlihat sedikit merona ketika mengatakan hal itu membuat Yejun merasa lucu. Ia tidak menyangka jika bocah yang ingin menikahinya itu seperti bayi besar yang menggemaskan.

"Kau lucu Hamin, hahahaha...bisa-bisanya bilang mau menikahiku."

"Hyung ingat?!"

"Iya."

"Aku akan menjadi menggemaskan di depan Hyung, itu kalau Hyung mau karena ucapanku yang dahulu itu bukanlah main-main."

Mendengar hal itu kini Yejunlah yang merasakan wajahnya memerah serta degup jantung yang berdetak tidak karuan.

"Apa aku menyukai bocah ini?!" batin Yejun yang mulai memalingkan wajahnya agar tidak berhadapan dengan wajah Hamin.

"Berhentilah mengatakan omong kosong!" hati dan mulut Yejun seketika menjadi tidak singkron. Hal itu membuat Hamin terkekeh kecil.

"Hyung makin cantik kalau malu-malu."

Ucapan itu semakin membuat wajah Yejun memerah. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? Tapi apa boleh dirinya yang lebih tua mencintai sosok yang lebih muda dari dirinya?

End.
........................................................................

Gaes...maaf kl banyak typo dll
Dan terimakasih sudah mau baca cerita ini.
Btw kalian ada rekomendasi cerita kapal plave gk?
Keknya aku nyari dikit bgt ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Plave (oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang