Menerima Warisan Besar Saya Setelah Perceraian[2]

Bab 276: Dipertanyakan

Shen Yan punya mimpi lain.

Dalam mimpi itu, dia sepertinya berada di Kota Sai.

Dia terjebak di tengah oleh enam pria bertopeng. Meskipun dia ingin membebaskan diri, itu tidak berhasil. Pada saat itu, Fu Hang tiba.

Dia tidak bisa mendengar apa yang dikatakan orang-orang itu. Shen Yan melihat Fu Hang memegang pistol dengan satu tangan dan menembak bahunya sendiri.

Shen Yan tiba-tiba terbangun dari mimpinya. Dia duduk di tempat tidur, dan jam weker di sampingnya berbunyi. Dia mematikannya dengan santai.

Mimpi tadi sangat nyata, seolah-olah pernah terjadi sebelumnya.

Shen Yan masih ingat luka di bahu Fu Hang, dan dia mengerutkan kening. Dia masih ingat Wang Xue mengatakan bahwa Fu Hang ditembak karena dia.

Fu Hang juga memiliki luka tembak di bahunya.

Pikiran Shen Yan berantakan. Dia samar-samar merasa bahwa mimpi itu sepertinya terjadi dalam kehidupan nyata, dan itu sama sekali bukan mimpi.

Sudah jam tujuh. Shen Yan hanya mengepak barang-barangnya dan hendak turun untuk membeli sarapan. Ketika dia membuka pintu, dia melihat Lu Yan berdiri di dekat dinding dengan sebuah kotak di tangannya.

Lu Yan masih mengenakan pakaian yang sama seperti tadi malam. Mata bunga persiknya yang indah memerah, dan matanya hitam dan biru. Dia tampak sangat kuyu.

"Shenyan."

Suara Lu Yan agak serak.

Shen Yan sedikit terkejut. Dia memandang Lu Yan dengan heran dan bertanya, "Kamu berdiri di sini sepanjang malam?"

Shen Yan melihat bahwa Lu Yan tidak terlihat sehat. Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh dahi Lu Yan, tetapi tangannya dicengkeram oleh Lu Yan. Dia ingin menarik tangannya kembali, tetapi dia menemukan bahwa Lu Yan memegangnya lebih erat.

Lu Yan menatapnya. Tidak ada senyum di matanya. Mata jernihnya dipenuhi dengan wajah Shen Yan.

"Apakah kamu tidak enak badan?" tanya Shen Yan.

"Di Sini." Lu Yan menyerahkan koper itu ke Shen Yan.

"Apa ini?" Shen Yan memandang Lu Yan dengan bingung.

"Hadiah," kata Lu Yan dengan getir.

Saat Lu Yan berbicara, dia meletakkan koper di tangan Shen Yan.

Shen Yan melihat ke koper dan menatap Lu Yan dengan heran. Dia bertanya, "Hadiah? Hadiah apa?"

Lu Yan tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya berdiri di sana dan menatap Shen Yan.

Shen Yan langsung bereaksi. Tangan yang memegang koper mau tidak mau mengepal erat. Saat dia hendak menjelaskan, dia melihat Lu Yan berbalik dan pergi.

Saat ini, Lu Yan sudah mengetahui jawaban Shen Yan. Shen Yan sudah setuju untuk menikah lagi dengan Fu Hang.

Lu Yan berjalan sangat lambat. Dia merasa bahwa beberapa langkah dari pintu apartemen Shen Yan ke lift sepertinya telah menyelesaikan seluruh hidupnya.

Dia telah menantikannya, berharap Shen Yan akan memberinya tanggapan.

"Lu Yan," panggil Shen Yan.

Lu Yan tidak sabar untuk berbalik dan melihat Shen Yan. Tanpa ragu, dia berkata, "Saya tidak akan menerima undangan pernikahan Anda."

Shen Yan akan menjelaskan bahwa dia tidak ingin menikah lagi dengan Fu Hang, tetapi setelah memikirkannya, sepertinya menjelaskan semua ini sekarang sedikit tidak perlu.

Setelah Lu Yan menyelesaikan kalimatnya, dia menunggu sebentar, tetapi Shen Yan tidak menjelaskan. Dia sedikit mengernyit, menundukkan kepalanya, dan sedikit kekecewaan muncul di matanya.

Lu Yan tidak pernah menjadi orang yang lembut. Dia hanya berpura-pura bersikap lembut di depan Shen Yan, tapi sekarang, semuanya kecewa.

Dia berbalik dan berjalan menuju Shen Yan. Dia melihat Shen Yan akan memasuki apartemen, jadi dia mengikutinya ke apartemen.

Ini adalah pertama kalinya Shen Yan melihat Lu Yan seperti ini. Dia mengedipkan matanya dengan bingung, mundur selangkah, dan bersandar ke dinding.

Lu Yan menutup pintu dan membanting pintu pada Shen Yan. Tatapannya mendominasi dan lembut. Tanpa ragu, dia berkata, "Shen Yan, aku menyukaimu. Aku ingin menikahi mu!"

Shen Yan bersandar ke dinding dan menatap Lu Yan. Jantungnya berdetak sangat kencang, seolah akan melompat keluar dari mulutnya di saat berikutnya.

Mata Lu Yan dipenuhi dengan perasaan tergila-gila yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dia ingat apa yang dia katakan sebelumnya, cara dia mengganti sepatunya.

Setelah beberapa waktu, Lu Yan bertanya dengan getir, "Apakah kamu sangat menyukai Fu Hang?"