RUMAH SINGGAH Nadia

632 2 0
                                    

Namaku Nadia Arsinta. Perempuan kelahiran Jambi, 12 Mei 1996 dan kini telah menikah dengan mas Raka dan tengah menunggu kelahiran anak pertama kami. Memilih menetap di Singapura setelah menikah karna ikut suami, aku menghabiskan hari-hariku hanya dengan bersantai sambil menunggu suamiku pulang. Harus kalian tau, Mas Raka adalah laki-laki hypersex yang selalu meminta haknya setiap pagi dan malam harinya. Karena itu aku lebih suka bersantai saat siang sampai sore hari ini karena aku harus bekerja keras sebelum siang dan di malam hari.

Aku hamil 39 minggu, kontraksi awal mulai aku rasakan berkat induksi alami yang selalu suamiku berikan. Dengan perutku yang besar justru menambah kesan seksi menurut suamiku. Rasa mulas dan nyeri pada bagian bawah perutku sudah aku rasakan setelah permainan kami pagi tadi. Begitu ia berangkat dan aku selesai mandi, rasa nyeri itu berkali kali datang meskipun hanya sebentar dan hilang lagi.

Saat ini sudah pukul 16.30 dan artinya aku siap menunggu suamiku pulang dengan hanya menggunakan kaos sempit tanpa celana dalam dan juga bra. Aku duduk santai di sofa sambil menunggu kedatangannya.

Suara mobil masuk garasi membuatku segera mengambil posisi, duduk dengan kaki naik ke sofa dan mengangkang lebar menghadap arah datang mas Raka. Sedetik kemudian suara pintu terbuka dan mas Raka muncul dengan senyum sumringahnya.

"Makan sore ku telah siap rupanya," Ia terkekeh dan meletakkan tas kerjanya di meja kemudian mulai melepas celananya. Aku melihat miliknya telah tegak berdiri seakan menantang untuk segera dimainkan.

"Perutku sudah mulas mas. Tapi masih sering hilang-hilang, sejak tadi aku menginginkan sentuhan jarimu disini," aku menunjuk pada klitorisku.

Tanpa menunggu waktu lama, Mas Raka menarik kaosku keatas dan mulai mengulum dua putingku bergantian.

"Akh iyaa mas.. Akhhh.." aku meremas rambutnya pelan.

"Asin tapi aku suka." Ucapnya sambil terkekeh. Ia terus mengulumnya bergantian sambil sesekali menggigitnya kecil.

"Akhh jangan digigiit mas, nanti lecet." Aku menepuk bahunya yang hanya direspon kekehan kecil. Setelah puas dengan dua milikku, mas Raka merebahkan aku di sofa dan mulai memijat klitorisku. Aku hanya bisa terbaring pasrah dengan nafas terengah engah menikmati permainannya.

"SHh.. ohh..." aku merasakan perutku menegang keras seiring dengan rasa geli dan nikmat dibagian bawah milikku. Gerakan tangan Mas Raka yang sangat lihai di klitorisku membuat tubuhku bergetar hebat menyambut pelepasan pertamaku.

"Milikku sudah menungguuntuk dipuaskan sayang." Dengan sekali hentakan mas Raka menghujam vaginakudengan penis nya yang gagah dan menghentakkan berkali kali sampai ia mendapatklimaksnya dan aku yang lemas tidak bertenaga.

------------------------------

Untuk cerita lengkapnya ada di Karyakarsa ya. Silahkan klik Link ada di BIO aku ya. Dukungan kalian sangat berarti.Terima kasih.

Story By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang