Style 4. putus atau break?

1.1K 65 17
                                    

Happy Reading, Guys....


Deynara terlihat terburu - buru menuruni anak tangga. Pagi ini, mata kuliah di jam pertama, Deynara ada sebuah kuis dengan salah satu Dosen yang menurutnya sangat menyebalkan. Dirinya tidak boleh telat, karena jika telat Deynara akan mengulang minggu depan seorang diri.

Deynara menatap sekitar rumahnya mencari keberadaan seseorang. Namun, dirinya tidak menemukan di area keluarga. Deynara segera melangkah menuju ruang makan.

"Bi!" panggil Deynara. Kemudian segera melangkah mendekat. "Dimana orang satu itu?"

"Baru aja jalan ke depan, Non."

Deynara tanpa mengatakan apapun segera melangkah menuju keluar rumah. Dan benar saja seseorang yang dirinya cari tengah melangkah keluar dari pintu. Deynara dengan segera menahannya dengan menarik ujung jaket milik seseorang tersebut.

"Genta, ikut...," ucap Deynara manja.

"Panggil gue apa lo?"

"Kakak, ade lo yang cantik nan manis ini mau ikut. Mau nebeng ke kamupus." Deynara tersenyum manis.

"Enggak."

"Astaga! Deriel Gentala Aleo, ayolah. Gue telat ini." Raut kesal Deynara terlihat jelas pada wajah Deynaraa.

Deriel mengangkat salah satu alisnya. "Kenapa? Bukan lo banget nebeng gue. Apa lagi gue naik motor."

Deynara menghela nafas. "Sabar, Dey," gumamnya pada diri sendiri. "Kak, gue ada kuis. Gue telat, gue buru - buru. Naik motor itu 'kan sat set gitu, jadi lebih cepatlah!"

Deriel diam sesaat menatap Deynara dari atas sampai bawah. "Udah niat nebeng lo?"

"Banyak kisah lo! Ayo!" kesal Deynara, kemudian menarik lengan tangan Deriel menuju motor Deriel.

"Helem? Lo enggak mau rambut yang selalu lo banggain ke gue, rusak, 'kan?"

Deynara mengangguk. Kemudian dirinya segera mengambil helem yang tersimpan di garasi. Setelah mengenakan helem, Deynara segera kembali menuju motor Deriel dan segera naik. "Ayo!"

"Mundur lo!"

"Gue yang bawa," ucap Deynara terdengar serius.

Deriel menghela nafas kasar. Dirinya segera mengangkat tubuh Deynara dan menurunkannya dari motor. "Cukup sekali lo bawa motor gue!"

"Heleh, masih dendam lo karena motor lo pernah gue cemburin ke kolam ikan?"

"Berisik!" Deriel segera mengenakan helam dan naik ke atas motor. "Jadi ikut, enggak?"

Deynara tersenyum manis dan segera menaiki motor besar berwarna hitam tersebut. "Let's go, Boy!"

Deriel menggeleng, kemudian dirinya segera menyalakan motor dan segera mengendarainya keluar dari rumah.

Sepanjang perjalanan menuju kampus, Deynara hanya diam menatap sekitarnya. Deynara tersenyum menikmati angin yang menerpa dirinya. Deynara memejamkan kedua matanya sesaat.

"Tidur lo?"

Deynara menggeleng. "Mama sama papa sebenarnya dimana? Masa dari kemarin nginap hotel enggak pulang - pulang?"

Deriel menatap sesaat pada spion motor. Dirinya memilih diam dengan fokus mengendarai motornya.

Deynara menyipitkan matanya. "Lo bohongin gue, 'kan?"

"Hmm."

"Genta! Lo benar - benar, ya!"

"Lo panggil gue begitu sekali lagi, gue turuni lo!"

Style  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang