🏴🏴🏴
.
.
.
.
.Jangan lupa VOTE dan KOMEN 🤗💜
[Kim Dokja's POV]
Kim Dokja memandang kosong pada pesan di ponsel pintarnya sejenak. Author dari novel favoritnya baru saja mengirimkan satu lampiran setelah mengatakan bahwa novelnya akan di monetisasi pada pukul 07.00. Melirik pukul yang tertera di layar, sudah menunjukkan pukul 06.55 malam, itu berarti tersisa waktu 5 menit lagi.
Dan saat jarinya mencoba membuka aplikasi webnovel untuk mencari novel satu-satunya yang dibaca, hanya untuk merasakan kepanikan melihat novel yang dimaksud hilang!
Tidak berikan waktu untuk histeris, lampu kereta bawah tanah mendadak padam, membuat ruang lingkup penglihatannya menjadi gelap gulita.
Kereta bawah tanah bergetar keras, mencoba berhenti dengan suara logam yang sangat nyaring.
Selebihnya kereta dipenuhi dengan kebisingan, teriakan, kepanikan dan kegundahan yang mencekam.
Dan berakhir dengan kemunculan suara :
[Layanan gratis sistem Planet 8612 telah dihentikan]
[Skenario Utama telah dimulai]
.
.
.
.
.Dokkaebi muncul, arahan tentang Skenario Utama #1, kegaduhan di kereta, perebutan belalang, dan yang terbunuh karena gagal.
Hanya dalam waktu singkat, hidup Dokja berubah.
Menghela napas, Dokja kemudian duduk di kursi kereta bawah tanah sejenak. Manik matanya menatap yang selamat di balik poni rambutnya.
Ada Yoo Sangah, Lee Hyunsung, anak lelaki bernama Lee Gilyoung, Han Myungoh dan dirinya sendiri. Kemudian matanya menatap nanar ke arah mayat Kim Namwoon di sisi lain kereta bawah tanah.
"Kau baik-baik saja, Dokja-ssi?" tanya Sangah menjadi prihatin saat melihat pria lain yang menundukkan pandangannya. Tampak memikirkan sesuatu.
"Tidak apa-apa, Sangah-ssi. Hanya mencoba menjernihkan pikiranku sesaat," balas Dokja dengan senyuman khasnya. Menepuk kepala Gilyoung sekali lagi, Dokja kemudian memikirkan bahwa novel yang sudah dibacanya selama 10 tahun, kini menjadi kenyataan. Itu berarti-
Mata Dokja melebar.
Rambut merah berkibar adalah hal pertama yang diperhatikan oleh Yoo Jonghyuk. Di keheningan yang begitu memekakkan, dengan petir mawar emas sebagai latar belakang, angin berkibar lembut. Menghantarkan bau alam yang sudah lama di lupakan oleh manusia. Kemudian mata coklat kemerahan itu menatap ke arah Jonghyuk dengan tatapan lembut, tidak ada penghakiman apa-apa. Hanya penerimaan. Dan ketenangan yang begitu kuat sehingga kau bisa menyebut pria mistik itu sebagai rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
(INDO Ver.) H A N I B A R A M | ORV x TCF Fanfiction
FanfictionOmniscient Readerview's Point x Trash of the Count's Family Crossover Fanfiction . . . Menutup mata sejenak pada kebisingan kereta, sebuah paragraf khusus terlintas di benak Kim Dokja. [ Rambut merah berkibar adalah hal pertama yang diperhatikan ol...