035. Seseorang

222 29 0
                                        

"Akankah semuanya baik-baik saja, jika kau yang telah pergi, datang kembali?"

~FEARFUL~

•••

Bel pulang telah berbunyi. Seluruh siswa bersiap-siap untuk pulang. Allea merapikan buku miliknya yang berserakan di meja lalu memasukannya ke dalam tas. Ia melirik teman sebangkunya yang hanya diam, tak bergerak dari posisinya.

"Lo ... ga pulang?" tanya Allea kikuk. Sebagai sesama orang pendiam, ia ingin lebih membuka diri pada Susan.

"Gue pulang setelah kelas kosong."

Obrolan mereka pagi tadi cukup membuka sudut pandang Allea. Ia tak pernah memperhatikan ternyata ada orang lain yang lebih menderita dari pada dirinya di kelas ini. Teman sekelasnya hanya sering menyindir dan malas berteman dengan Allea. Tidak melakukan hal lebih. Namun, berbeda dengan Susan yang dijadikan bahan bully. Ia sering diganggu oleh anak-anak nakal dan dijadikan pesuruh oleh yang lainnya.

Pagi tadi Susan berkata, "Lo pendiam karena malas ngomong, tapi gue pendiam karena ga ada yang mau ngajak gue ngomong."

Kalimat itu menancap ke hati Allea. Kasihan dan iba padanya. Ia jadi bersyukur, sebab masih punya sahabat baik.

Seseorang menepuk pelan bahu gadis itu, membuat lamunannya buyar. Allea menoleh ke aranya dan mendapati Raka sudah berdiri di samping meja sambil menatapnya dengan senyum manis.

"Ayo, pulang bareng!"

Allea melirik Susan yang menatapnya. "Gue pulang duluan."

Setelah itu keduanya ke luar kelas meninggalkan Susan yang memandang sedih kepergian mereka.

"Kenapa pindah tempat duduk?" tanya Raka setelah mereka di luar kelas.

"Kepo!"

"Gue serius, Lea!"

"Iya."

Tangan Raka terangkat mengacak rambut gadis itu. Kesal sekaligus gemas dengan tingkahnya.

Diantara sahabatnya yang lain, bisa dikatakan Raka adalah sahabat idaman. Dia yang paling mengerti Allea, paling tahu keinginannya, dan yang paling perhatian daripada yang lainnya. Hanya saja Raka sekarang punya banyak kegiatan, membuat mereka semakin jarang berinteraksi seperti biasanya. Raka bahkan tidak menjenguknya selama lima hari tak ke sekolah.

"Emang sibuk banget gitu sampe gak bisa datang ke rumah?"

"Maaf, ya. Anggota OSIS lagi sibuk-sibuknya karena bentar lagi Pensi. Ayah juga masukin gue bimble untuk persiapan UN, padahal kita masih kelas satu," jelas pemuda itu, terlihat murung.

Allea tersenyum maklum, tidak mau membuat Raka jadi merasa bersalah. "Sebagai gantinya, beliin gue ice cream."

"Mulai muncul, nih, sifat aslinya."

"Biarin!"

Koridor tidak terlalu ramai karena banyak siswa yang sudah pulang. Membuat mereka nyaman mengobrol dan sesekali tertawa bersama.

Langkah keduanya berhenti saat melihat dua orang yang dikenalnya sedang beradu argumen. Allea tidak pernah tahu ternyata mereka saling kenal. Gadis itu mendekati kedua orang tersebut, Raka mengekor di belakang. Ia sangat penasaran apa yang dibicarakannya. Namun, obrolan mereka terhenti saat menyadari kedatangan Allea.

"Jeff."

Ekspresi Jeff sempat panik melihat kedatangan gadis itu, tapi ia langsung memasang wajah datar. Orang yang mengobrol dengannya langsung pergi tanpa kata.

"Ngapain lo sama Riska?" tanyanya sambil memicingkan mata curiga.

"Bukan urusan lo."

Allea memandang kepergian mantan teman sebangkunya yang mulai jauh. Benar yang dikatakannya, Allea tidak tahu banyak hal. Tentang Riska yang ternyata selama ini menyukai Riko, Riska yang lumayan dekat dengan sahabat-sahabatnya, dan Riksa yang paling semangat mendekatkannya dengan Nando. Entah apa yang sebenarnya terjadi dibalik itu semua.

