˖ 📄̸̷ ׁ ݂9. A determination. ྀྀ݊

450 57 36
                                    

▁ ▂ ▃ ˖ ׄ 𓄹͓ ˖࣪ ⢷ ₊ ͜ ׄ͜ ⟡ ˖ ࣪ ࣭ ▃ ▂ ▁

Warning⚠️
Hanya karangan dan hiburan semata.
Cerita ini tidak terinspirasi oleh siapapun.
Tidak boleh meniru alur cerita ini tanpa seijin authornya!
Adegan dalam cerita ini harap diambil yang baiknya,yang buruknya dibuang.

dan ide itu hilang begitu saja karena dia. "K-kau in- Eh?!" Kataku terpotong saat melihat sosok yang menghampiri ku saat ini.

-------

Ya itu adalah Russia yang kita kenal sebelumnya dia merupakan seorang kahim dalam universitas kami.

Aku pun mulai bertanya padanya.. "A-apa yang lu lakuin disini?!" Bagus sifat bar barku mulai keluar.

Russia hanya menatap dingin diriku dan menjawab "harusnya saya yang bertanya itu padamu.."

aku jadi bingung.. apakah tempat ini yang biasa nya Russia habiskan untuk menghabiskan waktu luangnya? Tapi kenapa selama ini aku tidak pernah melihatnya.. otakku dipenuhi banyak pertanyaan bila didekatnya.

"Siapa itu yang ada didekatmu?" Tanya Russia padaku.

Pertanyaan itu berhasil membuatku  kaget dan aku langsung menyelimutinya dengan jaket. "Ah tidak apa apa!"

Dan dijawab oh doang sama Russia, dan beberapa saat kemudian gadis itu tiba tiba terbangun dia kaget di sontak bersembunyi dibelakang diriku saat melihat Russia disana

"Apakah itu seorang personifikasi seperti kita?" Tanya Russia karena dia bingung dia tidak melakukan apa apa tapi kenapa dia kelihatan gemetar.

"Tidak tahu juga.." jawabku singkat dengan mengelak dan mencoba menenangkan gadis yang ada dibelakangku.

Kami bertiga menghabiskan waktu beberapa menit disana untuk menghirup nafas segar dari taman itu.. walaupun oyen harus bersembunyi tapi dia tetap menikmati bersembunyi di belakangku, akhirnya kami berpamitan ingin pulang karena esok ada hari kampus lainnya tidak baik bukan untuk membuat masalah lain.

"Saya pulang dulu ya indo." Aku hanya tersenyum dan melambaikan tanganku sebagai responku.

Tidak lupa aku ingin berkata berterimakasih tentang tadi pagi dan dia membalas ku dengan anggukan dan pergi dengan menaiki sepedanya.

Dan aku juga mulai siap siap untuk pulang tapi kakiku seakan terpaku tidak bergerak seperti ada yang menghentikan ku ya itu adalah gadis bertelinga kucing tersebut yang habis habisan ku panggil dia oyen.

"Ijin kan aku ikut denganmu.." kata gadis itu. tapi diriku merasa tidak ingin tapi kasihan juga bila dibiarkan sendirian.

"Baiklah." Dengan menghela nafas aku mengiyakan dirinya untuk ikut denganku.

Tiba tiba saja dia mengatakan "terimakasih Indonesia! Sudah mau membiarkan oyen ikut." Itu membuatku tersentak.

"Apakah kau sudah ingat?!" Tanyaku dengan semangat namun,

"Ntahlah.. tiba tiba saja kata itu terlontar kan dari mulutku tapi nama oyen nama yang lucu juga. Dan aku menyukainya." Dia mirip seperti dimana lami bertemu pertama kali dan siapa sangka kejadian itu terulang di beberapa hari berikutnya. Tanpa basa basi akhirnya kami pulang.

﹪ ׅ 𝅦𝅦 Ur smile :D ☆ countryhumans Indonesia ━ׄ┈⋄⃞🇮🇩̷𝆭 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang