Author POV
Lisa sedang berjongkok. Ikut memperhatikan Jennie yang tengah merawat tanamannya yang ada di halaman rumah.
Berhubung mereka tinggal bertetanggaan, jadinya hampir setiap hari Lisa pasti akan selalu sibuk merecoki Jennie. Seperti sekarang ini.
"Lo kenapa ga nanem rafflesia arnoldi aja deh Jen?"
"Ya lo pikir aja, bunga itu bau. Ga mungkin banget gue nanem gituan di komplek kaya gini."
"Tapi kan cantik, jen. Ntar kalo udah mekar bisa gue minta, terus gue olesin deh ke badan Jisoo."
"Bunga rafflesia ga boleh dipegang sama tangan manusia."
"Emang iya? Terus orang nanemnya gimana?"
"Ya mereka kan tumbuhnya secara liar, ga bisa ditanem gitu aja."
"Terus kenapa lo ga mau coba-coba nanem? Siapa tau bisa tumbuh kalo ditanem sama tangan cantik kaya lo."
Menggunakan dua sarung tangannya, Jennie lalu memberhentikan memupuk tanaman di salah satu pot miliknya.
Ia beralih menatap Lisa. Dengan satu tangan yang masih menggenggam sedikit pupuk—pupuk itu terbuat dari kotoran kambing—Jennie berancang-ancang ingin menyodorkan pupuk itu ke hadapan Lisa.
"Lo mau gue jejelin pupuk ini ke mulut lo?"
"Hehe.." Lisa menggeleng, posisi jongkoknya refleks memundur.
Sudah hampir setengah jam Lisa ikut melihat-lihat Jennie yang sedang merawat tanaman. Gadis cerewet itu terus saja banyak berbicara. Mulai dari hal yang masuk akal, hingga yang sangat tidak masuk akal.
Penuh rasa sabar Jennie juga terus menghadapinya. Sesekali ia sengaja tidak menggubris, namun hal itu justru malah membuat Lisa semakin banyak mengeluarkan suara.
"Jennie Jennie."
Yang dipanggil hanya berdehem. Jennie masih sibuk memberikan pupuk pada pot-pot yang lain juga.
"Ini namanya tanaman apa?"
Jennie menoleh. Melihat arah tunjukkan jari Lisa yang sedang menunjuk sebuah rerumputan liar, berada di samping tempatnya berjongkok.
"Mana gue tau." Raut wajah Jennie merengut, bersamaan dengan nada suara yang mulai terdengar kesal.
"Kalo ini?"
"Ga usah nanyain hal yang ga seharusnya lo tanyain."
"Serius, liat dulu deh. Kalo yang ini namanya tanaman apa?"
Jennie menghembuskan nafas. Sekali lagi ia beralih menatap Lisa. Ternyata gadis itu sedang menunjuk pada dirinya sendiri sambil tersenyum jahil.
"Lo bukan tanaman."
"Tapi gue juga mau dipuk-pukin sama lo."
Setelah itu Lisa tak lagi dihiraukan oleh Jennie. Namun ia memiliki seribu cara, seribu pembahasan yang tak akan pernah habis. Maka kemudian Lisa memutuskan untuk berpindah dari posisinya.
Ia berjongkok tepat di samping Jennie.
Satu tangan Lisa terangkat ingin menyentuh salah satu bunga yang ada di pot. Tetapi belum sempat itu terjadi, Jennie lebih dulu menepis tangan Lisa.
"Ga usah pegang-pegang taneman gue. Mereka masih pada perawan."
"Emang gue segitunya banget apa sampe pegang taneman aja bisa bikin mereka jadi ga perawan." Balas Lisa sambil terkekeh.
"Mereka pada bakal mati kalo lo sentuh tapi ga pake sarung tangan."
"Kenapa gitu?"
"Karena di tangan lo pasti ada bakterinya."
![](https://img.wattpad.com/cover/330579982-288-k117607.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA - JENLISA ✔
Ficción General❝ Lisa ga mau dikatain lesbian. Maunya dibilang jenseksual aja. Soalnya, dia cuma suka sama Jennie. ❞