Chapter 25

666 43 11
                                    

"Lihat, kekasih Mr. Cross datang," bisik seseorang menunjuk Louisa yang masuk ke lobi gedung. 

"Wah ... benar-benar penjilat handal," ledek yang lain seraya geleng-geleng kepala mengamati Louisa berjalan bersama Corry menuju lift. "Apa kau sudah dengar gosip?"

"Tidak. Kenapa?"

"Covame mau menuntut Louisa karena terlanjur menandatangani kontrak kerja sama, tapi mendadak dia membatalkan tanpa alasan. Dan kau tahu? Mr. Cross yang mengurus semuanya, bahkan bernegosiasi sampai tuntutan itu dicabut tanpa ada denda," terang perempuan berambut blonde itu sambil sesekali melirik Louisa yang kini menunggu pintu lift terbuka. 

"Bukannya belum ada perjanjian kontrak? Yang kudengar seperti itu," balas perempuan di depannya sambil menyesap latte. "Tapi, kalau itu benar, wah ... aku tidak tahu sihir macam apa yang dia gunakan untuk memperdaya atasan kita."

"Come on ... bukan rahasia umum kalau dia ..." si blonde menyorot lawan bicaranya dari atas ke bawah lalu mendekati telinga lantas berbisik makin lirih, "bercinta dengan Mr. Cross di lantai atas. Aku mendengar desas-desus mereka bertengkar hebat dan ya ... she fucked him."

"Gosip lain, beberapa waktu lalu Louisa tertangkap paparazi bersama seorang pria di bar. Apa Mr. Cross tidak--"

"Karena itu," sela si blonde menaikkan alis penuh penekanan. "Aku menanti Louisa dicampakkan, dia tidak pantas menjalin asmara dengan Mr. Cross."

"Hei, kalian tahu kalau hubungan di antara mereka itu hanyalah gimmick, Mr. Cross tidak pernah jatuh cinta."

Corry menoleh ke arah dua wanita yang sedari tadi mengawasi Louisa sambil berkusu-kusu seakan-akan ada selentingan isu panas yang pantas dibahas di belakang mereka. Saat lift terbuka, dia masuk berbarengan Louisa yang memilih memasang ekspresi datar setelah mendapat panggilan dari pihak agensi untuk bertanggung jawab atas masalahnya bersama Covame. Entah harus senang atau tidak, setidaknya Louisa tidak dikenai sanksi walau di media sosial ramai membahas sikapnya yang dinilai tidak patut dicontoh.

Sebenarnya Corry juga tidak tahu mengapa berita itu mendadak bocor bersamaan dengan foto Louisa bersama Theo di bar. Sehingga dari potongan gambar yang dinilai intim itu, orang-orang saling melempar spekulasi bahwa hubungan Louisa dan Dean tengah merenggang. Ditambah isu-isu peran Abby McMilan di film Last Dancing bakal diisi oleh gadis itu karena ada koneksi orang dalam. Namun, ada juga yang berkomentar bahwa Theo salah satu pemain teater yang mengikuti casting dan tidak ada salahnya jika mereka membuat chemistry sebelum terpilih menjadi pemeran perempuan dan laki-laki. 

AgnesSm : Oh please, bedakan antara chemistry dan cara dia memandang Theo. Aku bisa melihat dia merayu pria itu. 

Harvard123 : Memangnya salah kalau dia ke bar bersama seorang pria?

LuisTylor : sejak awal aku menduga bahwa hubungan mereka hanya permainan. Aku menunggu kapan ada orang yang bisa menyadarkan kalian kawan. 

Gtrj33xx : dunia tidak melulu tentang Dean Cross dan Louisa Bahr. Mereka perlu bernapas dari hubungan yang mencekik. Jangan terlalu kaku! Mereka butuh bersosialisasi!

"Are you okay?" tanya Cory begitu kotak besi tersebut membawa mereka ke lantai lima belas. 

"Fine. Seminggu adalah waktu yang cukup untuk menghadapi bajingan itu tanpa ada perasaan," jawab Louisa lalu menarik napas panjang dan mengembuskannya melalui mulut. 

Cory meniti garis wajah Louisa dan menangkap bahwa kalimat itu tidak benar-benar tulus. Dia memahami pikiran dan hati Louisa yang tidak akan mudah melupakan lelaki yang datang untuk menyenangkan hatinya kemudian membuang begitu saja seperti seonggok sampah. Namun, Cory tidak berani berkomentar terlalu jauh, setidaknya Louisa sudah lebih baik daripada awal dia menangis berhari-hari sampai mata bengkak bagai disengat puluhan lebah. 

Dirty Scandal (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang