Bab 1

509 65 29
                                    

Bagi sebagian orang, masa-masa sekolah adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidup mereka. Banyak dari mereka yang berharap bisa kembali ke masa itu. Masa di mana kalian tidak perlu memikirkan betapa repotnya menjadi orang dewasa, masa di mana kalian hanya perlu bersenang-senang dan berkumpul dengan teman-teman sebaya. Bahkan, ada beberapa di antara mereka yang beruntung bertemu dengan cinta pertamanya saat masa sekolah.

Sungguh indah bukan?

Ya, masa-masa seperti itu memang sangat indah, bagi mereka yang merasakannya. Tapi, tidak seperti mereka, aku justru merasa lelah dengan masa-masa ini. Saat di mana seharusnya aku menikmati waktuku sebagai seorang pelajar. Tidak seperti yang lain, aku harus melewati hari-hari yang berat. Tanpa seorang teman ataupun seseorang yang bisa kau sebut sebagai cinta pertamamu.

Aku masih kelas 3 SMA dan aku sudah menghabiskan bertahun-tahun waktu yang menyedihkan selama di sekolah. Seperti hari ini, aku sudah menghabiskan waktu cukup lama untuk membersihkan noda saos dan mayonaise yang menempel di seragamku. Entah sudah berapa kali aku menghembuskan nafas kesal karenanya.

Namanya Jung Jaehyun, dia dan teman-temannya suka sekali merundungku sedari pertama kali aku menginjakan kaki di sekolah ini. Dia adalah putra dari seorang donatur terbesar di yayasan yang juga menaungi sekolah ini. Sudah sangat jelas jika tidak ada satupun di sini yang mampu membantahnya, bahkan pihak sekolah sekalipun. Mereka tau aku dirundung, tapi mereka pura-pura tidak melihat, mereka pura-pura menutup telinga mereka.

Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh anak berusia 17 tahun sepertiku? Aku bukan anak orang kaya, aku tidak punya uang, aku tidak punya siapapun untuk meminta perlindungan. Aku hanya bisa diam, aku tak bisa berontak.

Jam makan siang hampir usai, aku bahkan menghabiskan waktu istirahatku dengan perut kosong karena noda-noda ini. Jaehyun sengaja menumpahkan mayonaise dan saos saat aku hendak mengambil makan siang di kantin, makanan yang sudah disiapkan penjaga kantin untukku pun dengan sengaja ia buang ke tempat sampah. Semua orang melihat itu, tapi lagi-lagi, tak ada satupun yang mau menolong atau sekedar memberikan tatapan iba kepadaku. Mereka hanya melirik sekilas, lalu kemudian kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Sebagian lagi justru ikut tertawa dengan Jaehyun dan teman-temannya. Mereka menertawakanku yang sudah kotor oleh noda saos.

Sekali lagi, aku melihat wajahku di depan cermin. Apakah aku memang pantas mendapat perlakuan seperti ini? Hanya karena aku bertingkah seperti perempuan? Apakah itu sebuah tindakan kriminal? Aku lelah, sungguh, aku benar-benar lelah.

.

.

Hari ini aku pulang terlambat, kegiatan sekolah berakhir setiap pukul 3 sore, tapi aku baru bisa pulang setelah matahari terbenam. Pukul setengah tujuh malam karena aku harus menyelesaikan tugas piket. Sebenarnya hari ini bukan tugasku, tapi tugas Jaehyun dan teman-temannya. Setiap kali mereka mendapat tugas piket, Jaehyun selalu memintaku untuk menggantikan tugasnya. Aku tidak punya kuasa untuk menolak, aku hanya bisa menurut. Tentu Jaehyun tidak akan melepaskanku begitu saja, ia dan teman-temannya terus mengawasiku.

Kantong sampah yang sudah kuisi penuh dengan sengaja mereka robek begitu saja hingga isinya kembali berhamburan. Lantai yang sudah aku bersihkan dengan sengaja mereka lempari lumpur kotor hingga aku harus membersihkannya berkali-kali. Belum lagi tangan Jaehyun yang selalu dengan jahil memukulku tiba-tiba. Entahlah, tapi dia suka sekali menghampiriku dan memukulku secara tiba-tiba. Aku tidak tau alasannya tapi itu menyenangkan untuknya namun sebaliknya untukku. Rasanya sakit, pukulannya selalu meninggalkan lebam di tubuhku.

Beruntung aku bisa pulang, mereka tidak berniat menyiksaku lebih lama. Biasanya mereka akan mengurungku di kamar mandi sampai larut malam. Aku baru bisa keluar jika ada petugas keamanan yang berkeliling gedung sekolah. Aku akan memintanya untuk membukakan pintu dari luar.

Delavayi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang