Saat ini Kamala masih bersantai di kantin sembari menikmati mie ayam mang Dadang kesukaanya, pandangannya sedari tadi jatuh ke arah siluet yang sangat ia kenal duduk tak jauh dari sana, ia adalah Hayden Ravendra, sama seperti dirinya, Hayden juga tengah membolos saat ini.
namun yang berbeda ada Lyara disampingnya, padahal Hayden dan juga Kamala sudah melakukan berbagai cara, namun tetap saja Lyara Elara Rushea tidak akan menyerah begitu saja!
"ngapain disini? nanti lo dicariin guru, Ra," ucap Hayden, Lyara sedari tadi terus saja mengikutinya, "nggak mau, Kak! sebelum Kak Hayden ngasih nomer Kakak!" ucap Lyara sembari menghentakkan kakinya.
"udah gue bilang, gue nggak bisa ngasih nomer gue ke sembarang orang," ucap Hayden menohok, namun Lyara seperti sudah mempan dengan semua ucapan tajam Hayden.
"emang Kak Hayden nganggap aku apa?" tanya Lyara, kenapa ia seperti menggali lubangnya sendiri? "sebatas adek kelas, udah." Hayden sebenarnya malas menanggapi Lyara lebih lama, namun gadis tersebut selalu saja menganggunya.
Kamala pun terkekeh kecil dibuatnya, sifat Hayden yang ia tunjukkan saat ini sangat berbeda saat cowok tersebut hanya bersama Kamala, kenapa Kamala merasa seperti di spesialkan?
sangking asiknya memandangi mereka berdua, hanya karena tepukkan pelan di pundak sempit Kamala membuat gadis tersebut terkejut, "Parta! ngagetin aja sih, lo?" ucap Kamala kesal, ia kira bu Vanya sedang berkeliling tadi.
"cemburu ya Hayden deket sama Lyara?" goda Shevarta sembari menaik turunkan alisnya, "ngapain gue cemburu? kayak nggak ada kerjaan aja," setelahnya Kamala kembali menyeruput mie ayam miliknya.
"ngomong-ngomong lo ngapain kesini, mau join bolos juga?" tanya Kamala heran, padahal Shevarta termasuk kedalam tipe murid teladan, apa iya dia mulai tertular virus bolos dari Kamala?
"enak aja! label anak teladan gue nggak boleh hilang! gue cuman ngasih ini buat lo titipan dari ayang." Shevarta kembali memasang raut wajah jailnya.
Kamala menerima sebuah kotak makan berwarna biru muda dari Shevarta, dan ia kembali menjumpai sticky notes disana, "orang-orang kenapa hobi banget nulis beginian, sih?" tanya Kamala, lalu membaca sederet kalimat tersebut.
"jangan kebanyakan makan makanan kantin, nggak sehat, woi! mending makan masakan gue aja, tenang! udah ada label halahnya kok, udah gitu sehat lagi, plusnya masakan ini dimasak sama orang ganteng sejagat raya."
-Hayden Ravendra, temen SMP lo!
Kamala dibuat terkekeh, lagi dan lagi Hayden penyebabnya. "asek, Hayden udah jadi romantis, nih? yaudah gue balik dulu ya, sebelum Bu Vanya nyeret gue ke ruang BK," Shevarta menepuk singkat pundak Kamala, lalu sedikit berlari menjauhi daerah kantin.
Kamala tersenyum kecil lalu menoleh ke arah Hayden yang masih sibuk untuk mrnanggapi berbagai pertanyaan yang muncul dari mulut Lyara, "gue makannya di rumah aja ya, Den. kalo sekarang bisa-bisa perut gue kembung." ucapnya lalu beranjak pergi meninggalkan kantin dan berjalan ke arah kelas.
***
saat ini Kamala sedang duduk sendirian di halte bus seperti biasanya, menunggu ojek online yang sedang ia pesan datang, namun sebuah suara klakson menyeruak di pendengarannya.
tin!
Kamala yang kala itu sedang melamun pun seketika tersadar, ia hafal dengan motor sport berwarna hitam tersebut, itu milik Hayden. sesaat setelahnya Hayden pun membuka kaca helm full face miliknya.
"ayo, gue anterin pulang," ucap Hayden sembari memberikan satu buah helm ke arah Kamala yang kini berdiri menghampirinya.
"udah terlanjur pesen ojek, Den. lo emang suka banget ya ngebatalin pesenan," ucap Kamala.
"siniin hp lo."
"ngapain?"
"sini, Kamala." tanpa bertanya kembali Kamala memberikan ponsel miliknya, Hayden dengan mudah membuka kunci ponsel Kamala, hanya perlu memasukan sandi dengan tangan ulang tahun gadis tersebut, ponsel milik Kamala sudah terbuka.
"udah gue batalin. buru naik." akhirnya Kamala pun menerima helm pemberian Hayden, lalu menaiki motor tersebut dibantu cowok tersebut, karena Kamala sendiri mash sering kesusahan saat menaiki motor milik Hayden sedari dulu.
"ayo bang ojek!" Kamala pun menepuk-nepuk pundak Hayden dengan semangat, semangat Kamala semakin berkobar apalagi setelah Hayden memberikannya makanan tadi, Hayden yang melihat dari kaca spion pun tersenyun tipis.
"nggak bakal jalan." tolak Hayden, Kamala pun mengerutkan keningnya, kenapa Hayden seperti sedang menarik ulur dirinya?
"loh, gimana sih? tadi lo yang nawarin pulang bareng, kenapa sekarang malah nggak mau jalan?" Kamala pun mengerucutkan bibirnya kesal, apalagi saat melihat langit yang mulai menggelap.
"pokoknya nggak bakal pulang." Kamalanpun menghrla nafas panjang, ingat ya Kamala melakukan ini karena terpaksa!
"huh.. Hayden ganteng mau apa, hm?" Kamalanpun tersenyum manis, dan seketika Hayden tak mampu lagi menahan tawanya lagi, Kamala benar-benar menggemaskan!
"peluk dulu, baru kita jalan," sesaat setelahnya satu pukulan kecil Hayden dapatkan di punggungnya, "suka banget nyari kesempatan!" protesnya.
namun pada akhirnya Kamala tetap menurut, daripada mereka tetap berada disana lalu diguyur hujan yang begitu deras.
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Bad [√]
Teen Fiction"ngapain bolos disini? tumbenan," tanya Kamala. "kenapa? nggak boleh? bukan kantin nenek lo kan?" jawab Hayden ketus. "gue nanya doang tiang listrik! kan biasanya lo bolos di markas atau nggak dirumah temen lo, jadi manusia kok hobinya sewot sama ce...