"Ayah... aku merindukanmu."
.
.
.
[A year, year later...]
[Raon Miru's POV]Raon Miru menatap sepuluh jari yang tengah digerakkannya.
Jari-jari manusia ini... begitu kecil.
Mata biru kemudian menangkap bayangannya di cermin dan melebar saat melihat formulir manusia tertampang di sana.
Tanpa sadar, mata biru langit itu berkaca-kaca. Disana, ada wajah yang begitu akrab. Rambut hitamnya pendek di atas bahu, sepasang manik biru bercelah dengan kilauan bagai air laut, telinga lancip seperti Elf, kulit putih susu yang sangat kontras dengan rambutnya, serta tubuh kuat seorang anak yang sehat.
Raon tertegun melihat kemiripan di antara wajahnya dengan wajah sang Ayah, yang sudah menghilang selama 4 tahun.
Dirinya pun sudah berusia 11 tahun, melewati fase pertamanya sebagai naga remaja, dan berkat bimbingan Eruhaben, ia bisa mencapai tingkat bertransformasi menjadi manusia.
"Donsaeng!" Raon tersentak dari lamunannya, menoleh kebelakang, melihat noona-nya, On dan hyung-nya Hong, tersenyum begitu sumrigah. Mereka juga dalam bentuk manusianya.
"Wajahmu seperti wajah ayah!" Seru Hong antusias, memegangi pipi adiknya, takjub melihat kemiripan jelas dengan ayah mereka.
"Iya. Sangat mirip dengan ayah kita," sahut On dengan senyuman lembut. Remaja perempuan yang kini berusia 15 tahun itu mengelus rambut adik laki-lakinya.
"Formulir manusia dari Naga biasanya mengikuti memori dari Mana. Melihatmu memiliki wajah yang mirip sepertinya... selamat, Raon." Ucapan dari Eruhaben mengkelukan lidah sang naga hitam.
"Raon-nim." Ia menatap Choi Han yang kuat, melihat manusia berambut hitam itu memberikan senyuman berkaca-kaca yang sama.
"Choi Han yang kuat...," bisik yang termuda menahan isak tangis. Choi Han mulai berlutut dan membuka lengannya. Tanpa menunggu waktu lama, Raon berlari ke arah ksatria ayahnya dan memeluknya erat.
"A-aku berhasil! A-aku telah menjadi seperti manusia, C-Choi Han yang kuat!" Seru Raon dengan suara gemetar di pelukan Choi Han. Ia bisa merasakan manusia lain mengangguk dengan senyuman haru.
"Ya. Kau telah melakukannha dengan hebat, Raon-nim," sahutnya sama gemetar walau lebih kecil.
"A-apakah ayah akan bangga?" Mendengar suara kecil bak rintihan menahan pedih, On dan Hong lekas mendekati si bungsu dan ikut memberi pelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(INDO Ver.) H A N I B A R A M | ORV x TCF Fanfiction
FanfictionOmniscient Readerview's Point x Trash of the Count's Family Crossover Fanfiction . . . Menutup mata sejenak pada kebisingan kereta, sebuah paragraf khusus terlintas di benak Kim Dokja. [ Rambut merah berkibar adalah hal pertama yang diperhatikan ol...