Bell apartemen Jisoo beberapa kali berbunyi malam ini ketika seseorang yang sejak pagi terus berusaha menghubunginya untuk bisa bertemu dengan Jia dan akhirnya ia datang setelah Jisoo memberikan alamatnya.
"Kau Jungkook?" Tanya Jisoo setelah membukakan pintu untuknya.
"Apa perlu kuberikan KTP supaya kau tidak menyebutku pria penipu setelah kau panggil pria pengganggu tadi pagi?"
"Eoh, kau tidak terima? Bukannya kenyataannya begitu, kau menghubungiku terus sampai handphoneku pun muak bukan hanya aku."
"Minggirlah, aku kesini ingin bertemu Jia bukan berdebat denganmu." Ujar Jungkook sambil tangannya bergerak mengusir Jisoo.
"Hei, aku pemiliknya, kenapa kau mengusirku?" Balas Jisoo sedikit berteriak.
"Kalau begitu saya izin masuk untuk menemui Jia, apa boleh Nona apartemen 1702."
"Namaku Jisoo, Kim Jisoo bukan apartemen 1702." Ujar Jisoo tidak terima.
"Oke. Nona Jisoo boleh saya masuk dan hentikan ocehanmu itu. Ini sudah sangat malam dan aku tidak akan bisa pulang kalau Jia tidak ikut pulang, mengerti?" Jelas Jungkook yang sudah malas sekali berdebat di situasi seperti ini.
"Malang sekali nasibmu." Sindir Jisoo sambil menunjukan ekspresi melas dan kasihan.
"Sialan, kalau aku tidak membutuhkanmu sudah ku sumpal mulutmu dengan ban mobil milikku supaya kau diam." Ujar Jungkook lalu masuk ke dalam.
"Ban mobil kau bilang!!!" Kesal Jisoo bahkan matanya sampai melolot setelah mendengar ucapan Jungkook.
"Tolong biarkan aku dan Jia bicara berdua." Pinta Jungkook sebelum ia benar-benar masuk ke dalam.
Jisoo yang mendengar permintaan itu langsung menetralkan emosinya yang sempat kesal karena Jungkook. "Oke, silahkan."
Jia yang juga sudah menunggu di ruang tengah langsung dihampiri Jungkook dengan berlutut di depannya dan meraih kedua tangannya. "Aku minta maaf, kemarin aku sangat marah sampai mengatakan hal yang benar-benar bodoh. Tapi aku tidak serius mengatakannya Jia, itu hanya karena emosiku saja. Jadi aku mohon pulanglah ke rumah. Appa mengkhawatirkanmu dan aku tidak ingin Ibumu juga ikut khawatir nantinya."
"Apa aku bisa memegang ucapanmu Oppa?" Tanya Jia yang sedikit ragu lalu melepas genggaman tangan Jungkook.
"Kemarin kau bicara seakan-akan ingin melenyapkan bayiku. Dan sekarang kau sudah menaruh rasa takut itu setiap kali aku berada di dekatmu." Ujar Jia cemas.
Jungkook pun kembali meraih kedua tangan Jia dan menggenggamnya erat. "Kau bisa mempercayaiku sepenuhnya, aku tidak akan mungkin melakukan itu. Aku memang marah padanya, tapi bayi kalian tidak bersalah, aku pun tidak akan berani melakukan sesuatu yang mungkin akan menyakitimu juga."
"Dan aku..." Jungkook menghentikan sejenak bibirnya untuk bicara. Ia menatap kedua mata Jia yang saat ini terlihat bagaimana rasa takut itu muncul karena perkataannya kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐢𝐫𝐥 [𝐌]
FanficTidak pernah terbayangkan oleh dirinya sendiri jika gadis sepertinya yang dikenal sebagai putri dari anak seorang pelayan bisa dicintai oleh putra majikannya. Hasil kesalahan yang pria itu buatlah yang mampu mengubah nasibnya, naik tingkat menjadi m...