Bab 8

136 24 10
                                    

Sudah jam delapan, jam pelajaran sebentar lagi akan dimulai. Tapi Baekhyun sama sekali tidak melihat Sehun ataupun Chanyeol di kelas hari ini. Jika Chanyeol, Baekhyun tidak begitu heran. Ia sering telat, jika datang pun ia hanya akan menghabiskan waktunya untuk tidur di kelas sampai jam istirahat tiba. Tapi Sehun, ini pertama kalinya Baekhyun tak melihat pria albino itu di kelas. Biasanya ia selalu menjadi yang pertama datang ke kelas.

Baekhyun masih penasaran, apakah pria itu tau identitas aslinya? Rasanya tidak mungkin Sehun tak pernah melihatnya yang datang ke panti asuhan milik ibunya. Terlebih, suster Yoon bilang Sehun ada di sana saat Baekhyun datang. Sehun pasti melihatnya. Tapi, jika pun itu benar, kenapa Sehun berbohong dengan mengatakan ia tidak pernah melihat Baekhyun? Apa ia bermaksud untuk ikut menjaga rahasia Baekhyun juga? Tapi untuk apa? Kenapa ia melakukan itu?

"Lu, apa kau tau ke mana Oh Sehun? Apa ia tidak masuk?" tanya Baekhyun pada Luhan yang duduk di depannya.

Luhan menoleh, hanya sekilas. "Aku tidak tau," jawabnya singkat.

Entahlah, tapi Baekhyun merasa sikap Luhan padanya menjadi agak dingin. Wendy bilang, Luhan cemburu melihat ia yang selalu berusaha berinteraksi dengan Sehun. Baekhyun pun tak mengerti alasannya kenapa, karena yang ia tau Sehun dan Luhan hanya berteman, tidak lebih dari itu. Tak seharusnya ia merasa cemburu hanya karena Baekhyun yang berusah a berkomunikasi dengan pria albino itu.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi."

Itu guru Han, wali kelas Baekhyun.

"Kita kedatangan murid baru, ia adalah seorang siswa pindahan dari SMA Kyubeom."

Alis Baekhyun mengernyit, SMA Kyubeom adalah sekolahnya dulu sebelum pindah ke sini.

"Silahkan masuk," guru Han mempersilahkan seorang murid laki-laki masuk.

DEG

Pupil mata Baekhyun mengecil, wajahnya memucat, sama sekali ia tak sanggup menutupi rasa terkejutnya. Sungguh, kenapa harus laki-laki itu? Kenapa mereka harus dipertemukan kembali?

Pria tinggi berkulit pucat yang berdiri di samping guru Han membungkuk dan mulai memperkenalkan dirinya. "Selamat pagi, namaku Jung Jaehyun. Senang bertemu kalian."

Suasana di dalam kelas mulai terasa riuh, terutama para gadis yang berteriak kegirangan karena mereka kedatangan murid baru yang sangat tampan.

"Baik, Jaehyun. Kau boleh duduk di bangku yang masih kosong. Baekhee, tolong angkat tanganmu."

"Y-ya?"

"Angkat tangan."

Baekhyun mengangkat tangannya perlahan, ia tak berani menatap Jaehyun sedikitpun karena laki-laki itu juga sedang menatapnya.

"Kau boleh duduk di belakang, Baekhee," kata guru Han.

Jaehyun mengangguk. "Terima kasih."

Jaehyun berjalan melewati Baekhyun, pria tinggi itu duduk tepat di belakang Baekhyun. Tubuh Baekhyun bergetar, keringat dingin mulai mengucur. Ingatan tentang bagaimana Jaehyun merundungnya dulu membuat ia trauma. Bagaimana mungkin ia bisa satu ruangan dengan seseorang yang pernah merundungnya dengan keji dulu?

"Guru Han, maaf, tapi apakah boleh aku ijin ke UKS?" Baekhyun memberanikan diri mengangkat tangannya dengan wajah yang pucat pasi.

.

.

"Apakah orang tua Jaemin tidak bisa hadir?"

"Ayahnya sedang ada keperluan lain. Dan ibu kami sudah tiada. Aku diminta untuk menggantikan ayahnya Jaemin datang ke sini."

Delavayi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang