*Baekhyun POV*
.
"Tahan sebentar, ya, Kak."
Sebenarnya dahiku tidak terluka, hanya memar sedikit, namun anak manis ini tetap memaksa untuk mengobatinya dengan plester bermotif gajah. Benar-benar lucu, ekspresinya yang terlihat hati-hati ketika memasang plester ini di dahiku membuatku tak bisa berhenti tersenyum. Benar-benar anak yang manis.
"Sudah, aku harap luka kakak bisa segera sembuh," katanya.
"Ini hanya memar, tidak perlu pakai plester."
"Tapi aku takut kakak terluka karena terkena bolaku tadi."
"Tidak apa-apa, nanti juga sembuh."
Anak manis ini akhirnya tersenyum. "Syukurlah, aku benar-benar merasa bersalah."
"Tidak apa-apa, ngomong-ngomong, kenapa kau bermain basket di sini? Kau baru pulang sekolah?"
Anak itu mengangguk. "Aku berlatih karena ingin mahir bermain basket."
"Kau suka basket?"
Anak ini menggeleng. "Tidak."
"Tidak? Lalu kenapa bermain basket?"
"Karena di sekolahku, laki-laki yang tidak bisa bermain basket tidak akan punya teman."
Aku terdiam mendengarnya. Persis seperti apa yang pernah aku alami dulu.
"Aku sering dihina teman-teman sekelasku karena tidak bisa bermain basket. Mereka bilang aku seperti banci."
Aku kesal sekali mendengarnya. Kenapa orang-orang begitu mudahnya merendahkan orang lain? Lihat kondisi anak ini, ia sudah berkeringat cukup banyak karena mungkin sudah lama menghabiskan waktu untuk bermain basket. Kulitnya memerah karena terlalu lama terpapar sinar matahari dan pakaiannya pun terlihat lusuh. Dia berusaha begitu keras hanya demi bisa diterima di lingkungannya.
"Kenapa kau berusaha begitu keras?"
"Karena ... Tidak punya teman itu tidak menyenangkan. Aku bahkan dijauhi oleh kakakku sendiri karena sikapku yang seperti perempuan. Aku ingin berubah, aku ingin menjadi laki-laki seutuhnya agar aku bisa punya teman, agar kakakku bisa menerimaku. Aku tidak ingin orang-orang menghinaku lagi."
Ah, sial. Kenapa aku menangis? Airmataku mengalir begitu saja tanpa bisa aku cegah. Anak ini, anak ini benar-benar mirip denganku. Dunia memang tidak pernah adil pada orang-orang seperti kita.
"Kenapa kakak menangis? Apa lukanya terasa sakit? Sepertinya kita butuh dokter."
Aku tertawa mendengarnya. Anak bernama Jaemin ini terlihat sangat panik melihatku menangis. Ia benar-benar polos.
"Tidak, aku baik-baik saja. Aku hanya teringat pada seorang teman."
"Teman? Apa teman kakak pernah terkena lemparan bola juga?"
"Tidak, hanya saja ia mirip denganmu. Ia juga seorang laki-laki, tapi orang-orang bilang ia seperti perempuan. Ia mendapat banyak hinaan dari orang-orang bahkan perundungan yang cukup parah dari teman-temannya. Orang-orang lebih sulit menerima laki-laki yang seperti perempuan daripada perempuan yang seperti laki-laki."
"Pasti sulit menjadi teman kakak, karena aku juga merasakannya."
"Sulit, sangat sulit. Ia bahkan pernah mencoba bunuh diri karenanya."
"Benarkah? Kalau begitu, apa boleh aku meminta nomor ponselnya? Aku ingin memberikan semangat."
Aku tersenyum mendengarnya. Jaemin benar-benar anak yang polos dan lugu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delavayi
Fanfiction"Setelah mendapat perundungan yang cukup parah, Baekhyun memutuskan untuk pindah ke sekolah baru dengan merubah identitasnya menjadi seorang perempuan. Hidupnya berubah total, ia punya teman dan banyak lelaki yang menyukainya. Namun, pada akhirnya i...