Naskah sudah tamat dan bisa dibaca gratis di fizzo :)
***
Sudah satu minggu berlalu sejak pemakaman bunda Meira.
Berkali-kali Kinan kirim pesan ke Kean, tapi cowok itu enggak pernah balas. Pas ketemu di acara pengajian tujuh harian kemarin pun, Kean kayak pura-pura enggak kenal dan menghindar begitu tatapan mereka bertemu. Pokoknya ada aja alasan Kean buat enggak ketemu sama Kinan.
Mana bisa sih, Kinan kehilangan Kean? Cowok itu udah kayak saudara Kinan sendiri. Kinan harus minta maaf lagi sama Kean dan membuat cowok itu mengerti. Puncaknya adalah hari ke-14. Kinan memberanikan diri buat izin ke abangnya Kean dan menggedor kamar cowok itu pakai tongkat bisbol.
Pas keluar kamar, Kean pasang muka datar dan bilang ke Kean untuk segera mengikutinya.
Di sinilah mereka duduk pada akhirnya. Di bawah pohon kersen tua yang dulu sering Kinan pakai markas pas pulang sekolah. Lokasinya dekat kali dan sawah. Meski banyak yang sudah dibangun di sisi kanan dan kiri, ajaibnya pohon ini masih tetap sama kayak dulu. Cuma bertambah lebih besar aja.
Kalau inget jaman dulu, Kinan sering ambil buahnya pakai bambu panjang yang bagian ujungnya diberi botol aqua. Sekali ambil bisa dapat sebotol penuh. Kadang Kinan makan, tapi lebih sering dia pakai buat lemparin mukanya Danu and the gengs. Kemudian Danu bakal balas lempar Kinan pakai anggur-angguran kecil berwarna oranye. Pohonnya sering tumbuh di kebun tetangga.
"Jadi kenapa, lo tiba-tiba nikah sama Danu?" Perkataam Kean membuat Kinan bangun dari lamunan. "Jangan bilang kalau lo tiba-tiba jatuh cinta sama dia karena itu enggak mungkin."
Kinan meringis. Kean memang mengenal Kinan luar dalam. Jadi, enggak ada gunanya berbohong. "Pas gue baru balik, Emak tiba-tiba jodohin gue sama Danu. Ya lo tahu sendiri gimana keadaan gue. Miskin. Pengangguran. Tahun depan udah kepala tiga. Kalau gue enggak nerima tawaran pernikahan ini, emangnya gue mau jadi apa? Beban emak? Gue juga udah pasti jadi bahan julid tetangga karena pulang rantau ngegembel."
Kinan sudah pernah memikirkannya.
Kalau saja Danu enggak pernah datang dengan tawaran itu, mungkin Kinan udah enggak bisa duduk di sini sambil liatin air sungai yang mengalir jernih. Beban yang harus Kinan tanggung karena kesalahannya sendiri di masa lalu, terlalu berat.
"Lagian, nikah dan hidup sama Danu juga enggak buruk." Kinan melanjutkan kalimatnya dengan sorot mata menerawang jauh. "Dulu kita musuhan dan sering berantem pas masih bocil karena alasan sepele kan? Gara-gara gue bikin semua orang di sekolah panggil dia dengan sebutan Jarwo." Kinan terkekeh kecil. "Tapi pada akhirnya, itu semua cuma jadi masa lalu yang lucu. Danu yang sekarang udah dewasa dan mapan."
Iya. Danu emang tampan, dewasa dan mapan.
Cuma minus akhlak aja.
Tapi akhlak minusnya Danu masih bisa Kinan tolelir, kok. Hidup hemat sepuluh tahun aja Kinan jabanin demi satu miliar, apalagi cuma manusia kayak Danu. Asal Kinan menjaga hatinya biar enggak jatuh, semua bakal baik-baik aja. Kinan hanya perlu sabar dua tahun dan semua akan baik-baik saja.
"Kalau tawaran pernikahan itu enggak datang dari Danu, apa bakal lo terima juga?" Kean berujar dengan nada penasaran.
Hanya dengan memikirkannya saja, Kinan enggak berani. Mungkin saja Kinan bakal nekat kabur dari rumah selamanya.
"Tergantung." Kinan menjawab sambil menyeringai. Dia menatap Kean sekilas. "Kalau yang ngelamar duda beranak lima ya, gue kabur. Apalagi kalau calonnya udah bau tanah."
Kean terdiam.
"Gue minta maaf karena nggak ngabarin lo, Kean. Gue nggak mau ganggu lo yang lagi fokus jagain Bunda." Kinan berujar dengan nada bersalah. Dia kemudian meraih tangan Kean dan meremasnya kuat. "Meski gue sama Danu udah nikah nanti, gue berharap kita masih bisa sahabatan kayak dulu, Ken. Karena cuma lo satu-satunya sahabat yang ngertiin gue luar dalam."

KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Sama Raden Mas! (TAMAT, Fizzo)
Lãng mạnGara-gara ketipu investasi bodong, Kinan kehilangan uang satu miliar sekaligus calon suami. Namun, yang bikin Kinan kesal bukan satu miliarnya, melainkan Bobi yang tiba-tiba menikah sama sahabat Kinan sendiri tepat dua bulan setelah Kinan kena tipu...