Menjadi simpanan pak Lurah tentu bukan pilihan Sekar. Tapi bagaimana lagi, ia sudah jatuh hati pada pak Damar, Lurah tampan dan gagah itu. Bahkan Sekar rela tinggal di gubuk dalam hutan demi bisa terus memadu kasih dengan Damar.
"mas pulang ya dek, kalau kelamaan disini nanti Ningsih curiga" pamit Damar sore itu. "kok cepet banget to mas, apa sudah bosan karena aku wes nggak seksi lagi" Sekar merajuk karena Damar selalu pergi saat selesai menggahinya.
"kamu ngomong apa to dek? Nek mas udah bosen nggak mungkin buat tempat ini buat kamu. Bawaan bayi pasti ini, kamu sekarang ngambekkan" goda Damar sambil mengelus perut besar Sekar.
"kamu hati-hati ya dek, sebentar lagi kamu melahirkan, jangan pergi jauh-jauh yo. Besok siang mas datang lagi pulang kerja ya. Mas pamit" Sekar mengangguk kemudian mencium tangan Damar dan dibalas kecupan di dahinya.
Setelah kepulangan Damar, Sekar selalu merasa bersalah pada Ninsgih. Tapi bagaimana lagi, ia juga sangat mencintai Damar. Karena Ningsih tidak kunjung hamil, Damar menjadi sangat senang saat tahu bahwa Sekar mengandung anaknya.
Hari sudah berganti.......
Baca kelanjutan Ceritanya di Karyakarsa ya. Lengkap dengan gambar pendukungnya. Link ada di Bio aku. Terima kasih