03. Perdebatan Di Perpustakaan

131 30 2
                                    

sama seperti hari-hari sebelumnya, kali ini Kamala akan menjalankan hukuman yang diberikan bu Vanya, masih dengan topik yang sama pula, Kamala berniat untuk membolos, bukan.. bukan kekantin melainkan kabur lewat gerbang belakang sekolah, namun naas bu Vanya kembali memergokinya.

berbeda dengan hukuman sebelumnya, kali ini Kamala hanya disuruh untuk menata buku-buku yang ada diperpustakaan, Kamala bersyukur setidaknya hukuman kali ini bisa sekalian numpang ngadem di perpustakaan.

Kamala pun mulai menata beberapa buku yang tergeletak tidak pada tempatnya, "siapa nih habis baca buku kagak dikembaliin, bikin repot sia!" protes Kamala.

namun Kamala berhenti mencibir kala melihat seorang Hayden Ravendra memasuki perpustakaan tersebut, sama seperti Kamala, Hayden juga terkejut melihat keberadaan Kamala disana.

"seorang Hayden Ravendra masuk ke perpustakaan? ajaib bin aneh sih," ucap Kamala, Hayden hendak menata buku-buku di sisi kanan rak, namun ia urungkan dan lebih memilih untuk bergabung dengan Kamala yang berada di sisi kiri.

"gausah pura-pura nggak tau, lo. kayak kita baru kenal dua detik aja." sewot Hayden, dan Kamala pun terkekeh pelan sembari melempar buku berjudul perkumpulan cerpen ke arah Hayden, "kirain kan udah tobat bolos-bolosan sama tawuran, terus sekarang jadi anak teladan,"

"gue emang rangking satu pararel dari dulu, kalo lo lupa." ucap Hayden menohok, apalah Kamala yang hanya rontokan rengginang ini.

"aneh lo." ucap Hayden tiba-tiba, dan Kamala seketika menoleh ke arah cowok tersebut dengan tatapan bingung, "lo ngatain gue aneh? sedangkan gue cuman nata buku? bangsat, lo!" sewot Kamala.

"Aaa- iya maaf, Hayden!" satu jeweran pun lolos di telinga kiri Kamala, "gausah ngumpat lagi Kamala Aryn Violetta! ngeyel banget sih, lo?" ucapnya tanpa melepaskan jeweran tersebut.

"iya-iya! lepasin dulu! sakitt." rengek Kamala, "masih nggak kapok juga? besok-besok gue bawain golok lo!" ucap Hayden kesal, selain Kamala yang diberi wejengan, ia juga diberi wejengan oleh ayah Kamala agar memperingatkan gadis tersebut untuk berhenti mengumpat dan membolos, walau memang sulit sekali memperingatkan gadis itu, dan Kamala tidak pernah mengetahui soal itu.

"heh, kalian berdua! kalau kalian kesini cuman buat debat, sana ke ruang rapat! biar sekalian dilihat sama kepala sekolah!" ucap sang penjaga perpustakaan dengan tidak santainya.

"gara-gara lo tuh!" tunjuk Kamala kepada cowok yang berada di sebelahnya.

"ya lo, lah!"

"diam! sebelum saya panggil bu Vanya kemari supaya menyeret kalian berdua pergi dari sini!"

"maaf, Pak!"

seketika keheningan melanda keduanya, namun saat Hayden membuka mulut ingin angkat bicara, Kamala sudah menyelanya terlebih dahulu, "kalau ngajak ribut jangan disini!"

"jadi manusia nggak usah ke ge'eran, lo! oh iya lupa, lo kan bukan manusia." ucap Hayden enteng, dan satu pukulan pun mendarat di punggung cowok tersebut.

"Hayden! suka banget sih lo bikin gue emosi?" bisik Kamala agar tak terdengar ke telinga sang penjaga.

"enak dong emosi"

"hah?"

"es moci!"

"se seneng lo aja deh, Den! kapten Kamala menyerah!"

"Hayden! Kamala!"

"maaf sekali lagi, Pak!" keduanya pun kompak menyahuti.

"balik ke topik awal lah! lo aneh, nata buku kok diperpus." ucap Hayden sembari menata beberapa buku sesuai dengan warnanya, Hayden tak peduli jika ia kena amuk sang penjaga perpustakaan karena tak menaruh buku sesuai genre buku tersebut.

"ya terus? gue kudu nata dimana? di rumah kakek moyang lo?" tanya Kamala sewot, menurut Kamala Hayden itu memiliki dua sisi yang berbeda, yang pertama saat cowok itu serius dengan aura yang mampu memikat kaum hawa dengan mudah tanpa melakukan apapun, terkecuali kamala! ingat itu, ya!

dan yang kedua Hayden memiliki sisi absurd seperti ini, selalu mengajaknya berdebat, berbicara hal random seperti tadi, dan anehnya Hayden hanya menunjukkan sisi itu ke keluarganya dan juga Kamala.

"nggak gitu, Kamila!"

"gausah ganti-ganti nama gue! lo bukan bapak gue!"

"diem! nanti gue lupa mau ngomong apa!"

"yaudah, sok!"












"mending nata hati gue aja, gimana?"

"lo terlalu astaghfirullah buat gue yang terlalu.."

"mirip spesies setan." ucap Hayden melanjutkan ucapan Kamala.

"se bahagia tuan muda Hayden Ravendra aja deh, ya," ucap Kamala sembari tersenyum manis.

"terima kasih, budak ku."

"Hayden Ravendra, Kamala Aryn Violetta, keluar kalian! bersihkan aula sekarang juga!" seketika keduanya pun mematung, Hayden dan juga Kamala hapal betul siapa suara tersebut.

"satu.. dua.."

"iya, Bu Vanya!" teriak keduanya.














To Be Continued...

Same Bad [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang