sore ini Kamala sudah berada di apartment milik Hayden, dilihatnya ruangan Hayden begitu berantakan, beberapa barang tergeletak tidak pada tempatnya, "kotor banget sih? gapernah lo bersihin, ya?" tanya Kamala sambil berkacak pinggang, ia sangat tidak suka jika melihat ruangan yang begitu berantakan dan juga kotor tak ter urus.
setelahnya Kamala mulai membersihkan ruangan tersebut, seperti menaruh beberapa baju kotor Hayden yang berada di sofa ke mesin cuci, merapikan beberapa barang dan mengembalikannya ke tempat semula, lalu menyapunya hingga bersih. membersihkan apartment Hayden memang sudah menjadi rutinitas Kamala setiap minggunya, jadi tak heran lagi bagi Hayden jika Kamala tiba - tiba membersihkan ruangannya.
"iya, gue kan jarang tidur di sini," penuturan Hayden barusan membuat kedua mata Kamala membelak. Lalu apa gunanya menyewa apartment mahal-mahal jika tidak ditempati? lebih baik ia tetap berada di rumah. "terus lo kelayapan dimana malem-malem? tidur didepan toko tutup? ngegembel lo?" Omel Kamala.
jika ibu Hayden tau, pasti 24 jam nonstop cowok itu akan mendapat omelan bahkan lebih parah dari omelan gadis mungil yang berada dihadapannya saat ini. Beruntungnya ia hanya mendapati omelan Kamala sekarang—entah kedepannya.
"gitu banget ya omongan, lo. Ya nginep di rumah temen gue lah. Temen gua kan banyak." ucap Hayden tak santai, "gausah ngegas dong! lagian sok miskin banget nginep dirumah temen, kayak nggak punya tempat buat tidur aja! bukannya seneng lo nginep dirumahnya, yang ada dia capek punya temen beban kayak lo! sukanya nyusahin temen aja!"
jika sudah mendapat omelan dari Kamala Hayden hanya bisa pasrah, gadis itu mirip sekali dengan ibunya yang suka sekali mengomeli dirinya panjang lebar tanpa henti.
"sana lanjutin beres-beres! gausah ceramahin gue." Hayden pun kembali melanjutkan gamenya yang tertunda karena omelan gadis tersebut. Dan Kamala yang kini menunjukkan raut wajah masamnya, "lo kira gue babu lo, hah?"
"emang iya kan?, setiap minggu kan lo kesini buat beresin apart gue," jawab Hayden santai, dua detik setelahnya baju kotor milik Hayden pun mendarat sempurna tepat di wajah cowok tersebut.
"nggak sopan sama tuan rumah! Nanti gaji kamu saya potong lho." ucap Hayden tak terima namun dengan sedikit candaan—karena takut Kamala akan meledak sebentar lagi. Tapi kenapa sekarang jadi Kamala yang menyebalkan?
"cuci baju kotor lo! atau apart lo makin gue berantakin?! terus gue lapor ke Bunda lo kalau lo suka kelayapan, dan masih suka berantem sama bolos? gimana?!" jika ancaman Kamala sudah keluar dengan nada tinggi beserta tatapan tajamnya, Hayden pun seketika menciut, "iya-iya, galak banget, sih?" ucap Hayden pelan lalu berjalan ke arah mesin cuci miliknya.
***
setelah selesai dengan urusan membersihkan apartment, kini Hayden pun mwndudukan dirinya di sofa lalu menselonjorkan kedua kakinya karena lelah. Padahal ia hanya mencuci baju, kenapa terlihat begitu lelah?
berbeda dengan Kamala yang selesai membersihkan dapur, menata kamar Hayden, membersihkan jendela yang mulai kotor, menyapu, mengepel, menyiram beberapa tanaman Hayden yang berada di didalam ruangan, dan memasak makan malam, namun gadis tersebut masih belum terlihat lelah juga.
"lo nyimpen P3K dimana?" tanya Kamala tiba-tiba, Hayden awalnya memang bingung, namun ia hiraukan. "di laci dapur paling atas," Kamala pun mengangguk paham.
tinggi seorang Kamala Aryn Violetta hanya 155cm, sedangkan laci dapur milik Hayden berada pada ketinggian yang tidak bisa dijangkau gadis tersebut, Kamala pun berdecak sebal, kenapa Hayden suka sekali menyimpan barang ditempat-tempat tinggi?
"HAYDEN!"
"KENAPA LAGI?" Hayden pun ikut berteriak, ia sedang bermain game online dan ia dibuat terkejut oleh teriakan Kamala beberapa detik yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Bad [√]
Teen Fiction"ngapain bolos disini? tumbenan," tanya Kamala. "kenapa? nggak boleh? bukan kantin nenek lo kan?" jawab Hayden ketus. "gue nanya doang tiang listrik! kan biasanya lo bolos di markas atau nggak dirumah temen lo, jadi manusia kok hobinya sewot sama ce...