"Damn! Are you serious?" Cory nyaris menggelindingkan bola mata setelah mengetahui detail cerita Louisa. "Ah, pantas saja ada seorang petugas hotel yang menanyakan nama kita dan langsung mengantarkanku ke kamar yang dipesan olehnya, Lou. Sudah kubilang kan, tidak ada yang gratis di dunia ini kalau kau berhadapan dengan Mr. Cross. Uang dan wanita adalah hal yang bisa dia gapai dengan satu jentikan."
Cory mengabaikan siaran Netflix yang sedang menunjukkan adegan di mana sepasang kekasih tengah bercumbu di pinggir pantai hingga menanggalkan satu-persatu pakaian mereka. Sementara Louisa makin terlihat lesu sekaligus bingung sampai-sampai dia merangkul bantal dan kembali menangis. Sebagai manajer sekaligus seorang teman baik, Cory menepuk bahu Louisa dengan memberi beberapa opsi seraya menerka-nerka apa maksud Dean menawari hubungan itu.
Dia sendiri tidak menduga kalau Dean akan meminta Louisa menjadi teman kencan di saat ada banyak perempuan yang lebih pantas. Bukannya Cory merendahkan fisik Louisa, semua orang tahu kalau gadis di sampingnya ini menawan di mata banyak pria. Tapi, bukan pria bermata keranjang yang memanfaatkan popularitas semata. Cory tidak ingin melihat Louisa bermuram durja seperti seekor anak anjing di bawah hujan salju yang mengharapkan sebuah kehangatan. Gadis itu pantas jatuh cinta dengan lelaki yang tidak hanya mengumbar janji seperti Troy. Dan sekarang, Dean malah memberinya sebuah permintaan gila.
Anehnya, selama Cory bekerja di bawah perusahaan besar tersebut Dean tidak pernah meminta perempuan untuk menjadi pasangan secara pribadi pula. Justru merekalah yang memohon-mohon sampai menawarkan harga diri untuk bisa bersanding dengan lelaki itu. Bukan rahasia umum juga kalau Dean tidak pernah menolak asal bisa memiliki teman tidur yang bisa memuaskan kemudian mencampakkan mereka bak membuang sampah. Apakah kali ini akan berbeda, pikir Cory tidak ingin kalau Louisa menjadi korban yang ke sekian kali dalam daftar perempuan di hidup Dean.
Louisa sempat adu mulut bersama Dean karena ide gilanya dinilai memanfaatkan situasi juga perasaan. Sayang, sepertinya patah hati yang sekarang dirasakan Louisa tidak berarti di mata Dean. Lelaki itu berhasil membalikkan keadaan, lebih tepatnya memberi ancaman yang bisa menurunkan kepopuleran Louisa di dunia hiburan.
"Kau sinting, Mr. Cross," ejek Louisa geram. "Berapa banyak wanita yang kau tawari huh?"
"Hanya dirimu. Jujur saja," jawab Dean santai masih membelai bibir gelas dengan jemari.
"Kau mendesakku untuk hubungan yang sama sekali tidak terlintas di kepalaku saat ini, Tuan," ketus Louisa.
"Pikirkanlah kembali, Ms. Bahr. Berkencanlah denganku maka kau akan mendapat apa pun yang kau inginkan. Uang? Ketenaran?" Dean mengetuk pelipis, mengisyaratkan bahwa penawaran ini tidak bisa terulang kedua kali. "Atau ... kau bisa kehilangannya dalam satu malam jika menolak."
Mulut Louisa menganga tak percaya, nyaris menjatuhkan rahang ke lantai berkayu yang dipijaknya sekarang. Dia menjilati bibir yang mendadak terasa kering disapu angin malam, melipat kedua tangan tidak habis pikir dengan jalan pikiran Dean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Scandal (END)
Romance(Bad CEO Series) Terpikat dengan Louisa Bahr sejak menjadi peran utama dalam film 'From The End', Dean Cross menawari hubungan tanpa status untuk membantu Louisa membalaskan dendam atas pengkhianatan Troy. Jalinan asmara berselimutkan hasrat ternyat...