Berusaha buat enggak terintimidasi, Kinan berdeham. Kinan harus membayangkan kalau cowok di depannya ini si Jarwo gendut dan suka bikin ribut. Dia enggak ada bedanya meski kini tubuhnya lebih tinggi kayak aktor.
Tapi kemudian, suara yang keluar dari mulut Kinan malah kayak tikus kejepit. "Eh, oh, lo Jarw—eh Danu?"
Sebelah alis Danu terangkat. "Kamu gerogi ya?" Danu berujar dengan logat jawa yang kental. Dia maju beberapa langkah untuk menipiskan jaraknya dengan Kinan. "Kenapa? Terpesona?"
Ah, sial.
Ternyata Danu berubah jadi cowok narsis!
Lagian kenapa Kinan mendadak jadi gagap, sih? Dia ini Jarwo! Si Jarwo yang suka ngajakin adu jotos kalau ketemu di jalan! Meski kini Jarwo lebih tinggi dan mengintimidasi, tapi Kinan enggak boleh kalah dong! Malu sama rekor pendekar kampung yang Kinan dapat waktu kelas satu SMP! Sejak dulu sampai sekarang, kalau urusan duel, Kinan selalu keluar jadi juara!
"Lo... operasi plastik, ya?" Kinan memiringkan kepala sambil melipat kedua tangan. Tak lupa memasang raut sombong. "Habis berapa ratus juta?"
Benar. Kinan emang sengaja cari gara-gara. Ya siapa suruh, responnya si Danu songong begitu. Kayak ngerasa paling ganteng sendunia aja. Meski kenyataannya emang ganteng sih.
Di luar dugaan, Danu tertawa. Renyah sekali. Dia sampai menutup mulutnya dan menundukkan kepala. Sejenak Kinan terpana. Ampun, deh. Kenapa suara ketawa aja bisa merdu gini, sih? Enggak adil banget!
Masa Danu udah menjelma jadi pangeran, tapi Kinan masih jadi itik buruk rupa?
"Dari sekian banyak pertanyaan, Kinan. Kamu enggak bisa nyari topik lain, ya?" hanya tersisa senyum tipis di bibir Danu. "Aku enggak suka basa-basi, jadi langsung aja." Sorot mata Danu berubah datar. Tiba-tiba sekali. "Kinan, kamu harus nikah sama aku."
Kinan tahu kalau dia diseret ke sini buat dijodohin sama Danu. Tapi, bukannya ini udah... keterlauan?
Gini-gini, Kinan kan masih wanita. Bukan anak soang. Masa si Danu ngajakin nikah udah kayak ngajak beli es teh ke warung, sih? Mereka juga baru ketemu setelah belasan tahun loh ini! Meski hubungan mereka dulu enggak baik, tapi kan...
Kinan menghela napas. Bersiap mengumpulkan energi dan ngegas, "KENAPA GUE HARUS NIKAH SAMA LO?"
"Kinan, duduk dulu." Suara Danu terdengar tenang. Dia mendorong pundak rapuh Kinan agar segera duduk di atas sofa empuk ruang kerjanya. "Kita bisa bicarain ini baik-baik."
Bicara baik-baik, katanya? Gampang banget kalau ngomong.
Kinan melipat kedua tangan, membuat dada montoknya semakin terlihat besar. Ditatapnya Danu yang duduk di depannya dengan sikap tubuh bak bangsawan.
"Oke, gue kasih waktu lo sepuluh menit buat jawab pertanyaan ini." Kinan menunjukkan jari-jarinya. Mulai menghitung. "Satu. Kenapa lo harus nikah sama gue? Dua. Kapan lo tahu kalau gue udah balik? Tiga. Sejak kapan lo ngerencanain ini semua? Dan apa-apaan rumah lo jadi kayak keraton gini?"
Danu menghela napas, kemudian menyugar rambutnya yang masih setengah basah dengan cela-cela jari. Saat itulah Kinan menyadari kalau Danu pakai tindik di telinganya. Bentuk bulat kecil warna hitam. Kinan jadi curiga kalau selama ini Danu punya cita-cita jadi idol.
Sial. Entah kenapa sekarang Kinan merasa kalau Danu terlihat seperti tokoh utama pria yang muncul dari komik? Auranya bikin gagal fokus.
Kinan enggak bakalan kaget kalau ternyata Danu pakai susuk!
"Pertama, aku baru denger kabar kamu pulang sejam lalu." Kali ini Danu menaruh kedua tangannya di atas paha dan menatap Kinan lekat. Ekspresi dan sikap tubuhnya tampak seksi. "Kedua, Bapak yang jodohin aku sama kamu. Dan terakhir, ini bukan keraton atau sekte apapun yang ada di kepala kamu. Bapak cuma lagi gabut aja karena kebanyakan duit."
![](https://img.wattpad.com/cover/329557803-288-k816041.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Sama Raden Mas! (TAMAT, Fizzo)
RomansaGara-gara ketipu investasi bodong, Kinan kehilangan uang satu miliar sekaligus calon suami. Namun, yang bikin Kinan kesal bukan satu miliarnya, melainkan Bobi yang tiba-tiba menikah sama sahabat Kinan sendiri tepat dua bulan setelah Kinan kena tipu...