Dua

14 15 1
                                    

Terima kasih yang udah membaca, semoga kalian selalu baik

Happy Reading

💚💚💚

"Lama banget siiihhh"
Seorang gadis tengah menikmati kentang goreng dan milkshake red velvet yang kini hampir habis.

Naraya memasang muka masam ketika seorang cowok menghampiri tempat duduknya.

"Tau gini mending aku naik ojol...Bentar lagi cafe nya tutup..." Gerutu Naraya karena Nauzan hanya berdiri menatap dirinya dengan tatapan datar.

Mereka berada di sebuah cafe depan kampus yang akan segera tutup bila pukul 8 malam.

Nauzan tak mengindahkan Naraya, ia malah berjalan menuju kasir untuk membayar makanan gadis itu. Setelah menyelesaikan transaksi, Nauzan kembali menghampiri Naraya.

"Baru kelar rapat" Katanya dengan halus sambil mengusap puncak kepala gadis itu.

"Ayo pulang" Sambung Nauzan, lalu menurunkan tangannya dari atas kepala gadis itu, dan melangkah keluar cafe.

"Iiihhh tungguin, bayar duluuu" Naraya pun segera bangkit menyusul Nauzan.

"Udah dibayar" Teriak Nauzan tanpa berbalik ke belakang.

"Ngeselin" Ucap Naraya dengan perasaan dongkol.

***

"Na... Nasi gorengnya udah mateng, ayo makan" Ajak gadis itu pada Nauzan. Naraya sedang menata nasi goreng yang baru saja ia buat.

Dua piring nasi goreng telah siap di atas meja makan, satu piring dengan telur diatasnya dan yang satunya lagi tanpa telur.

Sementara Nauzan sedang menyesap nikotin di balkon apartemen Naraya, kebulan asap terlihat mengudara. Mendengar panggilan dari pacarnya ia langsung mematikan rokok itu dan masuk ke dalam.

"Ray ini kebanyakan" Protes Nauzan ketika melihat piringnya yang penuh nasi goreng, kira - kira bisa menjadi 3 porsi. Sedangkan di piring Naraya hanya sedikit.

"Hehehe. . . Aku masaknya kebanyakan" Jawab Naraya cengengesan.

"masa dibuang sih kan sayang, aku udah capek capek masak loh" Sambung gadis itu dengan bibir mengerucut.

Cowok itu menghelas napas lalu menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Enak nggak?" Tanya Naraya.

"Hemm" Nauzan hanya berdehem mengiyakan.

Gadis itu tersenyum lalu memakan nasi goreng tanpa telur.

Hening. Hanya suara dentingan sendok dan piring yang mendominasi ruangan ini.

"Tumben ngerokok, lagi banyak pikiran?"
Di sela makannya Naraya membuka suara.

"Enggak, lagi pengen aja" Nauzan membalas.

Naraya tidak ingin bertanya lebih jauh, ia tahu betul bahwa pacarnya itu adalah sosok yang pandai menyembunyikan sesuatu.

"Aku pulang" Nauzan mengambil jaketnya yang tesampir di sofa.

Kini sesi makan malam telah selesai, Nauzan benar-benar dibuat kekenyangan oleh kekasihnya. Akhir - akhir ini Nauzan terbiasa makan masakan Naraya, ia akan menyempatkan mampir ke apartemen gadis itu untuk sekedar duduk atau makan bersama.

"Okey hati - hati " Naraya mengekori cowok itu untuk mengantarkannya sampai pintu.

"Makasih makanannya." Nauzan berbalik badan menghadap Naraya, lalu mengelus surai hitam gadis itu.

Percayalah jantung Naraya tengah berdebar-debar saat ini. Ia hanyalah perempuan normal yang mudah terbawa perasaan.

Gadis itu membalas dengan menyeringai menampilkan deretan giginya dan kedua jempolnya di acungkan.

Sampai sini dulu teman-teman💚

Dating With Stranger (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang