Sembilan tahun telah berlalu, Kamala yang kala itu hanya seorang siswi yang suka membolos, dan nuga bandel, kini berubah menjadi seorang perempuan dengan sikap dewasanya.
"Den, aku kangen sama suasana SMA Bhintara, deh. kesana yuk?" ajak Kamala, sedangkan Hayden yang sedari tadi masih fokus berkutat didepan laptop seketika mengalihkan perhatiannya kepada perempuan yang kini benar-benar mengambil alih sebagian hidupnya.
"kamu ngidam pengen ke sekolah, ya?" tanya Hayden, dan Kamala pun mengangguk antusias, Kamala memang banyak berubah, namun sifat mengemaskan gadus tersebut masih saja ada, dan bahkan semakin bertambah. dasar bucin!
"iya! aku juga pengen ketemu sama murid-murid disana, sekalian flashback jaman kita dulu," ucap Kamala sambil terkekeh kecil.
"yaudah, kamu siap-siap dulu ya, aku mau panasin mobil dulu," ucap Hayden sambil membantu Kamala berdiri, dan mengantarkan perempuan tersebut ke kamar mereka, agar Kamala menganti dasternya, Kamala memang sudah menjadi ibu-ibu saat ini!
"adek nanti waktu di sekolah lama Ayah sama Bunda jangan rewel, ya! jangan bikin Bunda kamu kecapekan," Hayden pun mencium perut Kamala yang sudah membuncit tersebut, tak bisa ia pungkiri kandungan yang sudah memasuki usia delapan bulan membuat Kamala sulit bergerak kesana kemari, namun sama seperti masa mudanya dulu, semangat Kamala tak pernah padam!
***
keduanya sudah berdiri di gerbang SMA Bhintara, dapat Hayden lihat, dari ekspresi perempuan tersebut Kamala begitu bahagia berada disini, "ayok masuk, Den!" ajak Kamala dengan antusias.
SMA Bhintara. sekolah yang begitu menyimpan banyak kenangan bagi perempuan bernama lengkap Kamala Aryn Violetta tersebut, terlebih kisahnya bersama dengan laki-laki yang sedang menggengam tangannya saat ini, Hayden Ravendra.
suasana disana tak jauh berbeda, masih sama seperti sembilan tahun yang lalu, saat Kamala masih menapakkan kakinya disini sebagai siswi SMA Bhintara.
bangunan disana juga masih sama, tidak ada yang dikurangi maupun ditambah, hanya cat saja yang berubah, mungkin mereka sedang mencari suasana baru untuk sekolah tersebut.
"ke kantin, yuk! tempat baling bersejarah." ajak Kamala lalu menarik Hayden ke arah kantin sekolah tersebut.
kedatangan kedunya disambut baik oleh para warga sekolah bahkan masih ada beberapa guru yang mengajar Kamala dulu masih bertahan hingga sekarang, masih ingat dengan bu Vanda kan? guru tersebut masih menjabat sebagai guru BK disini.
"wah! mie ayam Mang Dadang masih ada! pesenin dong! aku pengen mie ayam Mang Dadang" ucap Kamala sembari mengerucutkan bibirnya, sontak Hayden mencubit pelan pipi Kamala yang semakin berisi karena gemas.
"siap princess, tunggu bentar, ya," Hayden pun beranjak dari duduknya dan memesan keinginan perempuan tersebut.
***
"mie ayam menu favorit kamu sama aku dulu udah siap! tapi jangan pake sambel, ya? saus aja," ucap Hayden memperingatkan, seingat Hayden dulu Kamala tidak pernah tahan pedas, namun entah mengapa sejak berbadan dua perempuan tersebut tahan pedas dan sangat doyan.
"iya, aku juga lagi nggak pengen pedes hari ini,"
***
Hayden menatap intens Kamala yang masih asik melahap mie ayamnya. dulu, sebelum Hayden dan Kamala mengikat janji suci, keduanya pernah berjanji untuk saling melengkapi, salah satunya contohnya, mereka berdua akan merubah pribadi mereka yang sudah kalian ketahui saat masih duduk di bangku SMA.
dan seiring berjalannya waktu, banyak hal yang mereka lewati bersama, saling menguatkan saat keduanya saling membutuhkan sandaran, tempat bercerita, dan dukungan, memang sulit, namun itu memang cobaan yang perlu mereka lewati.
karena kalian juga lasti sudah tau, cobaan yang sedang kalian hadapi pasti tidak pernah melebihi batas kemampuan kalian sendiri. begitu pula dengan Hayden dan Kamala.
misi mereka berdua untuk merubah diri, dan sama-sama belajar memperbaiki diri, kita telah tercapai.
"makasih, ya." ucap Hayden dengan tulus, sorot matanya begitu teduh saat melihat Kamala, entah menagapa dari sekian banyaknya perempuan diluar sana, hanya seorang Kamala Aryn Violetta yang mampu memporak porandakan hatinya.
"buat apa?" tanya Kamala heran, sedsri dulu hingga sekarang Hayden jarang sekali bersikap serius, jadi jangan heran jika Kamala masih bingung jika Hayden tiba-tiba mencuatkan sifat keseriusannya saat ini.
"buat semuanya, mulai dari kedatangan kamu ke hidup aku, kehadiran kamu disisi aku, dan karena kamu juga aku bisa berubah, maaf ya kalau kata-katanya kedengeran alay ditelinga kamu," seketika Kamala tertawa, Hayden masih sama seperti dulu, laki-laki tersebut tidak pernah berubah.
"mau alay atau nggak, yang penting kamu tulus ngomong itu dari hati kamu, Hayden. aku juga mau bilang makasih, makasih banyak! tapi makasih aja emang nggak cukup, sih. tapi hadiah nya kita sama-sama dapet penggalaman dari perjalanan kita dulu," Kamala pun tersenyum manis.
"no matter what happens i will always be the place for your stories, the place to complain, the place to play."
"jadi jangan merasa sendiri karena aku disini siap buat jadi sandaran kamu selamanya, so proud of you sayang," ucap Hayden tulus sambil tersenyum manis
"thank you for being born into the world, darling." ucap Kamala tulus.
—Selesai—
Cukup sampai disini kisah Hayden dan juga Kamala berlayar.
Thank you buat kalian semua yang udah mau baca cerita ini sampai selesai, nggak nyangka aja ternyata cerita abal-abal ini bisa rame wkwk.Terlebih buat kalian yang udah ramein cerita ini dengan cara vote dan komen, love u so muchhh <3.
Ambil baiknya, buang buruknya.
See you lain waktu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Bad [√]
Teen Fiction"ngapain bolos disini? tumbenan," tanya Kamala. "kenapa? nggak boleh? bukan kantin nenek lo kan?" jawab Hayden ketus. "gue nanya doang tiang listrik! kan biasanya lo bolos di markas atau nggak dirumah temen lo, jadi manusia kok hobinya sewot sama ce...