"Kayaknya banyak hal yang disembunyikan dari gue." Allea mengerucutkan bibir kesal. "Gue ja—"

"Eyyo, ada apa, neh, kumpul-kumpul di sini?" Kedatangan Riko membuat kalimat Allea terpotong.

Tidak ada yang menjawab pertanyaanya, semuanya malah saling pandang dalam keheningan. Allea menarik nafas kesal, memilih pergi menuju parkiran. Jeff dan Raka juga ikut meninggalkan Riko yang menggerutu karena diabaikan.

Pemuda itu mempercepat langkah mensejajarkan langkah dengan tiga orang di depannya. Ia merangkul bahu Raka dan Jeff tanpa izin. Sedangkan Allea berjalan di depan mereka seorang diri.

"Kapan kita berangkat sekolah bareng lagi? Lumayan kan, gue bisa hemat bensin kalau pakai mobil Jeff."

"Dasar kere!" Canda Raka sambil melepas rangkulan pemuda itu.

Mereka berempat berpencar mencari keberadaan motor masing-masing, kecuali Jeff yang pergi ke parkiran mobil.

Allea segera mengeluarkan motornya yang diapit beberapa motor lain. Meski sedikit kesulitan, tapi ia sudah biasa melakukannya.

"Do, tunggu gue!" teriakkan seseorang menghentikan aktivitasnya.

Ia menoleh mencari sumber suara dan benar saja sesuai dugaannya, suara itu adalah milik Anisa yang berada tidak terlalu jauh dari tempatnya. Anisa berlari kecil ke arah seseorang. Seseorang yang membuat tubuh Allea menegang seketika. Ia memegang dadanya yang entah mengapa terasa aneh. Perasaan lega, kesal, marah, sedih bercampur aduk menimbulkan perasaan sesak. Anisa nampak merangkul orang itu sambil mengobrol riang bersamanya.

Seseorang yang mengatakan menyukainya.

Seseorang yang datang dan pergi seenaknya.

Seseorang yang ia rindukan.

Tidak ada yang berubah. Nando terlihat seperti Nando yang biasanya. Dia tetap murah senyum. Tubuhnya masih tetap tinggi jangkung dan tampan seperti biasanya. Allea membuang muka agar keduanya tak menyadari keberadaannya saat lewat.

"Ayo pulang!" Raka muncul dengan motor yang sudah dinaikinya.

Allea menoleh dan tersenyum ke arahnya. "Duluan aja!"

"Kita bareng aja, sekalian gue jagain lo dari belakang."

"Gak usah!"

"Kenapa? Lo nggak apa-apa, kan?" tanya Raka saat melihat ekspresi sedih gadis itu.

"Gue ga apa-apa, kok?"

"Mata lo berkaca-kaca."

Allea refleks menyeka kedua matanya, lalu menaiki motornya. Berusaha bertingkah seakan tidak ada yang terjadi.

"Em, tadi gue liat Kak Nando."

Kalimat yang diucapkan Raka membuatnya membeku. Kembali teringat sosok yang tadi dilihatnya. Banyak hal yang ingin Allea tanyakan padanya. Entah kemana keberaniannya yang dulu, ketika berani mendatangi rumahnya. Namun, mengapa saat melihatnya, sekedar menyapa pun Allea tak sanggup.

"Lo gak mau ketemu dia? Kan lo nyariin dia."

"Gak!"

"Kenapa? Gue temenin kalo perlu. Kita ketemu sama dia. Lo tanya semua yang mau lo tanyain. Keluarin unek-unek lo!" ucap Raka menggebu-gebu.

Gadis itu menatap Raka yang duduk di atas motor ninja kesayangannya.

Raka membuka helmnya. "Gue serius. Ayo kita ketemu dia!"

Senyum Allea terbit, menyadari betapa perhatian dan pengertiannya pemuda itu. Bahkan menawarkan diri menemui Nando. Raka takut kejadian dulu terulang kembali.

Allea mengangguk. "Ayo!"

Raka tersenyum riang mendengarnya.

"Ayo pulang!!" ucap gadis itu sambil menancap gas meninggalkan Raka yang malah menongo melihatnya.












FEARFUL (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang