07. Kekhawatiran Kamala

105 25 1
                                    

Kamala pun turun dari motor vespa biru milik Shevarta, lalu mencopot helm dengan tergesa-gesa, "makasih, Par! semoga lo cepet jadian sama Raditya!" ucap Kamala sembari sedikit berlari masuk kedalam gedung apartment.

"nggak mau!" tolak Shevarta mentah-mentah, Shevarta masih kagum dengan kak Gavin, dia adalah mahasiswa yang sedang mempromosikan kampusnya beberapa waktu yang lalu di SMA Bhintara, waktu itu Shevarta gagal meminta nomor kak Gavin, namun beruntungnya ia menemukan akun Instagram cowok tersebut.

sudah pintar, berwibawa, tampan, ramah pula, sangat berbeda jauh dengan Raditya Shankara yang hanya pentolan sekolah!

***

Kamala pun tiba didepan pintu kamar Hayden, ia memasukan kata sandi pintu tersebut dan, klek! pintu apartment milik Hayden terbuka dengan mudahnya. karena Kamala memang mengetahui sandi apartment Hayden.

Kamala masuk dan menemukan Hayden terkapar di sofa dengan wajah lebam lebih parah daripada sebelumnya, bahkan tangan dan juga kakinya juga terdapat luka disana. bahkan tangan Hayden terdapat sebuah goresan yang lumayan panjang pada lengan kirinya.

"kenapa nggak diobatin, Hayden Ravendra?!" tanya Kamala geram, lalu berlari ke arah dapur dan mengambil kotak P3K, sudah tau luka di tubuh cowok tersebut sangat parah, namun ia hanya menyandarkan tubuhnya disofa sembari memejamkan matanya tanpa melakukan apapun.

"lo tuh ya! udah tau resiko berantem gini, kenapa masih diulangin sih? otak lo geser, ya? perlu gue benerin?!" omel Kamala sembari membersihkan luka pada tangan Hayden terlebih dahulu.

"ini juga goresan apa? pisau? Jaya beraninya main pake benda tajam anjir! lo juga dibilangin berkali-kali, gausah ikut begituan lagi, Hayden! perlu gue gorok dulu baru nurut? hah?"

"gue tuh pengen nggak peduli sama lo! tapi nggak bisa! Bunda lo ngasih wejengan sama gue! gue nggak enak sama Bunda karena gagal bikin lo berhenti ikut begituan!"

"lama-lama Jaya juga gue ceburin ke laut tuh anak! perkara kalah tanding basket dua tahun kok kagak kelar-kelar! sini lawan gue kalo berani! biar gue templok mukanya pake balsem! biar panas kayak di neraka!"

"lo kenapa diem aja? jawab!" walau Kamala sedari tadi fokus membersihkan luka-luka pada tubuh dan wajah Hayden, namun mulutnya terus mengomeli Hayden, karena jika hanya diperingatkan sekali, maka itu tidak akan mempan.

"makasih." hanya itu yang Hayden ucapan, bahkan saat akan tersenyum pun ujung bibirnya terasa nyut-nyutan karena muncul darah segar disana.

"buat?" tanya Kamala heran, padahal mengobati luka Hayden memang sudah menjadi rutinitasnya sejak dulu, jadi itu memang bukan hal asing.

"ya.. lo udah khawatir sama gue, sampe ngomel-ngomel ngalahin panjangnya rel kereta, apalagi kalau lo nggak khwatir sama gue?" ucap Hayden terkekek, lalu disusul ringisan saat sudut bibirnya kembali berdenyut.

"nyut-nyutan, kan? songong sih jadi anak! hobi kok berantem? sana main bebek pinggir kali,"

"lo kira gue apaan?" tanya Hayden tak terima.

"ARGHH! Sakit!" Kamala dengan sengaja menekan luka yang ada didahi cowok tersebut.

"iya, maaf. gue bakal berusaha buat nggak ngulangin lagi," ucap Hayden dengan raut wajah sungguhnya.

"gausah minta maaf sama gue! sama Bunda lo, sana! lo bikin dia kecewa mulu!" cibir Kamala.

dan tanpa diduga sebuah pelukan Kamala dapatkan, iya, kalian tidak salah, Hayden memeluk Kamala yang masih memegang kapas.

"makasih buat semua ke khawatiran lo, makasih lo selalu ngingetin gue, makasih juga lo selalu ada buat gue," Hayden pun melepas pelukannya, masih diposisi yang sama seperti tadi, Kamala mematung.

"lo mau nunggu gue kan, Kam? gue bakal serius in lo kalo gue udah bener-bener sukses," Hayden pun menatap Kamala tepat di netra coklat gadis tersebut, dapat Kamala lihat tidak ada unsur kebohongan disana, Kamala seperti terkena culture shock secara tiba-tiba, apakah ini Hayden yang ia kenal?

"jawab Kamala."
















"iya, gue mau nunggu lo." jawab Kamala, dan Hayden kembali memeluk gadis yang ada didepannya itu

"gue janji, Kam. lo percaya, kan?" Kamala pun mengangguk dalam pelukan Hayden.

















To Be Continued...

Same Bad [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang