pagi ini Hayden berniat untuk menghampiri Kamala dikelas gadis tersebut, entah mengapa ia begitu bersemangat menemui Kamala, namun saat berada di kelas XII IPS 3 yang ia temukan malah sebatang coklat yang tergeletak di atas meja Kamala dengan sticky notes yang tertempel di coklat tersebut.
sedangkan Kamala entah ada dimana saat ini, namun yang Hayden lihat, tas Kamala tidak ada disana, bisa ia tebak, Kamala belum datang pagi ini.
"Par, Kamala mana?" tanya Hayden dengan teman sebangku Kamala—Shevarta Gistara, Shevarta pun hanya menggedikan bahu, "nggak tau, biasanya jam segini udah nongol anaknya," ucap Shevarta sembari menatap tajam Raditya yang duduk di bangku depannya saat cowok tersebut hendak mengambil kotak pensil miliknya.
fokus Hayden beralih pada coklat tersebut, padahal valentine sudah terlewat, kenapa ia malah memberikan Kamala sebuah coklat? apakah ia sedang menyatakan perasaannya? Hayden pun mengambil coklat tersebut dan membaca sticky notes yang tertempel disana.
“coklatnya dimakan ya cantik, biar lo nya makin manis. kalau emang nanti mau pulang bareng, gue beliin martabak coklat keju, deh.”
—Argani Laskara, XII IPS 2.
Hayden pun mencibir teman sekelasnya itu—Argani, ia sudah tau jika Argani menyukai Kamala sejak mereka duduk di bangku kelas sebelas, "beliin martabak buat Kamala itu udah jadi tugas gue! gausah copy paste lo, monyet!" ucap Hayden kesal.
"Par, tangkap!" Hayden pun melempar coklat tersebut ke Shevarta, padahal jarak mereka begitu dekat, namun Hayden saja yang memang terlalu malas! dan gadis tersebut menerimanya dengan sumringah, kebetulan sekali ia sedang menginginkan coklat! "nggak papa nih, Den? punya nya si Kamala, kan?" tanya Shevarta.
"gapapa, Kamala alergi sama barang-barang yang dikasih sama Argani," ucapnya enteng, dan Shevarta pun mengangguk paham.
"Neng geulis, suapin Aa dong! Aa juga mau coklat," ucap Raditya sembari tersenyum manis membuat Shevarta menatap Raditya dengan tatapan malasnya, "disuapin sama sapi, mau?" setelahnya Shevarta beranjak dari duduknya, dan tentu Raditya menyusul gadis itu.
Hayden pun meremat sticky notes tulisan tangan Argani lalu membuangnya, seketika senyuman Hayden mengembang kala gadis yang ia tunggu sedari tadi kini sudah sampai.
"ngapain disini?" tanya Kamala bingung, sebab ini benar-benar pertama kalinya Hayden yang menghampirinya ke kelas, karena selama ini hanya Kamala yang menghampiri cowok tersebut di kelasnya.
"nyamperin calon istri," jawab Hayden enteng, Kamala pun melotot lalu memukul lengan kiri Hayden, membuat cowok tersebut meringis lalu kembali terkekeh.
"lo bukan Hayden ya? ngaku!" Kamala pun memegang kedua pipi Hayden, lalu menariknya ke kanan kiri, berusaha menyadarkan cowok tersebut.
"gue Hayden, Kamala sayang," seketika pipi Kamala bersemu, kenapa Hayden sangat berubah 360°? seperti bukan Hayden yang ia kenal selama ini.
"tau ah! gue mau ke kantin aja," ucapnya lalu berlari dan Hayden pun menyusulnya, kenapa Hayden malah menyusulnya? padahal Kamala berniat menghindar dari cowok tersebut, agar Hayden tak tau jika Kamala sedang salah tingkah saat ini.
"tungguin, Kam!"
"nggak usah ikut!"
"iya sayang, gue ikutin lo kok,"
"HAYDEN!"
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Bad [√]
Teen Fiction"ngapain bolos disini? tumbenan," tanya Kamala. "kenapa? nggak boleh? bukan kantin nenek lo kan?" jawab Hayden ketus. "gue nanya doang tiang listrik! kan biasanya lo bolos di markas atau nggak dirumah temen lo, jadi manusia kok hobinya sewot sama ce...