Author POV
"Lisaseksual, Soo. Jennie bilang dia juga lisaseksual."
"Iya anjing, berisik banget lo. Udah mau seratus kali ngomong itu mulu."
Sudut bibir Lisa kian menyengir. Diambilnya satu gorengan bakwan dan juga sebiji lombok mentah. Lalu kemudian gadis jangkung itu memakannya, sembari raut wajah Lisa terus-terusan tersenyum layaknya orang setengah gila.
Bahkan ketika sebiji lombok yang masih hijau itu ia gigit, Lisa benar-benar tak ada merasa kepedasan sama sekali. Seolah-olah perasaan bahagia itu masih setia mendominasi ke seluruh aliran tubuhnya.
Saat ini Lisa dan Jisoo sedang berada di kantin sekolah.
Meskipun jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas siang, namun suasana tetap berangsur terasa dingin sekali akibat dari derasnya hujan tadi pagi.
"Eh sumpah deh, gue jadi ngeri ngeliat lo cengar-cengir gitu, kaya orang lagi kesurupan." Jisoo berkata sembari terus memperhatikan tingkah laku Lisa.
"Gue emang lagi kesurupan. Kesurupan sama bisikannya Jennie."
"Si tolol, terus aja."
"Hehe, Lisaseksual."
Jisoo memutar bola matanya dengan tatapan malas. Terhitung memang sudah nyaris seratus kali gadis cerewet itu terus saja mengulangi kata-kata yang sama dari mulutnya. Lisaseksual.
"Artinya apalagi coba Soo, kalo bukan dia yang udah suka juga sama gue?"
"Bisa aja dia cuma iseng doang."
"Tapi kalo ternyata dia ga iseng?"
"Ya mana gue tau, lo tanya aja ke Jennie."
"Udah gue tanya, tapi dia malah keburu lari terus ninggalin gue duluan masuk ke gerbang."
"Tuh, berarti dia emang cuma becanda doang."
"Tapi kalo ternyata dia ga becanda?"
"Ga tau deh, gue ikut-ikutan pusing ngomong sama lo."
"Kalo lo pusing kenapa ga berhenti aja ngomong sama gue?"
"Lo tuh kalo ga disahutin malah makin cerewet. Astaga, gue jadi takut cepet stress deh padahal ga lagi depresi."
"Ih jahat lo mah."
"Makanya lo diem."
"Lisaseksual, hehe.."
Jisoo seketika mendengus. Hampir saja satu tempe goreng yang berada di tangannya itu ingin Jisoo lemparkan ke arah wajah Lisa, namun ia urungkan.
Berakhir Jisoo hanya bisa menghela nafasnya berat. Beralih untuk memasukkan tempe goreng itu ke mulutnya saja.
Lisa dengan sifat tidak tahu dirinya justru malah sedang tertawa.
"Ngomong-ngomong, Jennie kemana ya Soo? Udah setengah jam gini kok masih belum ada keliatan." Kata Lisa, sambil matanya celingak-celinguk berpendar menyusuri ke seisi kantin.
"Paling lagi di kelas sama Rosé, soalnya gue sempet ketemu mereka tadi pas di toilet."
"Terus? Jennie ada ngomong apa sama lo?"
"Bukan Jennie sih, dia kan lagi kencing. Tadi itu Rosé yang nanyain, kata dia sosiologi bab delapan, bagian uji kompetensi dua di kelas kita udah pada ngerjain apa belum? Gue bilang belum. Terus kata gue kenapa? Rosé bilang katanya dia mau nyontek, di kelas mereka lagi banyak banget dikasih tugas."
"Habis itu? Jennie ada ngomong ga sama lo?"
"Ngga, kan gue duluan. Jennie mah sampe gue pergi juga belum ada keluar dari toilet."

KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA - JENLISA ✔
General Fiction❝ Lisa ga mau dikatain lesbian. Maunya dibilang jenseksual aja. Soalnya, dia cuma suka sama Jennie. ❞